Habis ganti baju dan makan juga tak lupa berpamitan kepada Ririn, Baron berjalan kaki mencari pekerjaan harian dan tempat tujuannya kali ini adalah rumah pak Wijaya yang berada di Desa tetangga. Kemarin salah satu teman kerjanya memberitahu bahwa ada lowongan kerja di rumah Pria yang terkenal kaya di desa sebelah, Atau mungkin sekota. Jarak yang harus ditempuhnya untuk sampai disana lumayan jauh.
Baron, "Naik ojek aja kali ya" Monolognya berhenti di perempatan jalan. Remaja sipit itu kemudian menengok sana sini guna mencari pangkalan ojek. Begitu dapat ia segera menyebrang jalan mendekati tukang ojek yang kebetulan sendirian di tempatnya.
Melihat calon penumpangnya, Tukang ojek segera menyapa, "Dek, Mau ngojek?" Tanya pria paruh baya itu.
Baron menanggapi, "Iya Pak, Ke Desa Langga"
Tukang Ojek, "Ooh, Oke naik dek" Setelah Baron naik mereka pergi.
---
Tukang Ojek, "Emangnya mau ke rumah siapa Dek?" Ujarnya menanyai si penumpangnya.
Baron, "Ke rumahnya Pak Wijaya, Katanya temen disana ada lowongan kerja Pak" Tuturnya menjelaskan.
Pria yang berprofesi sebagai tukang ojek tersebut nampak menganggukkan kepalanya, "Pak Wijaya itu memang kaya banget orangnya, Terus ramah sama baik lagi, Tapi sayang Dek..." Ia menggantung kalimatnya.
Alhasil cowok sipit yang duduk di belakangnya menjadi perasaan, "Sayang apa Pak?"
Terlihat pria itu menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya, "Istri barunya ituloh, Udah judes, sombong lagi! Tetangga-tetangganya semua pada ngeluh sama sifat istrinya itu Dek, Mentang-mentang dapat suami kaya dia seenaknya ngerendahin orang"
Baron, "Bapak suka gosip juga ya?"
Si tukang ojek tertawa, "Bisa aja kamu Dek, Penumpang Bapak itu kan bukan cuma kamu tapi banyak, Nah tiap dapat penumpang dari desa Langga tuh mereka selalu cerita sama Bapak soal istri barunya Pak Wijaya, Jadi bapak tau hehehe..."
Baron bergumam, "Hmmm... Gitu ya Pak, Gak masalah deh, Yang penting dia gak cari masalah sama karyawan-karyawannya"
Tukang Ojek menyela, "Eh jangan salah, Karyawan-karyawannya yang pernah jadi penumpang bapak juga pada ngeluh tuh soal istrinya Pak Wijaya"
Mata sipit Baron sedikit terbuka, "Beneran Pak? Emang apa aja yang mereka keluhin sama Bapak?"
Tukang Ojek, "Banyak sih, Bapak juga gak terlalu ingat tapi intinya mereka bukan ngadu masalah sombongnya tapi itu dek... Dia suka ngegoda Karyawan cowok yang masih muda di tempat kerja kalo suaminya gak ada di rumah"
Baron terkejut, "Masa gitu sih?" Sanggahnya tak yakin.
Tukang Ojek, "Bener enggaknya Bapak gak tau Dek, Cuma ya... Setiap karyawan cowok muda yang kerja di situ ngadunya gitu ke Bapak, Syukur kalo cuma gosip doang, Tapi kalo kenyataan? Bapak saranin kamu kudu hati-hati Dek" Nasehatnya.
Baron paham, "Oke Pak, Makasih ya udah diceritain" Pria paruh baya itu memberinya senyum lewat kaca spion depan.
Dan mereka kembali diam selama hampir 20 menit sampai tiba di sebuah rumah besar dan megah bak istana. Baron melongo dengan mata mengerjap-ngerjap kagum.
Tukang Ojek, "Dek, Bayar dek" Tegurnya.
Sadar dari lamunannya Baron tersenyum canggung, "Hehehe... Maaf Pak, Berapa?"
Tukang Ojek, "25 ribu aja dek" Ujar pria itu. Lantas ia pun merogoh saku celana jeans longgarnya dan memberikan uang yang diminta Pria tersebut.
Tukang Ojek, "Makasih ya dek, Ingat pesan Bapak, Kamu musti hati-hati" Peringatnya sebelum pergi.
Baron, "Sama-sama Pak, Bapak tenang aja, Baron bisa jaga diri" Si pria paruh baya mengangguk lalu kembali melajukan motornya meninggalkan Baron yang tengah berdiri di depan pintu gerbang.
Putar badan, Baron mendongak, "Rumahnya gede amat! Nih istrinya goblok apa gimana punya suami setajir ini malah ngegoda karyawannya sendiri"
Mendadak pintu pagar dibuka satpam dari dalam yang mana Baron dibuat keheranan, "Perasaan gue gak ngucapin salam... Ooh mungkin mereka ngeliat gue makanya dibukain pintu, Bener kata tukang Ojek tadi, Yang sengklek cuma istrinya doang" Gumamnya tanpa menyadari kehadiran mobil di belakangnya.
