Semenjak kakaknya di rumah sakit, Ririn tinggal sementara di rumah tetangganya, Bu Ina.
Bu Ina mencubit pipi Ririn, "Sekolah yang bener ya jangan banyakan pacaran, Ntar kalo udah lulus aja"
Ririn mencium tangan wanita paruh baya itu, "Ririn nggak janji Tante hehehe..."
Bunyi motor berhenti di halaman membuat kedua wanita itu menoleh.
Haris, "Assalamualaikum Tante, Rin" Sapanya.
"Waalaikum salam" Jawab keduanya.
Langsung saja Bu Ina cekikikan, "Pantes tidak berani janji, Udah ada pacarnya toh. Haris, Tante titip Ririn sama kamu ya"
Gadis cantik itu cemberut, "Ih Tante apaan sih!" Kesalnya.
Tawa Bu Ina semakin besar, "Hahaha... Yaudah kalo begitu Tante mau ke dalam dulu" Wanita itu berjalan kedalam rumahnya, Meninggalkan Ririn dan Haris.
Ada satu hal yang membuat Ririn uring-uringan, Yaitu setiap pergi ke sekolah dia selalu dijemput paksa oleh Haris. Seperti pagi ini, Gadis berseragam SMP itu menatap dongkol pemuda yang lebih tua 8 tahun darinya. Mendengkus pelan, Ririn memutar badannya ke samping lalu berjalan tanpa menghiraukan kehadiran Haris.
Haris terkekeh geli dan menjalankan motornya sepelan mungkin agar sejajar dengan langkah Ririn, "Ayo naik, Ntar kamu terlambat"
Ririn hanya meliriknya lewat ekor matanya sebelum balik memperhatikan jalanan di depannya, "Nggak perlu! Sekolahku deket kok" Balasnya ketus.
Haris, "Kok ngomong gitu sih? Kita ini kan pasangan jadi sebagai pacar yang baik, Mas harus nganterin sayangnya Mas sampe ke sekolah"
Ririn mencibir, "Sayang apaan! Kita itu pacarannya cuma bohongan doang, Mas udah lupa?
Pemuda, "Mas gak inget" Cueknya.
Ririn, "Kan aku udah putus sama kak Alsa jadi udah deh mendingan Mas ke kampus aja daripada ngikutin aku mulu" Rutuk Ririn sebal.
Namun Haris tidak menyerah, Mendadak melaju dan singgah tepat di depan Ririn.
Ririn sedikit mundur, "Mas mau ngapain? Aaah! Mas Haris!"
Sejurus kemudian Haris mengangkat tubuh Ririn lalu mendudukkannya di sadel belakang motornya, "Udah diem, Gak usah protes" Ujarnya saat melihat gadis itu hendak memarahinya.
Haris, "Peluk dong, Ntar kalo kamu jatuh Mas gak mau tanggung jawab ya" Peringatnya.
Alhasil dengan ogah-ogahan Ririn melingkarkan satu tangannya di pinggang Haris, "Buruan jalan!" Desak gadis itu.
Saat tiba, Ririn bergegas turun dan berlari masuk ke sekolahnya tanpa mengatakan apa-apa kepada Haris. Pemuda itu menghela napas pelan sebelum tersenyum kecil, "Mas bakalan berusaha buat dapetin hati kamu, Rin" Sebelum mengendarai motornya menjauhi sekolah SMP Ririn.
Ririn celingukan mencari mantan pacarnya, Siapa lagi kalau bukan Alsa. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya dia mencarinya. Sejak kejadian itu, Ririn tidak pernah lagi bertemu dengan Alsa, Seakan-akan kakak kelasnya tersebut menghindarinya... Atau memang tidak bersekolah?
Langkah kakinya membawa Ririn ke depan kelas Alsa, Kelas 2 A. Dia berhenti diambang pintu. Kepalanya menelusup ke dalam, Kelas Alsa sangat sepi pagi ini. Lalu dia terpaku pada punggung seseorang yang dicarinya. Tapi ada yang aneh, Mengapa Alsa tidak menggenakan seragam sekolah?
Hari ini gadis itu cuma memakai pakaian kasual berupa kaos lengan pendek warna merah dan celana jeans sobek-sobek di bagian lutut serta tambahan topi di kepala, Benar-benar tomboi, Batin Ririn berujar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU, RASCAL!! (END)
RomanceBerawal dari perawan adiknya yang direnggut oleh nama 'Trikandraputra', Si Sipit Adebaron Utami berkelahi dengan ketua geng X dari SMK Langga 99, Sekolah di desa tetangga. Kandra. Dengan kasar Kandra menghempas tangan Baron, "Heh! Sejak kapan gue ke...