BAB 1. CURANGIMU

12.7K 435 19
                                    

Haiiii

Aku penuhi janji untuk posting cerita INGKAR hari ini

Selamat membaca ya..

Jangan lupa vote dan Komennya

Masih pendek

Cuma seribuan kata.

Mau cek ombak dulu..

Selamat membaca 🤗🤗🤗

Luv💜Octoimmee

.
.
.



.
.
.
.

Seia menyudahi
Sekata pisah, tak sama lagi
Bersama dihadapi
Engkau pun s'perti tak enggan mengakhiri

Ku dengan bunga baru
Jiwa sepimu diobatinya
Terus mencari celah
Berdua bicara, topik mengada-ada

Ingkarkah kita?

Aku coba dengan yang baru
Kukira hilang bayangmu
Namun, tiap dengan yang baru
Rasanya seperti ku berbohong dan curangimu

Ku dengan bunga baru
Jiwa sepimu diobatinya
Terus mencari celah, mengarang temu
Tuju mengada-ada

Aku coba dengan yang baru
Kukira hilang bayangmu
Namun, tiap dengan yang baru
Rasanya seperti ku berbohong dan curangimu

Detik-detik terus menitik
Garis rindu menuju kamu
Jam demi jam terus menggeram
Rona rindumu pun kepadaku

Mungkin kita butuhkan waktu
Atau berdua mengingkari hati
Detik-detik terus menitik
Kisah kita tidak bertitik

Aku coba dengan yang baru
Kukira hilang bayangmu
Namun, tiap dengan yang baru
Rasanya seperti ku berbohong dan curangimu, oh

Coba dengan yang baru
Kukira hilang bayangmu
Namun, tiap dengan yang baru
Rasanya seperti ku berbohong dan curangimu

Kucurangimu
Curangimu..

Lagu itu dinyanyikan sendu, matanya menatap pada satu titik, seorang wanita dengan surai panjang yang berkali mengangkat tangan ke wajah, menyeka air mata yang menetes.

Suasana hening, terbius dengan suara merdu dari sang pemetik gitar bertopi.

Hanya ada dua orang yang menyadari jika sang wanita yang menangis tadi sudah meninggalkan ruangan.

Satu tepuk tangan, lalu menyusul dua tiga tepuk tangan dan seolah memantik kesadaran yang lain untuk segera memberi euphoria pada seni epik yang melantun lirik lagu milik Tulus itu.

Tepuk tangan tetap berkumandang bahkan lengkap dengan sorak ketika si pemilik suara bagus tadi membungkukkan badan dan gegas turun dan berlalu ke balik panggung.

Itu memang lagu terakhir dari enam lagu yang dibawakannya dan seluruhnya memukau, terlebih lagu penutup yang dengan mudah diketahui jika itu adalah ungkapan hati sipelantun lagu.

Ada jerit pilu dalam setiap nada yang mengalun, ada putus ada dan kecewa disetiap tarikan nafas yang menjeda lirik demi lirik.

Penonton puas, apa pun itu berhasil membius mereka.

Si pemilik suara ajaib itu segera berlari mengejar sosok yang menjadi atensinya sejak di panggung. Tanpa peduli pada seorang kru di panggung yang memegang gitar memanggilnya.

INGKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang