Ales menghela nafasnya berulang kali, memperbaiki ikatan dasinya yang sempat miring agar terlihat lebih rapi. Lelaki itu menatapi dirinya sendiri di cermin, berkontemplasi apakah dirinya sudah cukup rapi untuk berjalan di altar dan mengucap sumpah setia pada tuhan bersama sang cantiknya.
Jantungnya tak mau tenang, berdegup tak karuan sejak tadi, merasakan tumpukan perasaan khawatir dan gelisah berkecamuk dalam dadanya. Hari ini pada akhirnya tiba juga, setelah lama menunggu, melewati hari-hari penuh dengan banyak hal baru yang baru dirasakannya ketika mereka memutuskan untuk terbuka pada dunia.
Semenjak pengakuan Sean pada dunia, hari-hari Ales dipenuhi dengan sembunyi. Lelaki itu beberapa kali kerap harus berhadapan dengan pers yang mencarinya dan meminta konfirmasi. Tak jarang bahkan mengejarnya hingga kerumah. Berulang kali lelaki itu harus melarikan diri ke hotel dan bersembunyi dari kejaran media. Situasi di airport chaos setiap kali Ales menunjukkan batang hidungnya, beberapa dari bodyguard Sean bahkan sempat diutus untuk turun kesana karena kekhawatiran sang gadis akan keselamatan Ales.
Tapi, 2 bulan setelah kejadian itu, kondisi publik mulai membaik terhadap keduanya. Fans mulai menerima hubungan mereka, bahkan beberapa mulai menjadikan Ales sebagai sosok pria idaman yang dinilai paket komplit. Tampan, terpandang, berprofesi penting, sukses, muda, sepertinya tidak cukup sederet untuk merincikan akan betapa pantasnya Ales bersanding dengan seorang Oceana.
Selama melewati masa-masa itu, Sean tidak diperbolehkan sama sekali memegang social media. Ales dan El adalah dua orang yang bertugas mengontrol segala jenis perilaku sang artis, menjaganya agar tetap sehat dan tidak terbebani mental dan fisiknya di masa kehamilan mudanya. Sesi terapi Sean pun terus berlanjut, hingga pada akhirnya psikiatri Sean memperbolehkan gadis itu untuk menghentikan konsumsi obatnya dengan dibawah pengawasan orang terdekatnya, yaitu Ales, El, dan juga keluarganya yang bergantian menjaga sang gadis.
Pada akhirnya, agency juga menonaktifkan Sean untuk sementara waktu. Selain untuk keperluan agenda dari brand milik Revano, yang entah mengapa tetap memintanya melangsungkan tanggung jawabnya ditengah huru-hara, Sean tidak diperkenankan mengikuti kegiatan lainnya maupun muncul di publik tanpa persetujuan dari Starsun.
Dan hari yang mereka tunggu-tunggu akhirnya tiba, dimana keduanya tengah berada di Bali, demi melangsungkan pernikahan yang sudah terencana selama 2 bulan terakhir ini. Singkat memang, namun untunglah tersusun dengan rapi hingga hari ini. Ales menatap dirinya sendiri dengan balutan jas berwarna putih di cermin, jika saja Gio masih ada di dunia, pasti saat ini sang adik tengah berada di sampingnya, mengurangi intensitas gugupnya dengan memberinya celotehan lucu. Namun kini, Ales sendiri.
Pintu terbuka begitu saja, menampilkan Illias yang berdiri disana dan memperhatikan kearah sang sahabat. "Udah siap, Bro?".
Ales menghembuskan nafasnya, merapikan pakaiannya sekali lagi sebelum berbalik. "God, I can't even breathe properly. Rasanya kayak waktu gue mau nerbangin pesawat pertama kali".
Illias tertawa renyah. "I know, Man. Been there before. Tenang aja, you'll be okay. Bentar lagi juga lega".
"Udah pada disana, Yas?". Tanya Ales lagi, bergerak keluar dari ruangan dengan Illias disampingnya.
"Udah, semuanya udah nunggu lo. Tadi Adriel minta tolong gue buat cek lo, soalnya dia lagi cek ke tempat Sean". Balas Illias.
Mereka berjalan beriringan hingga menuju ke dekat tempat acara. Illias menepuk pundak Ales sekali lagi sebelum akhirnya membiarkan sang lelaki sampai ke ambang pintu untuk melangsungkan janji setianya di altar yang terletak tak jauh dari bibir pantai.
"Goodluck, Les. Akhirnya saat yang lo tunggu-tunggu dateng juga. Jangan kelewat nervous, nanti lo muntah di altar kayak pertama lo simulasi terbang kan gak lucu". Pesan Illias.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEPARTURE TIME
RomansaSebuah lanjutan perjalanan cinta dari Ales, Captain Pilot penerbangan pesawat komersial ternama dan Oceana, artis kelas dunia mempertahankan cinta mereka. Ditengah cinta yang hampir berlabuh, selalu ada cobaan yang menanti. Entah cobaan itu berasal...