20

2.3K 154 37
                                    

"Saat ini tidak ada hari yang bisa menjadikan kata kita itu nyata"

_Raka Derana Kanagara_






Happy Reading


***




Alunan soneta mengisi penjuru gedung, riuh langkah kaki berdatangan tak lupa bingkisan sebagai buah tangan, Anak remaja maupun orang dewasa berbaur memenuhi ruang luas dengan desain interior mewah.

Bukan pesta ecek-ecek melainkan sebuah gelaran perayaan ulang tahun putra sulung keluarga ternama, keluarga yang di segani sebab keberhasilan dalam merajai dunia perbisnisan, keluarga yang di kagumi sebab keharmonisan serta kekompakannya, di mata masyarakat.

Banyak dari kalangan pengusaha berbondong-bondong mencocokologi–kan  putrinya dengan pemuda yang di gadang-gadang sebagai penerus kerajaan bisnis keluarga itu.

"Mohon perhatian semua, pertama-tama saya ingin mengucapkan terimakasih atas kehadirannya di acara ini. Sebelum pemotongan kue, saya ingin menyampaikan beberapa hal" ucap pria berjas putih yang menambah daya tarik tersendiri.

"Alfian, papa bangga padamu. Berulang kali papa mengatakan ini mungkin kamu sampai bosan mendengarnya, papa tidak bisa menjabarkan seberapa papa sangat menyayangi kamu. Kamu adalah anak baik yang selalu membuat papa bangga, kamu selalu berhasil menunjukkan bahwa kamu layak. Papa percaya kamu tidak akan pernah mengecewakan papa, papa bangga memiliki anak seperti kamu"  papar Khaisan tulus.

"Selamat ulang tahun nak, doa dan cinta keluarga selalu bersamamu. Papa akan selalu berada di belakangmu dan mendukung dirimu, jangan takut melangkah" sambung Khaisan seirama gemuruh tepuk tangan dari tamu undangan.

Alfian berdiri dengan senyum menawannya, ia tahu keluarganya selalu mendukung memberikan semangat tiap saat, membantunya bangkit kala ia merasa lelah menjalani hari.

Setelah kejutan kecil tepat di pergantian hari, kini sang ayang mengadakan pesta besar-besaran di jam delapan malam  dengan mengundang rekan bisnis juga teman satu sekolah Alfian.

Alfian mengajukan satu permintaan sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 18  yang belum di tanggapi sang ayah sampai sekarang.

"Terimakasih papa" ucap Alfian.

Walaupun sebenarnya ia mengharapkan sosok lain turut hadir di tengah-tengah mereka, tapi sepertinya itu tidaklah mungkin.

Acara berlanjut dengan pemotongan kue, Alfian berdiri di depan para undangan dengan kue tertancap lilin menyala. Ia di dampingi keluarganya juga keluarga Clarissa, mulai memejamkan mata memanjatkan doa  di pertambahan usianya.

"POTONG KUENYA, POTONG KUENYA, POTONG KUENYA SEKARANG JUGA, SEKARANG JUGAA!" nyanyi mereka kompak.

Alfian memotong kue ulang tahunnya dengan ceria.

"Potongan pertama untuk, mama tercinta" ucap Alfian menyuapi Sandra kue rasa blueberry kesukaannya.

"Yang kedua untuk papa, yang selalu jadi panutan Al" ujar Alfian memberikan potongan kedua dari kuenya.

Begitu potongan seterusnya, ia berikan kepada kakek, nenek juga tantenya sebagai orang-orang yang paling berharga dalam hidupku.

Berbeda dengan keantusiame an semua orang, gadis bergaun biru laut itu justru terlihat malas berdiri di dekat mereka, ia cenderung memainkan benda pipih persegi yang sekiranya jauh lebih menarik.

Tak Satu Arah [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang