BAB 60. SUDAH DITENTUKAN

2.1K 379 40
                                    

Ada yang sudah tak sabarkah menunggu cerita ini? 😘

Ada yang sudah mulai bosan, kepanjangan ceunah  😂


Ada yang tak lagi membaca 🤣

Baik lah, aku akan tetap melanzutkan nya, apa pun yang terjadiiii....🔥💃💃

Bagi yang setiaaa, akyu pada muuuuuhhhh😘😘😘😘

Vote dan komentarnya aku tunggu...🥰🥰🥰

Selamat membaca
Luv💜Octoimmee





.

.

Ardan melirik Arghi yang sejak tadi tampak tidak tenang. Kegelisahannya tampak jelas.

Hari sudah malam saat mereka tiba kembali di apartemen yang ditempati Arghi.

Mereka menjadikan Apartemen ini sebagai kantor sementara mereka karena jaraknya tidak terlalu jauh dengan lokasi proyek yang tengah mereka garap.

Boy juga merasakan hal yang sama, Beberapa kali ia mendapati Arghi menscroll layar tanpa tujuan yang jelas. Hanya menaik turun kan layar, seolah mencari sesuatu yang bisa menarik fokusnya kembali. Meski matanya ke layar monitor tapi ia tahu jika pikiran Arghi tidak bersama raganya.

Ardan dan Boy mengira jika Arghi terpengaruh dengan kabar kehamilan Keandra.

Tapi seharusnya, Arghi tidak punya rasa itu lagi. Arghi yang memutuskan pergi, bukan sebaliknya.

Keandra lah yang disakiti, bukan sebaliknya.

Hanya saja karma tidak bisa menahan diri. Ada ganjaran untuk setiap perbuatan. Baik buruk adalah pilihan. Dan Karma memberikan sesuai pilihan.

Arghi seolah kehilangan nasib baiknya saat ia melepas Keandra.

"I have to go back, is that okay?"

Ardan dan Boy serentak menoleh ke arah Arghi yang mengeluarkan suaranya setelah sekian lama terdiam.

"Ada yang penting, Ghi?"
Tanya Ardan. "Emma sakit?"

Arghi menggelengkan kepalanya.

Teringat kembali percakapannya dengan Venus yang tidak tuntas. Sampai akhir percakapan Venus tidak mau bicara.

Arghi merasa jika Venus sedang menutupi sesuatu.

Dan anehnya Arghi merasa jika sesuatu yang ditutupi Venus itu  berkaitan tentang dirinya.

Venus hanya terus meminta maaf padanya, entah untuk apa.

"Gue nggak bisa ngejelasin, hanya saja gue rasa gue harus pulang.."

Ardan dan Boy terdiam. Ini bukan Arghi yang  biasa, sangat tidak profesional.

Apa lagi pekerjaan mereka sangat banyak dan mereka mengandalkan Arghi untuk mengerjakan bagian yang sudah mereka sepakati bersama.

"Sorry, sorry, guys...Lupain saja, anggap gue tadi nggak bilang apa-apa". Arghi menyugar rambutnya, ia sangat tahu persis jika dalam waktu dekat ini dirinya tak bisa kemana-mana.

INGKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang