Ririn masih kaku di atas bangsal rumah sakit sementara itu Sang Kakak juga 4 pria lainnya sedang menatapnya, Yang kini bertambah 1 lagi yaitu Vito.
Tentu saja Vito datang ke sini untuk menjenguk Ririn. Dia mendengar kabar dari para tetangganya, Mulut emak-emak lebih cepat daripada wartawan.
Baron meraup oksigen dan membuangnya pelan, "Abang emang kecewa berat sama kamu Dek, Coba aja kamu jujur dari awal soal orientasi seksual kamu, Abang pasti bakal bantu mikirin jalan keluarnya, Tapi inget! Jangan sampe kejadian ini keulang lagi, Kamu denger?"
Ririn, "Iya Bang..." Angguknya.
Lalu Si Sipit menunjuk Kandra yang berdiri disebelahnya, "Abang masih belum ngenalin siapa dia, Kamu mau tau kenapa Abang bisa temenan sama dia?" Adiknya menggeleng cepat.
Kandra, "Itu gegara nama yang Lo sebutin, Ngomong-ngomong sejak kapan kita temenan?" Dia menoleh pada Baron.
Baron, "Anggep aja gitu!"
Remaja cantik itu linglung, Dan beberapa detik kemudian Ia kontan mengarahkan telunjuknya pada Kandra, "Nama Kakak Trikandraputra?"
Baron dan Kandra sama-sama mengangguk mantap, "Namanya yang udah bikin kakak salah mukul, Ternyata orangnya cewek... Apa gue bisa mukul cewek?" Tanya Baron entah ke siapa.
Kandra merangkulnya, "Tadi aja kalo gue gak tahan Lo mau mukul Bude Lo sendiri, Kalo emang gak bisa biar gue aja" Tawarnya.
Dengan risih Baron menepis tangan dibahunya, "Tadi kan gue kebawa emosi! Wah cowok gak punya harga diri Lo, Masa mukul cewek!" Cibirnya.
Arifin menyahuti, "Bener tuh!"
Kandra, "Heh Lo diem! Lagian Lo ngapain masih di sini? Pergi sana dasar Adeknya pelakor!"
Arifin memeletkan lidahnya, "Terserah gue dong! Rumah sakit ini kan bukan punyaya nenek moyang Lo!"
Kandra menyalak, "Apa Lo bilang!?" Dia maju hingga menyentuh pundak Baron
Arifin yang tak mau kalah juga melangkah, "Lo gak punya harga diri!"
Hendak berkelahi lagi tetapi Baron yang berada diantara bergegas mendorong mereka menjauh, "Berisik! Mending Lo berdua yang pulang, Lama-lama kuping gue penuh denger Lo pada ribut mulu bawaannya!" Gertak Baron gemas.
Vito bergidik ngeri menyaksikan pertengkaran dua ketua geng itu. Dia memang sering ikut tawuran namun untuk berteman dengan geng-geng seperti mereka... Vito angkat tangan, Ia tak mau telinganya meledak akibat ceramah Mama dan petuah dari Papanya.
Ririn menutup mulutnya tak percaya, "Padahal aku cuma asal sebut tapi gak nyangka Abang nemu orangnya" Dia mengamati Kandra dari ujung rambut sampai kebawah, Masih tak menyangka.
Baron, "Si Vito yang ngasih tau, Dia emang pernah bilang kalo nama Trikandraputra itu ada banyak dari 4 desa ini tapi Abang waktu itu yakin banget kalo nih anak pelakunya, Soalnya dia kan ketua geng motor, Pasti nakal terus banyak cewek!"
"Hahahaha...!!" Arifin juga Haris tiba-tiba tergelak keras.
Kandra menggeram, "Diem Lo semua! Tapi tuduhan Lo akhirnya gak kebukti kan? Gue nakal, Gue akuin itu tapi soal cewek gue setia kalo aja tuh adeknya pelakor gak selingkuh sama Kartika!"
Arifin, "Heh! Salahin cewek Lo yang kurang belaian sialan!!" Sanggahnya kesal.
Kandra, "Sama aja dia udah selingkuh sama Lo!" Tetap bersikeras menyalahkan Paman tirinya tersebut.
Nafas Baron tersengal-sengal, "DIAM!!!"
Mendengus, lantas kedua remaja yang bertolak belakang itu sama-sama membuang muka acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU, RASCAL!! (END)
RomanceBerawal dari perawan adiknya yang direnggut oleh nama 'Trikandraputra', Si Sipit Adebaron Utami berkelahi dengan ketua geng X dari SMK Langga 99, Sekolah di desa tetangga. Kandra. Dengan kasar Kandra menghempas tangan Baron, "Heh! Sejak kapan gue ke...