"Rin, mau pakek jaket?"
Enam orang gadis yang berurutan keluar dari pintu kelas menoleh bersamaan. Arina di barisan paling depan mengerjap, menoleh pada Chacha di sisinya. Gadis cantik itu tampak termenung untuk beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk, menerima jaket yang Juna ulurkan setelah melihat respons Chacha terlihat biasa saja.
"Cha, mau pakek jaket?" tawar Nathan berdiri di sisi Juna ikut-ikutan menyodorkan jaket hitam dari tasnya.
Chacha tersentak, menunjuk dirinya sendiri bingung. "Serius lo nawarin ke gue?"
"Mau jaket gue, Cha?" Hessa menoleh, menunjukkan jaket yang tengah ia kenakan sendiri. "Atau mau jaket Hadi nih?" tanya pemuda itu mendorong Hadi di sampingnya maju.
Hadi mengumpat refleks. "Dingin anjir, gak usah ngada-ngada kayak punya kekebalan tubuh tinggi aja."
"Hessa mah melebihi tinggi, bukan dia yang takut virus, virusnya yang takut dia," celetuk Soni, "mau jaket, Cha?" lanjut cowok itu ringan begitu saja.
Chacha berdecak, sadar jika tawaran Nathan tadi tak lebih dari ajang menggoda tingkah Juna dan tidak benar-benar serius. Gadis itu jadi sedikit memundurkan tubuh, memberikan barisan paling depan kepada Arina sepenuhnya agar bisa berdiri sejajar dengan Juna. Tubuh Lia di belakang gadis dengan kulit putih itu jadi ikut melangkah mundur, mengambil tempat lain.
"Gak usah gangguin gue!" ancam Chacha tajam, menunjuk ke arah Hessa, Hadi, dan Soni bergantian. "Lo semua bukan circle gue!"
"Dih, kayak lo masuk circle kita aja?" William dengan mata dan tangan bergerak fokus pada layar ponsel membalas. "Lo tuh gak diajak, gak usah ikut-ikutan."
Senya di sisi tubuh Lia jadi maju, berdiri di hadapan Chacha tak santai. "William lo mending pulang, majikan lo udah gak di sini gak usah sok berani," balas gadis mungil itu mengusik perihal Jeiden dan Chaerra yang sudah lebih dulu balik.
"Eh, ngaca! Majikannya lo juga udah pulang, gak usah sok berani!" Haikal membela, menggerakkan tangan menyembelih lehernya sendiri menakuti Senya.
Suara antara anak laki-laki dan perempuan terus terdengar saling mencela satu sama lain, beberapa anak IPS1 yang juga tengah berdiri di depan kelas bahkan sampai menoleh, tapi berikutnya jadi kembali tak peduli. William dan Soni yang merasa sudah tidak dapat lagi membalas karena kali ini Chacha ikut-ikutan secara teratur melangkah menjauh, ikut di gerombolan cowok-cowok IPS1 yang tengah asyik bermain game online di temani rintik-rintik hujan. Udara dingin yang menebus dari hujan yang semakin deras membuat beberapa anak memilih diam, meringsut pada jaket masing-masing.
"Cha, mau pakek jaket gue?" tawar Lia melepaskan jaket hoodie biru tua di badannya setelah beberapa saat mengamati gadis dengan kulit seputih salju di hadapannya menggigil memeluk bahunya sendiri. "Agak munduran, makin lo maju makin kerasa anginnya."
Chacha menggeleng kecil, benar-benar mundur selangkah, merapat pada pintu kelas. "Sini, lo aja yang peluk gue."
Area di depan kelas yang awalnya ramai kini tinggal beberapa anak karena sebagian memilih pulang atau berkelana ke kelas-kelas lain. Contohnya Soni dan William yang sudah asyik masuk ke IPS1, Haikal yang bergabung bersama IPS2, Yoga bersama Xafier yang memilih turun menuju IPA1, dan lain sebagainya. Hanya tersisa Hadi, Rendra, Hessa, Nathan, Chacha, dan Lia yang berada di ujung paling kanan dekat dengan tangga.
"Cha, serius gak mau pakek jaket gue aja?" Nathan kembali menawarkan, mengulurkan kain yang masih belum ia kenakan sejak tadi di tangannya.
"Gak usah, Nat, lo pakek aja, dingin."
"Gue betah dingin kok."
Chacha menoleh pada Lia yang menaikkan dagu memberikan kode untuk menerima saja. Setelah berpikir untuk beberapa sangat, tangan putih Chacha maju, menerima jaket yang Nathan ulurkan dengan ucapan terima kasih. Setelah interaksi itu, keadaan kembali hening, pandangan semua orang dialihkan oleh rintik-rintik hujan yang semakin deras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Win Crown
Teen FictionRated: 15+ Mentahan cover from Pinterest Dialy life from XI-IPA5. Tentang 12 siswa laki-laki dengan 6 siswa perempuan dan kisah SMA mereka. Kalau kamu tanya apakah ini cerita tentang Ketua OSIS yang jatuh cinta? Mungkin saja. Kalau kamu tanya apakah...