Part ini JOYOKNYA BGT BGT ya, Dah diingetin nih!! 🔞🔞🔞🔞🔞🔞
Pls read with ur own consent.
———
Sean tidak tahu kenapa, tapi rasanya gairahnya akhir-akhir ini sedang meletup-letup. Bukan berarti sebelumnya tidak, tapi akhir-akhir ini rasanya begitu berbeda. Kasur dan Ales adalah dua hal yang terus mampir di pikirannya tanpa henti. Kasur, kamar mandi, dapur, balkon..
Dan berbagai tempat lainnya yang sempat melintas di pikirannya. Jadi, malam ini rasanya malam yang tepat untuknya menyalurkan geloranya. Insiden tadi benar-benar membuatnya menginginkan sesuatu lebih dari apapun saat ini ; menghukum Ales dan membuatnya memohon dibawah sentuhan gadis itu, seperti yang selalu terjadi padanya saat lelaki itu menghukumnya.
Dimulai dengan ciuman yang begitu memabukkan, saling bersambut dengan lidah yang berebut dominasi. Hingga akhirnya, Sean mendorong tubuh Ales hingga jatuh saat lelaki itu mulai menyentuhnya di area bokong. Gadis itu tersenyum sinis dan menggeleng. "Jaga tangan kamu, Ales. Malam ini, bukan kamu yang berhak atas aku, tapi aku".
Sean kemudian merambatkan tangannya di sekitaran paha Ales, hingga ke perut dan dada lelaki itu, sengaja melewatkan daerah inti yang sudah menonjol disana. Gadis itu dengan sengaja pula menjatuhkan tubuhnya diatas tubuh Ales, jemarinya cakap membuka ikatan dasi yang bersimpul di leher sang pilot dan menariknya hingga lepas.
Nafas Ales memburu saat melihat Sean melilitkan dasi itu ke tangan mungilnya. perlu beberapa putaran hingga akhirnya berhasil terlilit habis.
"Malam ini, aku cemburu, Ales. Aku marah karena baru tahu soal ini. Dan kamu salah, karena udah buat aku marah, jadi malam ini, kamu yang harus dihukum". Ucap Sean dengan seringaian di wajahnya.
Pernahkah Ales bilang betapa sexy-Nya Sean ketika gadisnya itu tengah marah?
Jika belum, biar Ales sampaikan sekarang ; Sean terlihat 100x lebih seksi ketika sedang marah padanya, terlebih malam ini, ketika gadis itu berniat menghukumnya.
"Tonight, I'll pleasure you so much, multiple times. I'll do things to make you crazy, but I'll never let you finish. Until you beg to me to let you cum, Capt". Bisik Sean seraya membuka cepolan rambutnya dan mengacaknya.
Gadis itu kemudian merangkak hingga duduk di pinggang Ales, dan mengambil kedua tangan lelaki itu yang terbebas, membawanya keatas, dan mengikatnya sebagaimana yang lelaki itu lakukan padanya dulu. Sean memastikan ikatan itu cukup kencang, menahan tangan lelakinya tetap disana. "And you can't touch me at all. Keep your hands to yourself".
Ales bersumpah, ia mungkin bisa selesai hanya dengan omongan gadisnya itu. Bisikan itu menggodanya, membuat pinggangnya bergerak tanpa sadar, mengejar friksi agar Sean mulai menyentuh area sensitifnya.
Melihat itu, Sean menampar pipi sang pilot, membuat lelaki itu terkesiap dan bahkan membelalakkan kedua netranya. Yang ditatap hanya sibuk menyeringai, mencengkram pipi Ales dengan tangan mungilnya. "Be patience, Capt. Or you will not get anything at all tonight".
Ales memperhatikan bagaimana selanjutnya Sean memelucuti pakaiannya sendiri hingga tubuh polosnya terpampang untuk Ales, gadis itu kembali merangkak dengan tubuh tak berbalut pakaian dan memutuskan untuk duduk diatas wajah sang lelaki, memberi jarak sekitar 5 centi diatas mulut Ales. Sean merunduk, menatap nakal pada sang kekasih.
"You want a taste, Capt?". Ucap Sean dengan nada Sensual.
Jujur saja, Sean perlu mati-matian menahan diri saat merasakan nafas Ales yang berhembus keluar dari bibir lelaki itu. "Sit, whore". Desis Ales.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEPARTURE TIME
RomanceSebuah lanjutan perjalanan cinta dari Ales, Captain Pilot penerbangan pesawat komersial ternama dan Oceana, artis kelas dunia mempertahankan cinta mereka. Ditengah cinta yang hampir berlabuh, selalu ada cobaan yang menanti. Entah cobaan itu berasal...