47. Berakhir

4K 389 4
                                    

Setelah memastikan jika keadaan sepi, Ririn berucap, "Kak, Ayo putus"

Alsa menatap bingung gadis didepannya, "Hah? Kamu demam dek?"

Ia menggoyang-goyangkan kepalanya, "Nggak, Aku serius mau putus sama Kakak, Aku pengen berubah jadi pribadi yang lebih baik buat Abangku"

Gurat muka Alsa mulai berubah, "Kamu jangan bercanda ya sama Kakak"

Namun balasan yang ia terima tetap berupa gelengan kepala, "Ini bukan pertama kalinya aku ngomong minta putus tapi kakak selalu gak pernah tanggepin omongan aku, Kali ini serius banget kak!"

Alsa, "Enggak! Kakak gak bisa mutusin kamu! Aku itu cinta mati sama kamu Dek!"

Tapi kali ini Ririn tak akan menyerah begitu saja, Dia harus menyelesaikannya saat ini juga. Ririn ingin hidup bahagia bersama kakaknya, Tanpa kebohongan serta rasa bersalah seperti sebelum-sebelumnya. Memantapkan hati dan pikirannya ia memandang sendu wanita yang selalu mengisi relung jiwanya.

Ririn, "Kak... Aku mohon sama Kakak, Kita putus juga demi kebaikan aku dan kakak, Hubungan ini nyakitin diri kita sendiri, Aku tau kakak sebenarnya cewek normal yang suka sama cowok, Aku sering lihat kakak lirik-lirik Bayu, Murid dari kelas 3 A, Aku emang gak tau apa penyebab kakak jadi gini tapi aku mohon Kak ayo kita kelarin hubungan ini, Aku mau hidupku bahagia tanpa nyakitin siapapun termasuk kakak"

Alsa masih menggeleng, "Kalau Kakak bilang nggak ya nggak!! Sampai kapanpun kamu tetep jadi pacar Kakak! Cuma kamu yang bisa bikin Kakak tenang, Ngerasain apa itu cinta, Kasih sayang dan pengorbanan, Cuma kamu dek! Jadi kakak gak mau nurut sama kamu!"

Ririn, "Kak Alsa... Kakak sayang aku kan?"

Alsa, "Itu udah jelas dek, Kenapa kamu nanya hal yang kamu sendiri udah tau jawabannya?"

Ririn melangkah mendekat, "Kalo kakak sayang aku, Putusin aku kak!"

Alsa, "Kamu mau bilang sampe mulutmu berbusa pun kakak gak bakalan mutusin kamu!"

Ririn, "Aku udah ngecewain orang yang paling aku sayang Kak, Dan aku gak mau ngulangin itu lagi dalam hidupku, Bang Baron satu-satunya keluarga yang aku punya, Udah cukup aku aja yang sakit hati tapi jangan sampai Abangku juga ngerasain itu, Gak bakal sanggup aku liatnya, Jadi sekali lagi aku minta sama Kakak, Ayo kita putus Kak"

Wajah cantik Alsa berubah marah, "Kakak gak peduli sama Abangmu! Kakak itu cinta Rin sama kamu!! Apa kamu mau kakak ngelecehin kamu disini? Sekarang juga hah?!" Ancamnya tiba-tiba.

Refleks Ririn mundur lalu terisak, "Aku hiks.. mohon kak, Jangan lagi"

Alsa maju, "Apa kamu masih pengen minta putus sama Kakak?"

Jawaban Ririn sukses membuat emosi Alsa naik, "Iya kak, Aku pengen hiks... Akhirin ini semua!"

Menggertakkan gigi, Alsa dengan kasar mendorong tubuh yang lebih muda ke dinding dan melucuti pakaiannya. Saat ini keduanya berada di luar kelas, Keadaan pun sudah sangat sepi, Mungkin sebentar lagi satpam akan datang untuk mengunci pintu pagar.

Ia menggigil hebat lantas memberontak, "Jangan kak! Kak Alsa hiks...! Tolong!!" Dia berteriak keras berharap ada seseorang yang mendengar suaranya karena Alsa sungguh sangat kuat menahannya di dinding.

Alsa menyeringai lebar, "Teriak aja sesukamu! Gak bakal ada yang denger juga! Ini konsekuensinya kalo kamu berani minta putus dari kakak!" Alsa mulai menciumi ganas leher Ririn.

Tapi mendadak sebuah tangan menarik Alsa hingga jatuh terduduk di lantai. Isakan Ririn mengeras lalu dia merengkuh tubuh Haris. Pria itu balas memeluk gadis pujaannya dengan sebelah tangan dan menatap tajam Alsa, "Berani-beraninya Lo nyakitin orang yang gue sayang! Kalo gak inget cewek udah gue hajar Lo!" Geramnya.

LOVE YOU, RASCAL!! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang