Vito, "Woi a-ah...! Ja-jangan disitu eenghh!" Vito mencoba mendorong tubuh cowok yang menindihnya.
Remaja diatas masa bodoh, Tetap mengemut puting dadanya sambil mengelus-elus halus pinggang Vito.
Saat ini Vito berada di rumah Arifin yang memiliki WiFi pribadi. Pacarnya yang berjuluk si penggila internet gratis jelas langsung betah berlama-lama di rumahnya. Bahkan mau-mau saja ia bawa ke kamarnya. Yang awalnya cuma ingin menikmati WiFi gratis kini harus rela digerayangi Arifin.
Hubungan keduanya setelah satu bulan lebih pacaran juga semakin dekat walau kadang Vito masih menolak bermesraan di depan umum.
Vito tak kuat menahan rasa aneh pada tubuhnya yang dijamah Arifin, "F-Fin... Nghhh"
Bagian selangkangannya yang masih terbungkus celana diremas Arifin, Vito memekik lantas memukul kepala cowok itu, "Bangsat! Lo pikir dada cewek apa main remas-remas!"
Arifin tertawa ditengah-tengah mengulum dada Vito lalu mengeluarkan puting itu dari mulutnya, Untaian air liur tampak memanjang yang tersambung dari mulut ke dada pacarnya. Kemudian melanjutkan gelak tawanya, "Hahaha... Sory, Gue gemes banget dari tadi tuh gunung di celana Lo selalu nyentuh perut gue" Tuturnya jujur.
Wajah Vito seketika merona, "G-Gue kerangsang pas Lo isep dada gue, Geli tau nggak! Gue belum pernah digituin sebelumnya. Ada juga gue yang ngulum tapi punyaya mantan-mantan gue"
Arifin, "Gue jamin mereka gak seseksi Lo pas desah" Ujarnya yakin.
Saking malunya Vito menjambak rambut Arifin, "Gak usah ngomong lagi! Gue malu!"
Dengan lembut Arifin melepas tangan itu dari kepalanya. Menggenggam punggung tangan Vito lalu mengecupnya bergantian, "Makasih udah bolehin gue minta jatah"
Vito benar-benar kikuk, Merasa seperti dia yang mesum disini, "L-Lo kan maksa makanya gue kasih!"
Lagi-lagi Arifin harus tergelak karena ucapan Vito, "Iya tau gue yang maksa. Tapi kalo Lo gak mau kan gue juga gak maksa, Lo pacar pertama jadi gue bakal berlaku lembut sama Lo"
Cowok dibawahnya membelalak tidak percaya, "Kang ngibul Lo!" Sanggah Vito.
Namun Arifin tidak tertawa seperti biasanya. Sekarang ini dia kelihatan sangat serius dan itu menambah kesan ganteng yang dimilikinya, "Gue serius. Selama ini gue cuma punya partner seks doang, Gue cinta sama seks dan paling males banget soal urusan pacaran. Kartika aja cuma ngeseks doang sama gue, Kita gak ada hubungan apapun" Jelasnya panjang lebar.
Penuh ragu Vito memastikan lagi, "Be-beneran?"
Menghela nafas, Arifin menunjuk wajahnya sendiri, "Apa muka gue kelihatan kayak bercanda?"
Vito menggaruk pipinya, "Nggak sih... Ya gue cuman ragu soalnya gini, Lo itu kan keren, Jago berantem sama..."
Arifin menyela, "Sama apa?" Godanya.
Vito mencibir, "Muka Lo jelek!"
Bukanya marah, Arifin justru terbahak-bahak, "Ahahaha... Jujur aja kali kalo pacar Lo ini ganteng, Itu kan yang Lo mau bilang?"
Vito, "Dih! Gantengan juga gue!" Elaknya membuang muka, Malu serta kikuk.
Arifin menyingkap poni Vito yang agak basah karena keringat, "Iya-iya deh yang ganteng" Kemudian mendekat terus mencium kening Vito. Tanpa sadar Vito memejamkan mata, Meresapi sentuhan bibir di dahinya.
Dari dahi Arifin beralih ke mulut Vito. Padahal belum lama berciuman Ia merasa Vito mencoba mendorongnya. Arifin paham bila remaja yang lebih muda darinya ini tidak menyukai ciuman bibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU, RASCAL!! (END)
Любовные романыBerawal dari perawan adiknya yang direnggut oleh nama 'Trikandraputra', Si Sipit Adebaron Utami berkelahi dengan ketua geng X dari SMK Langga 99, Sekolah di desa tetangga. Kandra. Dengan kasar Kandra menghempas tangan Baron, "Heh! Sejak kapan gue ke...