Dengan langkah gontai Baron menghampiri Kandra yang terlihat sibuk bermain hp. Mendesah berat dia naik ke sadel belakang, "Anter gue balik"
Kandra tersentak lantas menengok penumpangnya. Kelopak mata atasnya sedikit turun mendapati wajah muram Baron, "Napa lagi Lo, Keinjek eek? Mana muka udah mirip jemuran gak pernah disetrika, Kusut, Awut-awutan!" Ledeknya. Akan tetapi balasan yang ia dapatkan cuma sekedar lirikan mata kuyu.
Demi gengsi dan ego tingginya Baron sampai merelakan uang sebesar 4 juta hanya untuk sebuah sandal, Konyol baginya. Padahal rencananya dia mau menggunakan uang Kandra namun nominalnya yang besar membuatnya mengurungkan niat jahatnya.
Baron, "Utang Lo tinggal 870 ribu sama gue" Seraya mengembalikan kartu kepada Kandra.
Cowok bertindik telinga itu terhenyak saat mengambil kartunya, "Lo pake buat apaan?"
Baron mengangkat kresek yang dipegangnya, "Buat beli sendal sama sepatu"
Ia memicingkan mata, Ada yang tidak beres, "Tumben beli yang mahal, Emang niat Lo buat nabung beli motor itu nggak jadi?"
Ucapan Kandra menambah beban pikiran Baron, Wajahnya makin layu. Jika dijumlahkan dengan hutang Kandra serta uang tabungan Baron dirumah, Totalnya 7 jutaan lebih dan itu bersih. Padahal tinggal menambah 2 atau 3 juta lagi motor impiannya akan segera terbeli.
Namun kini... Tersisa 3 jutaan saja yang Ia miliki. Penuh tekanan dia berkata, "Ya... Gue kepengen aja punya sendal mahal, Emang cuma orang kaya macam Lo yang bisa? Dan soal Motor gue kan bisa kerja lagi" Ujarnya yakin.
Entah apa Kandra merasa lebih tidak puas oleh jawaban ini, "Bohong kan Lo sama gue? Jujur aja napa Lo make uang sebanyak itu buat beli sendal doang?"
Mendadak Baron memukul lengan Kandra dengan kresek yang dibawanya, "Napa Lo kepo, Udah buruan jalan aja!" Serunya gemas.
Namun hal itu tak serta membuat Kandra menyerah dalam mencari kebenaran, "Nggak! Sebelum Lo jujur sama gue, Jangan coba-coba ngelak lagi atau gue bakal tanya sama penjaga kasir di Mall itu?" Ancamnya mendesak jawaban dari Baron.
Bola mata sipitnya bergerak tak beraturan, "Gue beneran cuma mau beli sendal mahal kok! Lo pikir apaan hah? Ayo cabut, Gue udah ngantuk berat nih!" Elak Baron pura-pura menguap.
Sampai seruan mengalihkan perhatian keduanya. Noval melambaikan tangannya dari pintu Mall dan berlari mendekati Kandra juga Baron.
Noval, "Halo Bos! Eh Lo kok bareng sama Kandra?" Tatapannya tidak sukanya mengarah ke Baron, Si penumpang yang duduk di motor Bosnya.
Baron mencibir, "Suka-suka gue! Mau gue ada di bulan, Matahari atau di planet mars sekalipun itu bukan urusan Lo!"
Dengan malas Noval merotasi matanya, "Bos, Tumben keluyuran sendiri" Celetuknya basa-basi.
Kandra, "Males bareng kalian mulu"
Noval mengeryitkan dahinya, "Sejak jadi anak buah Lo, Barusan gue denger Lo ngomong kek gitu" Ia melirik Baron tajam.
Si Sipit yang risih ditatap seperti itu seketika menyolot, "Apa Lo liat-liat, Gue colok tuh mata!" Sergahnya.
Ia berdecih sebelum balik menatap ketuanya, "Bos Lo tau nggak nih anak tadi beli sendal harga 4 juta cuma gegara gue ngerendahin dia, Gila gak tuh? Kalo golongan kayak kita kan mampu, Nah dia dapet duit darimana coba? Jadi gigolo?"
Baron memelototi Noval, "Mulut Lo minta dijahit kayaknya! Ember banget!" Cecarnya. Gara-gara mulut remaja itu, Baron yakin Kandra pasti sudah tau penyebabnya membeli sandal mahal ini. Hela nafas, Baron memasrahkan diri jika nantinya Kandra akan menertawakan kekonyolannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU, RASCAL!! (END)
RomanceBerawal dari perawan adiknya yang direnggut oleh nama 'Trikandraputra', Si Sipit Adebaron Utami berkelahi dengan ketua geng X dari SMK Langga 99, Sekolah di desa tetangga. Kandra. Dengan kasar Kandra menghempas tangan Baron, "Heh! Sejak kapan gue ke...