Chapter 3 - Commited to Love

3.3K 208 8
                                    

Kedua insan itu menikmati hasil masakan mereka bersama, baked chicken dan brokoli ditemani dengan burrito dan saus salsa menjadi menu pilihan keduanya untuk makan malam kali ini. Ales mencicipi masakan itu duluan dengan dibantu Sean yang menyodorkan sesuap untuknya.

"Enak?". Tanya Sean dengan wajah khawatir.

Netra Ales membesar merasakan cita rasa makanan itu. "Enak".

"Beneran?". Tanya Sean lagi, merasa tidak yakin dengan ucapan Ales.

Ales mengangguk. "Kamu mau cobain juga?".

Baru saja Sean ingin menyendok untuk dirinya sendiri saat Ales mengecup bibirnya dan menyesapnya pelan. Seumpama memberi kisi-kisi rasa masakan mereka dari indera pengecapnya.

"Enak kan?". Tanya Ales gantian, mengerling usil.

Gadis itu hanya tertegun, tidak mampu berbicara karena perlakuan Ales yang 'menarik-ulur'nya. Entah apa maksud Ales dengan 'Enak', makanannya atau bibirnya?

Lelaki itu kemudian mengambil piring untuk mereka berdua dan membagi makanan ke dua tempat dengan sama rata. Ia juga tak lupa mengisikan gelas keduanya dengan air sampai full.

Ales memang lelaki yang sarat akan act-of-service nya.

Tak lama kemudian, lelaki itu mulai makan dengan bersemangat. Bibirnya sampai membentuk pout, khas Ales jika sedang mengunyah. Suasana ini mengingatkan akan masa lalu mereka, disaat hubungan itu masih hanya sebatas hubungan tertutup yang tidak terlalu diperjuangkan.

"Oceana, kok gak dimakan?". Tanya

Suara Ales menyadarkan lamunan Sean. "Makan kok".

"Kamu kapan flight lagi, Les?". Gantian, kali ini Sean yang bertanya.

Ales menghentikan kunyahannya, bibirnya cemberut memandangi Sean. "Udah pengen buru-buru pisah ya sama saya?".

Lelaki itu kemudian mengaduk-aduk makanannya dipiring dengan wajah yang terus cemberut.

Ales sebal, padahal ia lagi rindu-rindunya pada Sean.

Disisi lain, Sean gemas bukan main melihat lelaki didepannya yang tengah melangsungkan aksi ngambek. Ini sepertinya pertama kalinya lelaki itu menunjukkan sikap menggemaskan seperti itu.

"Bukan gitu, kan aku cuma nanya". Ucap Sean diselingi tawa.

Ales hanya mencebik. "Lusa, aku trip nonstop itu, ke Boston, baliknya ke Seoul, baru ke Jakarta".

"Lama dong, Ales?".

"Mungkin, 2 minggu lah approximately sampe Jakarta lagi karena tiap stop saya ada liburnya".

Sean hanya mengangguk. "Oh".

"Mau ikut?".

Sean membelalakkan matanya. "Ikut kamu?".

"Iya, kan jadwalmu juga belum padet. Saya tanya Adriel, katanya baru ada jadwal lagi akhir bulan?". Jawab Ales lagi.

"Nyindir deh, gara-gara aku lagi sepi job". Balas Sean.

Ales terkekeh. "Udah dibilang, saya malah seneng kalo kamu sepi job, jadi bisa sama saya terus".

"Nyebelin kamu, Ales". Omel Sean.

Ales kali ini tertawa melihat ekspresi sebal gadisnya dan memutuskan untuk mengecup keningnya. "Jadi gimana? Mau kan? Jalan-jalan sama saya keliling dunia".

"Nanti aku pikirin deh".

"Jangan lama-lama, nanti keburu hangus penawarannya".

🤍🤍🤍🤍🤍

DEPARTURE TIME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang