JOYOK MANIS YA INI 🔞🔞🔞🔞
Cie joyok manis gak tuh👏🏻😂
———
Mereka masih terus berciuman, hingga tanpa sadar Sean menarik Ales terus condong kembali kedalam kamar. Tanpa melepas pagutan, Sean membimbing langkah sang lelaki yang nampaknya masih dimabuk cumbuan itu agar terus mendekat ke kasur dengan dirinya yang lebih dulu merebah.
Gaun malam yang Sean pakai sudah tersingkap sampai ke batas pahanya, membuatnya terlihat seperti sang dewi yang turun dari surgawi. Sean menarik tangan Ales agar jatuh diatas tubuhnya, membuainya dalam satu hal yang sarat akan gairah. Namun, lelaki itu menahan dirinya tidak mengikuti buaian sang gadis. Ia melepas ciuman mereka dan menatap Sean dari atas dengan tatapan ragu.
"Kenapa?". Tanya Sean heran, jemarinya mengelus kedua lengan Ales yang berada di sisi kanan dan kiri tubuhnya.
Ales menahan nafasnya, kemudian membuangnya pelan. "Saya bener-bener lagi coba kontrol diri saya, tapi ini udah diambang batas".
Jemari Sean kini bermain di dada lelaki itu. "Kenapa harus nahan diri, Ales?".
Ales menundukkan wajahnya, sepertinya malam ini akan jadi malam yang panjang untuk mereka berdua. "Kamu tau kan awal dari hubungan kita gimana?".
"Dari kasur?". Tanya Sean dengan nada inosen.
Ales menatap bagaimana kilatan gairah itu berkilau di mata Sean. "Hubungan kita dimulai dengan cara yang gak biasa, salah. Gak seperti hubungan normal lainnya".
Sean mulai mengerutkan keningnya. "Terus?".
"Omongan saya kemarin soal saya akan berjuang untuk buka hati kamu itu gak main-main, Oceana. Saya serius mau berusaha untuk buat kamu percaya sama saya, percaya sama kita". Lanjut Ales.
"Aku gak ngerti, Les. Hubungannya sama seks apa?". Tanya Sean tak sabaran.
Ales merapikan anak rambut Sean yang menutupi dahinya, gadis itu terlihat begitu indah dari perspektifnya sekarang. "Saya mau hubungan kita yang dulu dan sekarang itu beda. Dulu kita sama-sama karena kamu butuh fisik saya, to get you pleasure. Saya mau sekarang beda".
Sean bahkan bangkit dari rebahannya. "Tapi kan kemarin ujungnya aku juga cinta sama kamu? Memang salah?".
Ales tersenyum, jemarinya kini aktif merapikan rambut Sean ke belakang telinga gadis itu. "Gak salah, sayang. Hanya waktu itu keadaannya yang salah. Saya cuma pengen, kalau sekarang kita melakukan itu lagi, itu karena kamu memang cinta sama saya, tanpa siapapun lagi di hatimu. Dan saya pengen, kamu cinta sama saya karena diri saya, pribadi saya. Bukan karena aktivitas seks kita".
Sean kagum akan betapa cakapnya Ales bertutur. Lelaki itu memang betul-betul dewasa, ia selalu mengutamakan komunikasi terjalin diantara mereka.
"Kalau kamu udah yakin sama saya, kita bisa lakuin itu. Tapi kalau belum, kita tunda dulu, sampai kamu gak punya ragu sedikitpun lagi soal saya. Biarin saya buktiin ke kamu". Sambung Ales lagi.
Sean menatap kearah sang pilot. "Tapi tadi di pesawat kamu mau?".
Ales meringis. "I swear to god, saya udah berusaha nahan. Tapi saya juga laki-laki normal, Oceana. Kamu terus-terusan uji iman saya. Gak tau aja kamu gimana rasanya saya keras selama pegang kemudi, sampai saya takut copilot saya notice".
Sean gemas bukan main melihat ekspresi Ales dan memutuskan untuk mengecup pipinya. "So, what's my magic word to get you agree to fuck me tonight?".
"Say that you love me. Bilang kamu mau habiskan waktumu seumur hidup sama saya". Ucap Ales.
Netra Sean menatap intens ke sepasang mata milik Ales secara bergantian. "Kamu tau aku sayang kamu, Ales. Kamu selalu tau itu, how I love you so much".
"So you''ll let me in? You'll let me inside your heart?". Tanya Ales, matanya penuh dengan cinta.
"You are already there, sayang". Jawab Sean.
