WKWKWKWK OKE DECH DIKARENAKAN AKU DIKROYOK DI CHAPS SEBELUMNYA, JADINYA GAJADI END DULU YACH WKWKWKWK
But anyway, feedbacks are important for writers, just tell me when you think the story gets boring, so I can finally decided to end it 😂
Anyway chaps ini 🔞 ya! Dah dibilangin loh tp ini softie vanilla-ish lol baru nikah jgn dikasih yg barbar dulu🥹
———
Sean tengah mencopot satu persatu anting yang ia kenakan, rasa lelah di tubuhnya baru terasa sekarang setelah resmi menghabiskan setengah hari untuk perayaan pernikahan meriahnya. Gadis itu kemudian merasakan tangan kekar milik Ales yang melingkar di pinggangnya, jemari sang lelaki bersatu diatas perutnya yang masih rata. Lelaki itu mengecup pundak Sean yang terbuka, menatapi pantulan diri mereka dari cermin meja rias rumah Ales. Mereka tersenyum, dengan keduanya yang masih mengenakan pakaian pernikahan, terlihat begitu sempurna sebagai pasangan suami istri.
"Cantik banget istri saya". Bisik Ales lembut.
Ekspresi Sean berubah lucu. "Gombal terus deh kamu seharian ini".
Kecupan Ales naik hingga ke pipi sang gadis, memberi jejak di kulit cantik Sean. "Muji istri sendiri kok dibilang gombal sih?". Jemari Ales menjalin jemari Sean yang lebih mungil darinya, membiarkan pegangan mereka saling bertaut. "Tadi semua orang sampai gak kedip lihatin kamu, apa lagi yang cowok-cowok, bikin saya pengen tembak kepalanya satu-satu aja".
"Ales, sembarangan". Balas Sean disertai cubitan gemas di lengan sang lelaki.
Sang cantik menoleh, menemukan Ales yang lebih dulu menatapinya dengan memuja. "Padahal yang cewek-cewek juga matanya sampai pada mau copot lihat kamu, Les".
"Masa sih? Saya gak merhatiin. Mata saya ke kamu doang". Balas Ales lagi.
Tiba-tiba saja, suasana kamar malam itu jadi lebih hangat dari biasanya, dipelopori oleh Sean yang meraih leher Ales dan menariknya hingga bibir mereka saling bertemu, memagut penuh perasaan selama sejenak, sebelum menariknya. "Emang cuma boleh liatin aku aja, gak boleh yang lain. Kamu punyaku, Capt".
Mendengar hal itu, sesuatu didalam tubuh Ales seakan terpantik, pernyataan posesif Sean padanya membuatnya merasa begitu dimiliki, patuh, akan satu makhluk yang menguasai hatinya secara utuh. Ales tidak lagi menyadari, saat ciuman diantara mereka makin menuntut, meminta sesuatu yang ingin dilegakan.
Sean lah yang lebih dulu mendorong tubuh tegap itu hingga jatuh diatas kasur dengan posisi telentang. Gadis yang masih berbalut baju pengantin itu menaikkan ujung gaunnya hingga ke batas paha dan merangkak naik ke tubuh sang pilot, menyamankan diri diatasnya dan kembali menyatukan bibir mereka.
"Bantu aku lepas bajuku, boleh, Mr. Pradikta?". Bisik Sean dengan nada menggoda, membuat seluruh tubuh Ales meremang dibuatnya.
Ales meraih bagian punggung Sean dan mencari resleting yang masih terpasang rapi. "My pleasure, Mrs. Pradikta".
Gaun cantik yang dihiasi butiran swarovski itu terlepas perlahan, menampilkan tubuh polos Sean dengan kilauan di kulitnya dan rona kemerahan yang menjalar di sekujurnya, nampaknya efek dari aliran darah yang berdesir kencang. Ales menyusurkan ujung jemarinya di kulit itu, membagi hangatnya dengan sang gadis yang tengah menatapnya dari atas, tatapannya begitu memabukkan, seakan menyihir siapapun yang berani melihat kearah dua netra bulat itu.
"Bangun, sayang". Ucap Ales lembut, lelaki itu bahkan meneguk salivanya lebih dulu. Ales mendorong tubuh Sean pelan, agar sang gadis mau beranjak dari pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEPARTURE TIME
RomanceSebuah lanjutan perjalanan cinta dari Ales, Captain Pilot penerbangan pesawat komersial ternama dan Oceana, artis kelas dunia mempertahankan cinta mereka. Ditengah cinta yang hampir berlabuh, selalu ada cobaan yang menanti. Entah cobaan itu berasal...