TIIIIT!!!
Spontan Baron melompat ke samping saking terkejutnya, Seketika menengok ke belakang. Disana seorang remaja berseragam Pramuka SMP sedang menatapnya masam, Kepala dan tangannya badannya nampak menyembul jendela Mobil. Namun hal itu tak berlangsung lama setelah gadis tersebut melihat wajah ganteng Baron. Remaja SMP tersebut sedikit menganga dan meneguk ludah.
Baron, "Gak bisa ngomong apa?! Main klakson aja!" Bentaknya emosi yang mana membuat khayalan si gadis pemilik mobil buyar.
Satpam rumah menegurnya, "Hey! Kamu jangan membentak Nona muda saya ya!!" Ucap pria berseragam putih dengan celana biru yang entah kapan sudah berdiri di samping Baron.
Cowok sipit itu melirik si satpam, "Nona muda?" Ulangnya bertanya.
Satpam, "Iya! Dia itu nona muda di rumah ini jadi kamu jangan macam-macam!" Maki sang Satpam.
"Ih! Minggir!" Pekik remaja SMP yang baru saja disebut nona muda oleh si satpam.
Layaknya robot, Dua pria itu otomatis membuka jalan. Gadis itupun menjalankan Mobilnya masuk kedalam namun tak sampai di garasi remaja itu turun lalu berlari menghampiri Baron.
Ia mengulurkan tangannya, "Hai kak! Namaku Salsabila Amaramanda panggil aja Alsa, Nama kakak siapa?"
Baron membalas jabatan tangan gadis bernama Salsabila Amaramanda tersebut dengan senyum aneh di roman mukanya, "Adebaron Utami, Panggil Baron" Singkatnya tanpa basa-basi. Aneh saja melihat wanita itu tiba-tiba mengubah cara pandang kepadanya.
Alsa menunduk malu-malu, "Kak Baron Ma-mau apa kesini?" Gugup gadis itu sambil mengkode agar Satpam rumahnya segera mengurus Mobil yang ia parkir tak jauh dari garasi.
Baron, "Mau nawarin jasa kerja tanpa ijazah, Siapa tau keluarga Lo butuh, Soalnya gue denger dari temen disini ada lowongan kerja"
Sontak Alsa mendongak memandang cowok sipit didepannya, "Ada! Pas banget Kak Baron kesini!" Ujarnya bersemangat.
Cantik juga, Pikir Baron. Ia menaikkan sebelah alis, "Gitu? Terus... Gue gak diajak masuk?" Ungkapnya saat mendapati Alsa kembali menunduk dengan dua pipinya yang merona.
Alsa berjengit, "Eh? Oh! Ayo masuk kak!" Ujarnya menarik pergelangan tangan Baron hingga nyaris tersandung kakinya sendiri.
Baron, "Jangan tarik juga kali!" Protesnya sembari mengimbangi lari gadis didepannya.
Cowok sipit itu dibawa masuk ke dalam rumah megah tersebut dan didudukan di sofa ruang tamu, "Kak Baron tunggu bentar ya, Alsa mau ke dapur buatin minum!" Lalu melesat ke dapur.
Baron bermaksud mencegah, "Tunggu! Arrgh! Malah main pergi lagi! Padahal kan gak usah ngerepot segala, Gue kesini cuma mau nyari kerja bukan jadi tamu!" Cerocosnya menggaruk tengkuknya kasar.
Mendengus kemudian menyandar di sofa dan mulai mengedarkan tatapannya di sekeliling ruangan. Mulai dari lampu, meja, beberapa lemari kaca yang dipajang disana, serta desain rumah, Semuanya sungguh luar biasa mewah dan sudah pasti mahal.
Tak lama kemudian Alsa datang membawa minuman berupa jus buah dan cemilan pada baki ditangannya, "Silahkan diminum Kak" Ia mempersilahkan.
Cowok sipit itu jadi tak enak hati, "Gak perlu repot-repot kali, Gue kesini cuma buat nyari kerja"
Alsa, "Untuk sekarang Kakak jadi tamu, Soal kerja itu mah gampang!" Gadis itu duduk di sofa yang berhadapan dengan Baron.
Baron, "Terserah deh, Kalo gitu gue gak bakalan sungkan" Dia mengambil dan meminum jus di meja, Kepalanya sedikit terdongak membuat jakunnya yang naik turun begitu seksi. Diam-diam meliriknya, Tanpa sadar Alsa menelan ludah kasarnya.
Mohon di tekan ⭐👈 agar si penulis tidak bete lagi🤧 Jangan lupa juga untuk berkomentar suapaya Penulis jadi bahagia bisa berinteraksi dengan pembaca yang sudah rela waktu demi membaca karya kami
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU, RASCAL!! (END)
RomanceBerawal dari perawan adiknya yang direnggut oleh nama 'Trikandraputra', Si Sipit Adebaron Utami berkelahi dengan ketua geng X dari SMK Langga 99, Sekolah di desa tetangga. Kandra. Dengan kasar Kandra menghempas tangan Baron, "Heh! Sejak kapan gue ke...