21. Dasar Hama!

5K 493 7
                                    

Angga tak bisa mengekspresikan perasaan senangnya tak kala Baron kini resmi menjadi pemain cadangan tim basket sekolah. Sepulang sekolah dia mengumpulkan seluruh anggota tim basket yang sudah ada maupun yang baru dipilihnya, Total ada 13 orang siswa dan dari kelas IPS-B hanya Baron dan Rama yang terpilih.

Ini adalah kabar yang cukup mengecewakan Baron namun Vito menghiburnya untuk tetap semangat dan berjanji akan sering-sering datang untuk melihatnya latihan nanti meski hari ini ia tak bisa menonton sebab ada tugas dari Papanya.

Pak Angga, "Saya mengumpulkan kalian di sini karena ingin memberitahu bahwa kita mendapat 7 pemain cadangan baru, Saya bacakan, Irwansyah, Ramadan, Nasril Aruf, Imaratul Aqoni, Zulkifli, Hasmar Amar dan terakhir Adebaron Utami silahkan maju ke depan!"

Ketujuh remaja yang berdiri dibelakang bergegas maju lalu berjejer rapi di depan pemain lainnya. Manggut-manggut bangga pada pilihannya, Angga melanjutkan, "Untuk kalian yang sudah mahir dalam bidang olahraga ini bisa mengajarkan mereka bertujuh bagaimana taktik dalam permainan basket"

"Dan untuk kalian yang pemula jangan ragu minta diajari teman-teman kalian yang sudah berpengalaman ini. Selama ini kita selalu kalah dari sekolah sebelah, Jadi saya harap dengan bergabungnya 7 kalian dapat membuat kita lebih berbesar hati lagi dalam berlatih, Paham?!" Serunya lantang.

"PAHAM PAK!!" Teriak mereka serempak.

Pak Angga, "Untuk latihan kali ini saya akan memantau kalian, Sementara latihan-latihan selanjutnya akan saya serahkan kepada ketua tim basket, Kamu Martin, Paham?"

Martin mengangguk mantap, "Paham pak!"

Pak Angga, "Oke latihan dimulai!"

"AYO!!!" Pekik remaja-remaja itu menggebu-gebu.

1 jam 30 menit setelahnya...

Bruk!

Tubuhnya telentang ke lantai lapangan, "Sumpah badan gue berasa kaku!" Yang lain manggut-manggut setuju, Terutama ketujuh remaja yang baru saja bergabung.

Martin menggeleng dari posisi selonjorannya, "Dibiasain Bar, Ntar lama-lama juga gak bakal pegel-pegel lagi badan Lo"

Baron memalingkan mukanya pada sang kapten basket, "Hebat Lo Kak, Gue aja tepar"

Tersungging seulas senyum di bibirnya, "Biasa aja Bar, Dulu gue juga sama kayak Lo, Kita sama-sama belajar" Tutur Martin ke adik kelasnya tersebut.

Pak Angga, "Kalian boleh pulang" Spontan 13 pemuda yang duduk juga berbaring di lapangan menolehkan kepala mereka padanya.

Yang pertama bertanya adalah Baron, "Beneran Pak?"

Pak Angga, "Kapan saya bohong sama kalian?" Remaja-remaja itu saling tengok satu sama lain selanjutnya berdiri menghampiri guru mereka yang juga kelelahan sebab beberapa kali ikut bermain.

Baron mengambil tasnya yang ia simpan di pinggir lapangan bersama tas anak-anak lainnya barulah berbalik arah ke gurunya, "Kalo gitu Baron pamit duluan, Assalamualaikum Pak, Guys gue cabut!" Ia mencium punggung tangan Pak Angga lalu bertos dengan setiap temannya kemudian pergi.

Angga mengangguk, "Kalian sendiri bagaimana?" Tanyanya kepada 12 remaja yang kini duduk disekitarnya sambil terus memperhatikan Baron yang kian jauh.

Rama, "Kayaknya kita bakal lanjut latihan Pak, Bapak kalo mau pulang ya pulang aja, Kan ada Bang Martin"

***

Ia tak pulang ke rumahnya melainkan langsung menuju rumah Kandra. Begitu datang Baron langsung mengerjakan tugas bersih-bersihnya, Istirahat yang dilakukannya hanya izin ke kamar mandi guna berganti pakaian hari-harinya.

LOVE YOU, RASCAL!! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang