1 Minggu setelahnya...
Sabtu ini, Pertandingan basket antar sekolah SMA 03 Raya Mepa dan SMK Langga 99 akan dilangsungkan.
Kandra yang telah pulih memutuskan tetap ikut serta dalam pertandingan. Beda halnya Baron yang masih betah berbaring di ranjang rumah sakit, Lebih tepatnya dipaksa tinggal di sana.
Dokter baru memperbolehkannya pulang setelah satu Minggu perawatan lagi. Luka perut Baron memang serius meski sama sekali tidak melukai organ dalamnya.
Pihak sekolah terutama Pak Angga memaklumi kondisi Baron. Mereka juga tidak mengizinkan cowok sipit itu untuk ikut bertanding.
Awalnya Baron bersikeras ingin ikut. Dia tidak enak hati pada Pak Angga yang sudah bersedia menanggung uang SPP-nya sampai lulus. Lagipula Baron mengikuti latihan dengan serius bahkan rela membagi waktu antara latihan dan bekerja, Ini juga salah satu penyebabnya mau ikut.
Perdebatan kecil tak terelakkan antara Baron, Pak Angga dan pastinya Kandra yang tentu saja tidak mengizinkan pacarnya ikut serta.
Hasil akhir diputuskan bahwa Vito lah yang menggantikan Baron. Meski kecewa, Baron pasrah. Dia juga tak dapat memaksakan diri mengingat luka di perutnya.
Sang adik yang kasihan pada kakaknya pun meminjamkan hpnya. Rencananya Arifin akan mengadakan panggilan video yang nantinya diarahkan ke lapangan, Jadi sekalipun Baron tidak bisa ikut setidaknya dia bisa menonton teman-temannya lewat hp.
Pertandingan diadakan di sekolah SMA 03 Raya Mepa, Yang mengharuskan Kandra beserta teman-temannya pergi kesana. 12 remaja mengisi 3 mobil guru kecuali Kandra. Dia tetap naik motor kesayangannya bersama para pelajar lain yang nantinya bertugas sebagai pendukung. Mana sudih dia naik kendaraan yang panas dan menyesakkan itu.
Padahal dia punya mobil yang beberapa bulan lalu baru dibelikan ayahnya namun Ia biarkan berdebu di garasi rumah.
Tanpa terasa mereka pun sampai. Kedatangan mereka disambut dengan berbagai tatapan. Ada yang senang, Ada pula sebaliknya. Alasan pun beragam dan hanya mereka pribadi yang bisa menjelaskannya.
Kandra sebagai kapten basket segera mempimpin teman-temannya untuk pemanasan.
Para siswi menjerit-jerit kecil melihat Kandra. Dia memakai baju warna oranye tanpa lengan yang senada dengan celana selutut. Kulit sawo matangnya benar-benar seksi saat terpapar sinar matahari. Yang mencuri perhatian adalah tindik di telinga kiri serta wajah sangar tapi ganteng miliknya. Kandra lebih mirip berandalan daripada pelajar SMK.
Ia mengabaikan tatapan-tatapan itu. Dalam hati dia bertekad harus menang hari ini. Tak sabar lagi mengajak Baron untuk jalan-jalan berdua ke pantai.
Di arah berlawanan, Martin pun tengah memimpin pemanasan untuk timnya. Mereka juga menggenakan seragam tanpa lengan dan celana selutut namun dengan warna hijau tua yang dipadukan warna kuning.
Martin berucap, "Kita harus menang hari ini"
Vito, "Harus dong, Minta kerja samanya ya soalnya gue gabungnya dadakan"
"Gak papa kali, Kalo Baron gak sakit pasti tuh anak udah di sini bareng kita" Celetuk salah satu temannya.
Pak Angga yang berada diantara menasehati, "Kemenangan itu memang penting. Tapi sebelum itu kalian harus kompak dalam pertandingan, Paham?"
Remaja-remaja itu segera menjawab, "Paham pak!"
Tibalah saatnya untuk kedua tim saling dihadapkan satu sama lain. Ditengahnya ada seorang wasit yang kini berkendali penuh atas bola basket di tangannya.
Ditatapnya dua remaja yang berdiri di sisi kiri dan kanannya, "Siap?"
Martin ataupun Kandra tak menjawab apapun selain menaik turunkan kepala mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU, RASCAL!! (END)
RomanceBerawal dari perawan adiknya yang direnggut oleh nama 'Trikandraputra', Si Sipit Adebaron Utami berkelahi dengan ketua geng X dari SMK Langga 99, Sekolah di desa tetangga. Kandra. Dengan kasar Kandra menghempas tangan Baron, "Heh! Sejak kapan gue ke...