Niatnya mau memasukkan kue pemberian Karyo dengan cara melemparkannya ke mulut, Naasnya tepukan tiba-tiba di bahu membuat lemparan Baron meleset dan malah mengenai sebelah matanya.
Baron membersihkan remah-remah kue yang untungnya tidak masuk kedalam matanya, "Siapa sih! Gangguin orang makan aja!" Lantas memutar badannya.
Prang!
Sekujur tubuhnya mati rasa, Piring yang masih berisi 5 kue kacang pun ia relakan terjatuh. Bola mata Baron berpindah ke samping guna mengamati benda berbulu yang hinggap dibahunya... Itu kepala! Dengan nyata tubuhnya juga dipeluk erat.
Aroma parfum yang biasa ia cium dari Kandra ditemukannya pada orang misterius ini. Ragu-ragu membuka mulutnya, "Si-siapa?"
Awalnya Baron berniat langsung pulang saja tetapi batal ketika Karyo memberikannya sepiring kue kacang, Berakhir remaja itu makan dengan bersandar di tiang belakang rumah.
Hening...
Tak ada sahutan. Memberanikan diri Baron mendorong bahu seseorang tersebut, "Lo siapa? Hantu?"
"Jangan gerak! Diem!" Titah seseorang yang memeluknya.
Sudut mata Si Sipit berkedut-kedut kesal, "Kampret Lo! Lepasin! Ngapain peluk-peluk! Iuuh... Haram, Najis!" Kembali didorongnya si pelaku yang tak lain Kandra dari tubuhnya, "Lo kesambet apaan sih hah? Buru lepasin gue!"
Yang disuruhnya enggan menurut, Malah jemari itu semakin dieratkan hingga Baron kesulitan bernapas, "Gue mau curhat" Ungkapnya seketika.
Baron memutar matanya, "Gue bukan emak Lo! Aaah...! Lepasin gue, Susah nafas nih!" Protesnya.
Kandra, "Gue baru putus..." Lirihnya yang spontan membuat pergerakan Baron berhenti.
Ia pun menjawab, "Terus apa hubungannya sama gue?"
Tiba-tiba pelukannya lepas lalu menatap Baron penuh tanya, "Iya juga, Apa hubungannya sama Lo?" Kandra malah balik bertanya.
Hela nafas berat, Baron berjongkok memunguti serpihan piring serta kue yang berserakan, "Mana gue tau! Tanya sama setan, Barangkali dia tau" Jawabnya asal. Pria bertindik telinga itu berkacak pinggang.
Baru saja tadi Kandra pulang setelah berkumpul bersama gengnya. Selama itu pula ia diam. Masih belum percaya Kartika ternyata masih berhubungan dengan Arifin bahkan tega berselingkuh darinya. Dengan lemas ia memutuskan pulang. Rencananya ingin menyejukkan pikirannya di kolam renang belakang rumah tetapi malah menjumpai Baron sedang bersandar membelakanginya di tiang.
Tidak tahu dorongan apa, Ia menepuk bahu dan mendadak merengkuh remaja itu. Bingung mengapa melakukannya namun sesaat sesudahnya Kandra merasakan kenyamanan, Jeritan batinya tenang seketika saat hangat tubuh Si Sipit menyapanya.
Lantas ikut berjongkok, "Nama Lo siapa?"
Baron meluruskan kepalanya, "Nama gue?"
Kandra, "Enggak, Gue tanya namanya dedemit, Ya Lo lah! Nama Lo siapa?" Ulangnya.
Remaja itu mengelus dagunya, "Apa untungnya?"
Yang ucapannya mendapat balasan, "Duit 5 juta Lo hangus" Sela Kandra cepat.
Mendengarnya, Baron menggaruk-garuk rambutnya gusar, "Adebaron Utami, Udah kan? Mana duit gue?" Ditelentangkan tangannya dengan empat jari bergerak-gerak meminta.
Kandra, "Besok"
Gigi Si sipit bergemeletuk, "Cuk!" Lantas melemparinya muka remah-remah kue.
Cowok sawo matang yang tidak siap itupun berusaha menghindari serangan Baron, "Bangsat, Gue hajar Lo!" Melihatnya berlari, Kandra segera mengejarnya, "Berenti! Berani banget Lo kotorin muka gue pake kue!" Melompat, Diterkamnya Baron hingga mereka terguling-guling di rumput yang selalu dirawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU, RASCAL!! (END)
RomanceBerawal dari perawan adiknya yang direnggut oleh nama 'Trikandraputra', Si Sipit Adebaron Utami berkelahi dengan ketua geng X dari SMK Langga 99, Sekolah di desa tetangga. Kandra. Dengan kasar Kandra menghempas tangan Baron, "Heh! Sejak kapan gue ke...