Chapter 4 - A Flight For Two

4.2K 211 16
                                    

JOYOK BANGET ya guys! 🔞

Read with your own consent!

———

"Inget, lo gak gue temenin. Jadi hati-hati disana, ada guards yang udah gue tugasin buat jaga lo. Stay hidden kayak biasa, jangan sembarangan keliatan publik. Ngewe di dalem kamar aja". Pesan El pada Sean didalam mobil, keduanya kini dalam perjalanan menuju ke airport.

Karena kepergian Sean kali ini bukan kegiatan yang menyangkut pekerjaannya, jadi El tidak ada kewajiban mendampingi. Tugas lelaki itu hanya mengantar sang gadis sampai ke airport saja.

El melongok kedalam tas Sean. "Obat lo jangan lupa diminum, gue udah set alarm di IPad lo buat reminder. Tadi semuanya udah gue cemplungin ke tas lo didalem kantong".

"Iya, Mama. Lo lama-lama bawelnya ngalahin nyokap gue deh, El". Ucap Sean.

El terlihat sewot. "Bersyukur lo punya manager kayak gue, gak tau aja gue udah dicalling sama artis sebelah, entar kalo gue iyain nyesel lo".

Sean mencebik. "Ih? Tega lo ya mau ninggalin gue? Awas aja sampe pindah.. Gue acak-acak rumah artis barunya".

Mendengar hal itu El terkekeh. "Ya makanya jangan banyak protes. Udah bagus gue betah".

Sean menatap lelaki disebelahnya. "El".

"Apaan".

"Makasih ya, udah nemenin gue dari 0. Kalo diinget-inget, jasa lo buat gue beneran menggunung". Ucap Sean tulus.

Sepertinya, El melunak mendengar perkataan itu. "Sama-sama, udah jangan dipikirin. Gue kan kerja".

Sean tersenyum. "Kalo nanti gue berenti jadi artis, terus jadi ibu rumah tangga, lo mau ngurus anak gue aja gak?". 

"Jadi babysitter maksudnya? Sialan". Omel El lagi.

"Tapi serius, El. Kalo nanti saat itu dateng, gue jadi ibu rumah tangga, lo berarti bakal urus artis lain dong?". Tanya Sean lagi.

"Lo udah mau nikah sama Ales?".

Sean menggelang. "Belom. Tapi siapa tau?".

El menghela nafasnya. "Gak tau, either gue urus artis lain atau gue quit".

Mereka berdua terdiam, pemikiran akan masa depan Sean itu nampaknya sudah didepan mata.

"Urus anak gue aja lah?". Ucap Sean lagi memecah kesunyian.

"Berisik".

———

Sean melihat betapa kosongnya penerbangan mereka kali ini, seluruh seat di bangku first class nampaknya kosong, hanya seat miliknya yang terisi. Sean menaruh barang bawaannya sendiri dan mengistirahatkan kepalanya di sandaran kursi. Sudah lama sekali rasanya ia tidak bepergian dengan pesawat.

Terakhir kali ia terbang, adalah saat ia menjemput jenazah Vier ke Jakarta. Menyakitkan jika diingat-ingat. Sean sampai memegangi dadanya sendiri, trauma itu memang nyatanya masih ada sampai sekarang. Tak lama berselang, gadis itu hendak membuka buku menunya, namun terkejut saat melihat sesuatu terselip disana.

 Tak lama berselang, gadis itu hendak membuka buku menunya, namun terkejut saat melihat sesuatu terselip disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DEPARTURE TIME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang