22. Nafas Buatan Ala Kandra

5.7K 529 9
                                    

Cowok sawo matang itu menekuk alisnya saat Baron yang membelakanginya tiba-tiba diam bahkan alat pembersih yang dipegangnya jatuh cukup keras di dasar lantai kolam. Selanjutnya disusul tubuh remaja itu naik turun juga kepalanya akan sesekali mendongak keatas seperti sedang berusaha meraup oksigen namun nampaknya kesulitan.

Bruk!

Baron berlutut di keramik lantai kolam, "Haaaah...!" Terengah-engah memegangi dadanya.

Kandra bergegas turun mendatanginya, "Hey! Lo kenapa? Jangan bikin panik, Ntar kalo Lo mati di rumah gue gimana?" Cerocosnya tetapi tak ada sahutan dari remaja dibawahnya tersebut kecuali suara sesak nafasnya.

Dengan panik Kandra memutar Baron menghadapnya, Terkejut mendapati remaja didepannya tengah berlinangan air mata dan kesulitan bernapas juga badannya gemetaran, "Lo kenapa? Jawab gue dong!" Baron hanya menjawab dengan memukul dadanya berkali-kali.

Kandra membaringkan Baron, "Ck! Gak ada pilihan lain, Maaf"

CUP

"Mmmm!?!"

Baron melotot tak percaya pada apa yang Kandra lakukan kepadanya, Pria itu menciumnya!! Tapi tak berselang lama setelahnya dia merasakan sebuah pasokan oksigen masuk melalui mulutnya. Kelopaknya berangsur-angsur memejam, Tanganya melingkar di leher Kandra lantas menariknya untuk lebih memudahkannya menerima oksigen yang diberikan remaja itu.

Keduanya masih setia dalam posisi berciuman tersebut sampai 3 menit lamanya. Setelah memastikan Baron telah membaik, Kandra pun melepas peraduan bibir keduanya dan menyandarkannya di pahanya sendiri, "Gimana, Udah baikan belum?"

Memberi gestur 'oke' sambil tertawa, "Udah, Meskipun caranya rada-rada gak bener hahaha..."

Kandra mendengus, "Masih syukur gue nolongin, Kalo nggak Lo pulang ke rumah tinggal nama!"

Remaja sipit itu tertawa geli lagi, "Sekali lagi makasih udah nolongin gue"

Dibantunya Baron berdiri, "Santai, Gue gak mau kali ada yang mati di rumah gue" Jawab Kandra seraya naik ke atas.

Ia mengulurkan tangannya, "Ayo gue bantu naik, Lo harus pulang buat istirahat"

Kruuuuuk...

Suasana mendadak sunyi, Mereka bisu sejenak sebelum gelak tawa Kandra pecah seketika, "Hahahaha!! Jadi Lo sesak napas gegara kelaperan? Lo pikir keluarga gue miskin sampai gak bisa ngasih makan? Kenapa gak ngomong sama pembantu di sini?" Gerutunya disertai tawa.

Akibat terangnya sinar bulan, Pipi Baron yang sedikit memerah sebab malu tertangkap oleh penglihatan Kandra, "I-ini kan bukan rumah gue! Gak sopan minta-minta makanan!" Sanggahnya berteriak gugup lalu naik dibantu Kandra ke atas.

Bangkit, Kandra menepuk-nepuk bagian bokongnya, "Kalo Lo sungkan makan di rumah gue, Ayo gue anter pulang, Ntar kita singgah di penjual makanan pinggir jalan"

Baron, "Itu lebih bagus, Eeeh! Duit 5 juta gue mana?!" Menengadahkan tangannya.

Lantas ditatapnya remaja di bibir kolam tersebut, "Dasar! Pake dulu baju Lo, Ntar gue kasih duitnya di jalan!"

Baron, "Eh! Tapi kerjaan gue gimana? Belum selesai nih" Ucapnya sambil menatap kolam renang yang tinggal sedikit lagi kelar dikerjakannya.

Remaja itu berjalan meninggalkannya, "Gampang! Ntar gue suruh pembantu yang lain buat ngeberesin semuanya, Ayo buru! Lama-lama gue tinggal juga Lo kalo masih betah duduk di situ!"

Sebelum berdiri ia menyempatkan diri menatap kolam tersebut lalu meraih baju dan memakainya sembari menyusul Kandra dengan langkah pelan karena jujur saja dia belum mampu berlari, Kakinya terasa agak lemas.

LOVE YOU, RASCAL!! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang