00. Preview

1.2K 64 2
                                    

XI-IPA5?

Siapa yang tak kenal dengan kelas berjulukan Prince Class from Garuda tersebut?

Bukan tanpa alasan XI-IPA5 mendapatkan julukan Price Class from Garuda, tapi karena memang 3:1 penghuninya cowok-cowok tampan yang jadi pujaan dari kalangan kakak kelas maupun adik kelas. Hampir keseluruhan siswa yang menempati XI-IPA5 memiliki pamor tinggi sehingga kerap kali dijadikan bahan gosip guru-guru. Bukan hanya itu, kelas ini juga hanya memiliki 18 siswa di saat kelas lain memiliki penghuni bangku lengkap berjumlah 20 orang.

"Jadi...." Kalimat dari guru laki-laki muda dan tampan di depan sana terjeda, mata dengan sorot tajam itu memandang satu-persatu wajah baru di dalam kelas yang kini tampak hening tanpa ada satupun suara. "Selamat datang di XI-IPA5, saya Teo Mahendra yang akan jadi wali kelas kalian untuk satu tahun ke depan. Ada pertanyaan?"

Hening.

Benar-benar hening sampai suara nafas teratur dapat terdengar.

"Oke, saya rasa-"

"Pak!" Gadis dengan kulit seputih susu dan rambut gelombang panjang -Chacha Callie Cristy- yang duduk di bangku depan pojok kanan tepat sejajar bangku guru mengangkat tangan tinggi memecah keheningan. "Bapak udah punya pacar?"

Celetukan sederhana itu mampu membuat nuansa kelas berubah ramai. Hampir sebagian besar isi kelas mengumpat pelan karena kesan tegang yang tadi sempat hadir hancur seketika. Chacha menoleh dengan mata sipit melotot, mengancam cowok-cowok yang sibuk bersorak untuk diam.

"Udah, Cha. Pak Teo istrinya udah 4 sesuai sunah Rosul," jawab cowok berkulit sawo matang dari belakang, Haikal Chandra, "lo kalau mau bisa diasuh jadi peliharaannya," lanjut cowok itu tak ada saring.

"Syukuran ganti nama dulu, Cha, jadi Heli," lanjut cowok ramping dengan wajah bangsawan -Rendra Arsaneo- di sisi Haikal ringan.

"Heli guk guk guk," sahutan dari depan terdengar nyaring, tak lupa diiringi nada riang layaknya anak TK yang tengah diajari bernyanyi ketika akan masuk kelas.

"Kemari guk guk guk."

"Ayo lari-lari."

"HELI!" teriak Haikal sudah seperti mengomando paduan suara sampai mengangkat tubuh dari bangku semangat.

"GUK GUK GUK!" sambut seluruh cowok kelas kompak mengikuti nada yang Haikal gunakan.

"KEMA-Awww!" Cowok sawo matang itu segera mengaduh memegangi dahi, menoleh ke arah pelempar penghapus kotak kecil sebelum akhirnya menyatukan tangan meminta maaf dengan raut wajah takut dibuat-buat. "Maaf Kanjeng Ratu," ujarnya pelan dan kembali duduk dengan anteng.

Chaerra Karinda, cewek asal Surabaya yang duduk di sisi bangku dekat pintu memutar bola mata malas dengan tangan mengepal masih tak puas mengancam Haikal. "Lanjutin, Cha! Lo mau apa tadi? Jadi babby sugar-nya Pak Teo?"

Win CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang