30. HIKAYAT (2)

1.7K 284 37
                                    




Masih cerita tentang Keluarga Clara.

Ada yang komen suka dengan nama-nama tokohnya🤭😆

Aku juga suka😄.  terinspirasi dengan judulnya, HIKAYAT. Jadi terbawa suasana sastra lama.
Trus muncullah nama-nama Sangka Muda Baraka, Langga Baraka, dan  Himalaya.

Harap bersabar ya teman-teman. Semoga belum bosan membacanya.

Luv💜Octoimmee

__________________

Himalaya akhirnya tahu jika selama ini Sangka lah yang membiayai Clara. Jika Sangka lah yang membiayai Clara kuliah dan sering mengirim uang pada Ibu nya. Meskipun  ia juga tahu Damian juga membantu Sangka.

Himalaya meradang, ia menghina Sangka dan mengatakan jika Sangka adalah seorang pencuri, dan yang lebih menyakitkan, Langga Ayahnya tidak membelanya.

Sangka kecewa dan memilih keluar dari Baraka, ia tidak mau hidup terhina hanya karena harta.

Dan sebagai konsekuensi ia tidak mendapatkan lagi privilige sebagai seorang Baraka. Semua fasilitas ditarik oleh Himalaya. Mobil, rumah, apartemen semua diambil. Sangka keluar dari sangkar emas yang menyiksa hidupnya.
 

_________________________




Clara sangat marah padahya, ia tak lagi bisa hidup mewah.
Sangka berjanji jika ia akan memenuhi kebutuhan Clara.
Dengan sisa tabungan Sangka membangun sendiri bisnisnya.

Damian yang mengetahui hal itu, dengan senang hati  tetap membantu Sangka. Damian membayar semua kebutuhan Clara hingga menyelesaikan kuliahnya. Sampai bisnis Sangka stabil.

Setelah selesai Damian juga mempekerjakan Clara sebagai sekretarisnya.

Usaha Sangka mulai berkembang hanya saja persaingan semakin ketat. Sangka akhirnya memutuskan untuk bekerja di salah satu perusahaan minyak. Bisnisnya ia serahkan pada orang kepercayaanya.

Sangka terus berjuang, dan berharap Clara sabar untuk tidak boros seperti dulu lagi.
Tapi Clara yang sudah terbiasa dengan kemewahan tidak bisa menerima kenyataan jika Sangka tak lagi bisa membiayai hidupnya.

Melihat Sangka yang merasa frustasi karena tidak bisa memenuhi permintaan Sang Adik, membuat Damian memberikan uang tambahan pada Clara. Sangka menolak, tapi Damian berkata Sangka dapat menggantinya kelak. Akhirnya Sangka mengalah.

Karena saat itu Damian tahu Sangka tak lagi bisa memenuhi semua kebutuhan Clara yang cukup besar di luar negeri, dan Damian tahu jika menyekolahkan Clara adalah impian Sangka. Jadi dengan senang hati ia membantu sahabatnya itu.

"Aku minta maaf, Damian...". Sangka mengusap wajahnya, menundukkan Kepalanya.

"Aku juga minta maaf, Sangka."

Sangka menggelengkan kepalanya. "Kamu tidak salah, Dem. Aku sudah banyak berhutang dan adik ku sungguh tidak tahu diri untuk memahami itu. Aku juga minta maaf atas nama Clara.".

Sangka melipat tangannya di meja. Kepalanya masih tertunduk dengan wajah penuh beban.

Sementara Damian duduk bersandar di kursi kerjanya.

Ia tak menyangka Sangka menemui ya dikantor sepagi ini.

"Clara sudah dewasa, Sangka. Dia harus mulai bertanggung jawab dengan hidupnya.".

"Aku juga berharap begitu"

"Aku minta maaf, karena tidak bisa lagi menerimanya bekerja disini, Dia mengusik istri ku, Sangka, meski tidak secara langsung, tapi aku tidak bisa menoleransi"

INGKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang