Ini hari pertama Sean muncul lagi ke publik sebagai seorang bintang. Gadis itu muncul di salah satu acara peragaan busana ternama sebagai salah satu tamu undangan. Mengenakan setelan yang memamerkan tubuh cantiknya, gadis itu masih sama memukaunya di mata publik. Ramai blitz mengarah padanya saat ia masuk, ternyata auranya masih sama memikatnya seperti dulu.
Seperti biasa, puluhan pasang netra mengarah padanya, merekam dengan jelas pemandangan Sean yang sudah lama tidak kelihatan di publik. Gadis itu bejalan dengan percaya diri menuju ke tempat duduknya dan duduk disana. Sean mengamati jalannya acara tanpa sekalipun melirik ke sekitar, begitu rindu dengan suasana dunia hiburan yang sudah sementara waktu ini ia tinggalkan. Seusai acara, ramai media masih mengikutinya sampai keluar dari gedung, bahkan mengalahkan si empunya acara yang masih berada didalam gedung.
She's still got the strongest power on everyone.
Dan dari malam itulah, Sean mendapatkan membali semangatnya yang sempat luntur. Gadis itu kemudian masuk kedalam mobil alphard hitam yang sudah tersedia di lobby, seharusnya setelah menghadiri acara itu, jadwalnya untuk hari ini sudah selesai. Menyisakan harinya yang masih setengah lagi.
Sean mengambil botol obatnya dan menuang dua butir, menenggaknya habis agar memenuhi perintah dokter yang memintanya tetap mengkonsumsi obat tersebut sehari-hari. Entah sampai kapan ia harus bergantung pada benda mungil itu, pasalnya ia tak juga diperbolehkan lepas dari medikasi.
Hari ini ia tidak ditemani El dikarenakan lelaki itu tengah izin cuti. Ada yang aneh memang pergi kemana-mana tanpa manager cerewetnya satu itu, tapi untunglah jadwalnya hari ini tidak memekakkan kepala, jadi pergi sendiri tidak terlalu membuatnya pusing.
———
Ales sejak tadi sibuk memandangi wajah Sean yang tengah mengiris potongan tomat diatas talenan, gadis itu bahkan seakan tak menyadari sorot mata Ales padanya. Saat ini mereka tengah dalam keadaan masak-memasak dirumah Ales. Awalnya Ales duluan yang bersikeras ingin memasak, namun baru mulai memotong-motong bahan makanan, lelaki itu sudah mulai membuat kekacauan di dapurnya sendiri.
Pada akhirnya, Sean mengambil alih pekerjaan itu dan memotongkan bahan makanan yang hendak mereka pakai dengan telaten.
"Kamu diliat-liat udah cocok banget jadi ibu rumah tangga". Komentar Ales tiba-tiba.
Sean melirik sekilas dan menyembulkan senyumnya. "Ngaco aja, aku masih muda".
"Gak lah, udah pas umurnya. Udah ada juga yang mau nikahin". Balas Ales lagi disertai kekehan.
Gadis itu tertawa, memilih mengabaikan gurauan Ales barusan. "Les, minta tolong boleh?".
"Minta tolong apa?".
Sean memiringkan kepalanya. "Ini rambutku ganggu, bisa tolong ikat? Dikuncir asal aja yang penting gak ke depan-depan rambutku".
Ales menuruti, lelaki itu kemudian terlihat celingukan. "Kuncirnya pakai apa?".
Sean menunjuk kearah tumpukan karet dapur. "Itu, pakai karet aja. Urgent".
Ales mengambil salah satunya dan berdiri tepat di belakang Sean, dengan perlahan mulai mengambil rambut gadis itu dan mengumpulkannya dalam satu genggaman.
Sepertinya ini salah, karena dari jarak sedekat ini, aroma tubuh Sean merasuk dengan jelas ke indera penciuman Ales.
Aroma manis itu membuatnya tak tahan untuk menghirup lebih. Jadi, bukannya langsung mengikat rambut Sean, lelaki itu malah menempelkan hidungnya di tengkuk sang gadis, membuat tubuh mungilnya tiba-tiba saja membeku di tempat.
Tidak berhenti sampai disitu, Ales juga memberi kecupan kecil pada leher Sean, hanya mengecupnya singkat tanpa intensi lebih, membawa bibirnya hingga ke pelipis sang gadis dan mengecupnya lebih lama.
![](https://img.wattpad.com/cover/318310075-288-k720040.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DEPARTURE TIME
RomanceSebuah lanjutan perjalanan cinta dari Ales, Captain Pilot penerbangan pesawat komersial ternama dan Oceana, artis kelas dunia mempertahankan cinta mereka. Ditengah cinta yang hampir berlabuh, selalu ada cobaan yang menanti. Entah cobaan itu berasal...