Baron, "Gue lebih takut kalo Ririn sendirian di rumah, Lepasin! Gue mau pulang" Sebisanya menyentak genggaman Kandra sambil sesekali lengannya ia goyang-goyangkan tetapi tidak juga membuat cengkraman remaja bertindik telinga itu lepas darinya.
Dia kaget begitu Kandra menariknya mendekat, Jarak 2 cm membuat bibir keduanya hampir bersentuhan. Kontan Baron memundurkan wajahnya, "Mau ngapain Lo?" Ujarnya waspada.
Sayang bukannya membalas justru Kandra makin mendekatkan mukanya, Si Sipit pun menjauh lagi. Disaat posisinya hampir setengah kayang, Kaki yang tak mampu lagi menopang tubuhnya tergelincir karena rumput, "Aaah!!"
Gerakannya cepat ketika menangkap pinggang Si Sipit. Model keduanya kini mirip seperti pasangan sehabis berdansa. Dahi bertemu, Hidung berjumpa satu sama lain, Deru nafas pun dapat mereka rasakan keluar dalam posisi tersebut. Satu tambahan lagi yakni satu kaki Baron yang sedang Kandra pegang menambah suasana canggung ini.
DEG!
Canggung bagi Baron namun tidak buat Kandra, Pelan-pelan remaja sawo matang itu meneguk ludah. Ia mendekat, Dekat... Semakin dekat... Lalu memejamkan matanya siap melakukan sesuatu yang mengejutkan.
"Kandra! Apa yang kamu lakukan ini!?" Teriak marah Wijaya. Terkesiap, Spontan mereka kembali ke posisi semula yaitu berdiri.
Kandra, "Pa-Papa?" Gagapnya melirik Baron, Lalu keduanya saling salah menyalahkan lewat mimik wajah mereka.
Di samping Wijaya, Asni tersenyum miring. Jika suaminya melarang Kandra berdekatan dengan Baron maka takkan ada lagi penghalang baginya untuk dapat memiliki remaja sipit impiannya.
Baron membungkuk, "Maaf Om, Tadi Baron gak sengaja kepeleset terus Kandra nangkep makanya posisi kita kayak tadi"
Kandra, "Bener Pa! Jangan mikir yang macem-macem, Kita berdua itu cowok" Imbuhnya.
Wijaya memicingkan mata, "Benar seperti itu? Kalian tidak menjalin hubungan apapun?"
2 remaja dihadapannya sontak menggeleng disertai gidikan geli, "NGGAK!" Jawab mereka sama-sama.
Asni, "Oh? Lalu kenapa tadi Kandra menarik pinggang Baron, Wajah kalian juga semakin dekat" Sanggahnya ragu. Dia juga memperhatikan tentang ini, Merasa anak tirinya itu seakan tertarik pada mangsa incarannya.
Kandra, "Banyak bacot Lo pel*cur!" Bentaknya.
Wijaya menghardik, "Kandra! Sudah berapa kali Papa bilang panggil dia Mama!!"
Perempuan itu tersenyum puas, "Apa yang Papamu ucapkan benar, Jika kamu memang benci kepadaku, Setidaknya panggil aku Mama jika dihadapan orang agar Papamu tidak malu" Asni menunduk sedih menggandeng lengan suaminya.
Pria itu kian terenyuh melihat istrinya, Lantas dipandangnya sang anak tajam, "Kamu lihat? Mamamu jadi sedih! Kamu sama saja dengan almarhumah Mamamu, Keras kepala!"
Rahang bawah Kandra mengeras, Gigi-giginya saling bergesekan. Tiba-tiba memegang kerah baju Ayahnya, "Bangsat Lo tua bangka! Jangan berani-berani hina Mama gue! Bukannya Lo sendiri yang bikin Mama gue jadi keras kepala buat mempertahanin pernikahan kalian saat Lo selingkuh sama wanita murahan ini Hah!?" Hendak melayangkan tinjunya tetapi Baron bergegas menyentak remaja itu menjauh.
Baron berteriak, "Tante! Bawa Om Wijaya masuk! Cepat!!'
Langsung saja Wijaya lemas, Berterima kasih kepada Baron yang menjauhkan Kandra dan Asni yang cepat menahan tubuh serta bergegas menuntunnya meninggalkan tempat ini, Dia syok akan amukan anaknya.
Cowok sawo matang itu mendorong Baron darinya, "Lo gak usah ikut campur setan!!"
Tak mau kalah, Baron mencengkram kuat kerah jaket Kandra lantas menariknya hingga mereka berhadap-hadapan, "Sinting apa gimana hah?! Barusan Lo mau mukul bokap Lo sendiri brengsek! Gimana gue gak ikut campur kalo yang Lo pengen hajar itu orang yang udah buat sama nafkahin Lo sampai sekarang!!! GILA!" Umpatnya berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU, RASCAL!! (END)
RomanceBerawal dari perawan adiknya yang direnggut oleh nama 'Trikandraputra', Si Sipit Adebaron Utami berkelahi dengan ketua geng X dari SMK Langga 99, Sekolah di desa tetangga. Kandra. Dengan kasar Kandra menghempas tangan Baron, "Heh! Sejak kapan gue ke...