Bola mata Ales membelalak mendengar panggilan sayang itu lagi. Jantungnya berdegup bak menembus rongga dadanya. Mendengar panggilan sayang dari Sean lagi setelah berbulan-bulan membuat hatinya membuncah.
Tanpa banyak berkata, lelaki itu membungkam bibir Sean dan memberinya kecapan yang membuat sang gadis kewalahan dan kembali ambruk diatas kasur. Ales tidak memberinya jeda sekalipun, bahkan untuk bernafas. Kecupannya turun terus hingga ke leher jenjang Sean, menuntut perhatian dan membuat sang gadis memejam karena rasa yang ditimbulkan.
"Accepted. We'll definitely gonna make love tonight". Bisik Ales dengan suara beratnya.
Ales membuai tubuh Sean yang sudah lama sekali tidak terkena sentuhan dengan penuh hati-hati. Lelaki itu tidak tergesa, membiarkan malam itu menjadi malam panjang bagi mereka berdua. Ciumannya lembut di sepanjang kulit sensitif Sean yang merona. Tubuh mereka polos, hanya tertutup dengan selimut di setengah badan.
Hentakan Ales begitu lembut, seakan membiarkan gadisnya membiasakan diri lagi dengan ukurannya yang memenuhi tubuh Sean.
"Kenapa pakai selimut, Ales?". Rintih Sean ditengah percintaan mereka.
Ales terkekeh kecil dan mendekatkan bibirnya pada telinga Sean. "Biasain dari sekarang, latihan kalo nanti punya anak, harus begini caranya supaya gak ketauan".
Sean menertawai statement sang pilot. "Aneh banget kamu. Aah—Ales".
"Do you still consume your birth control?". Tanya Ales sembari terus menggoyangkan pinggangnya pelan.
Sean menggeleng, menahan gelenyar yang perlahan terbangun. "Udah berhenti dari tiga bulan lalu".
"Okay, I'll be careful. I'll come outside". Ucap Ales sebelum memfokuskan diri dengan kegiatannya.
Sean menyentuh wajah Ales. "Don't you like the idea of me being pregnant? With your kid? With our kid?".
Ales merasakan dinding Sean mengetat. "Fuck. Jangan diketatin, saya bisa cepet keluar. It's been long since I got inside you".
Tanpa sadar Ales mulai menaikkan kecepatan hujamannya, permainan kata yang Sean mainkan padanya nampaknya berhasil. "Does that turn you on? Wouldn't I be sexy being pregnant with your kid?".
"Oceana—bangsat. Saya bisa keluar sekarang". Umpat Ales, hujamannya mulai tak karuan, membuat rengekan Sean makin tak terelakkan.
Sean menatap mata Ales dalam. "Come inside, Ales. Get me pregnant".
Bagai sihir dan Ales adalah korbannya, lelaki itu sampai di puncaknya duluan. Pertama kalinya dalam sepanjang kegiatan bercinta mereka, Ales sampai di puncaknya duluan.
Otaknya lumpuh, tak mampu berpikir saat lelaki itu menuruti mantera yang Sean bisikkan padanya sejak tadi. Ia membiarkan dirinya meledak didalam sana, bersambut dengan hangatnya dinding Sean untuknya.
Ales menggeram, tak sedikitpun berniat menghentikan gerakannya walau ia sudah lebih dulu sampai. Jemari kaki Sean sampai menekuk menerima nikmat yang bertubi-tubi.
"Les—Mm.. Mau keluar..". Rintih Sean.
"Go on, baby. You're free to cum". Balas Ales, menatap Sean dengan tatapan mendamba.
Sama seperti Ales, tubuh Sean bagai tersihir. Ia sampai di pelepasannya dengan hebat, menyemburkan cairan yang membasahi kasur, bahkan paha Ales.
"Been so long not seeing you squirt". Ucap Ales sembari menontoni adegan yang terjadi pada Sean.
Sean hilang akal rasanya, sensasi bercinta yang diawali dengan lembut dan hilang kontrol di akhir membuat kepalanya pening, apalagi ketika Ales menarik tubuhnya untuk naik diatasnya.
"Ride me for round two". Desis lelaki itu.
———
🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
DEPARTURE TIME
Roman d'amourSebuah lanjutan perjalanan cinta dari Ales, Captain Pilot penerbangan pesawat komersial ternama dan Oceana, artis kelas dunia mempertahankan cinta mereka. Ditengah cinta yang hampir berlabuh, selalu ada cobaan yang menanti. Entah cobaan itu berasal...