Ehm....
Terkejut nggak? 😁
Chapter ini Special Buat readers yang bisa komen lebih dari sepuluh kali dalam satu chapter,
terima kasih cintaahhh,
Aku pada mu...😘😘😘[Ini setelah Damian pulang kencan ya🤭🤭, masih di hari yang sama...]
.
.
.
.Selamat membaca
Luv💜Octoimmee.
.Keandra menatap Damian tak percaya. Begitu juga dengan peserta rapat yang lain. Hanya satu yang tersenyum geli.
Nina.Nina mengulum senyumnya dan menundukkan wajahnya agar tidak ada yang melihat.
Damian dengan tenang melangkah mendekati Keandra bagai singa menghampiri pasangannya.
"Belum selesai sayang?. Sudah lewat dua belas menit dari jadwal yang di atur Nina". Nada nya terdengar berwibawa dan sekaligus mesra.
Ingin rasanya Keandra menncubit bibir yang tengah tersenyum padanya itu.
Bagaimana mungkin Damian sangat tidak profesional seperti ini? norak sekali, gerutu Keandra sebal.
Tapi tidak mungkin ia melakukan itu.
"Setelah ini jadwal saya kosong Pak Damian, dan anak-anak muda ini masih memiliki pertanyaan yang saya tidak keberatan untuk menjawabnya. Mereka luar biasa.."
Jawab Keandra dengan nada tenang.
Damian menarik satu kursi dan memosisikan nya dekat Keandra.
Ruang rapat itu terdiri dari satu meja besar berbentuk persegi panjang yang bisa memuat dua puluh orang sekaligus. Keandra duduk di ujung kepala meja, sementara peserta rapat duduk di sisi kanan dan kiri meja besar berwarna coklat tua itu."Oh, ya...saya suka dengan anak-anak muda yang luar biasa dan menunjukkan sikap antusias." Jawab Damian dengan senyuman yang tak surut dan tidak melepaskan pandangannya dari Keandra. Lalu ia duduk di samping Kendra.
"Apa yang mereka tanyakan, Bu Keandra?. Jadwal saya juga kebetulan sudah kosong. Siapa tahu saya bisa memberikan masukan. Tapi hanya lima menit, karena saya harus makan malam dengan istri.."
Mata Keandra menatap ke arah dasi biru garis-garis silver yang melekat rapi di leher kemeja Damian.
Keandra sangat tahu jika simpul dasi Damian sangat bisa ia gunakan sebagai senjata, tinggal ia tarik salah satu bagian, maka simpul itu akan sukses mencekik Damian.
Keandra menarik ujung bibirnya.
"Oh ya? Apakah istri bapak sudah diberi tahu sebelumnya?. Dia seperti nya tidak tahu jika ada acara makan malam..". Senyum Keandra terlihat sedikit mengancam.Damian menelan ludahnya, tapi senyum di wajahnya tak ia padamkan. "Tadinya saya ingin memberikan kejutan, Bu Keandra. Karena tadi siang kami..". Damian berjengit, sesuatu yang terasa perih menyerang tubuhnya.
"Ka kami.. sedang membicarakan sesuatu yang sangat menarik, lalu saya berpikir, malam ini saya akan memberikan kejutan lain.."Damian berbicara sambil menahan sakit karena tangan Keandra berhasil mencubit paha nya dan itu pedih sekali. Ditahannya tangan Keandra yang mendarat di pahanya itu. Posisi meja yang cukup tinggi dan layar Laptop Keandra menutupi aksi penganiayaan yang dilakukan Keandra. Diusapnya punggung tangan itu dengan lembut. Diangkatnya tangan Keandra dan mengecupnya .
Keandra bisa mendengar suara kesiap lalu suara tawa yang ditahan. Dan ia tidak mungkin menarik tangannya dari genggaman tangan Damian. Keandra yakin jika wajahnya kini sangat merah.
"Apa lagi yang ingin kalian tanyakan ?"
Damian mengedarkan pandangannya pada seluruh yang hadir yang kini terlihat menahan senyum dan salah tingkah melihat kemesraan yang ditampilkan Seorang Damian Hadipraja.
KAMU SEDANG MEMBACA
INGKAR
ChickLitBagaimana jika cintamu di khianati? Dan harus berakhir atas nama cinta juga? Ia harus menghentikan harapan masa depan yang ia kira akan ia jelang bersama Keandra memutuskan untuk berhenti mencinta.. Memilih menerima rencana masa depan dengan perhit...