26. Seharusnya

1.9K 389 78
                                    

Haiiii....

Sudah pada nungguin?

Jangan lupa vote dan komentar yang banyak yaaaa.....🥰🥰😄

Selamat membaca
Luv💜Octoimmee




.

..

.

.


(26). Harusnya

Harusnya Damian tahu jika malam ini dirinya selamat karena ada mama yang datang. Ia masih bisa bermanja memeluk pinggang Keandra sambil membaringkan kepalanya di pangkuan istrinya itu.

Sementara Ratna Dewi duduk di single seater dan Keandra duduk diujung threeseater sofa bersama Damian yang berbaring dan menjadikan Keandra bantalnya. Ratna Dewi dan Keandra berbincang mengenai acara masak yang tengah mereka tonton, sambil makan buah potong yang disiapkan Kea.

Ratna Dewi yang memang senang mengomentari apa saja, ditemani Keandra yang sabar menanggapi komentar-komentar Ratna, menjadikan obrolan itu seimbang dan tenang.

Berbeda jika Ratna berbincang dengan Damian yang selalu  berujung ricuh. Dulu papa Basuki Hadipraja yang akan menengahi, sekarang Keandra pun bisa mengatasi hal itu dengan mudah.

Kini Damian dengan leluasa mendusel-dusel kepala dan wajah nya diperut Keandra. Tangan Kea sedari tadi membelai rambut Damian, mengusap pipi, membelai cuping daun telinganya, berganti-gantian, rasanya sangat menyenangkan.

Apalagi sambil mendengarkan suara lembut dan santun istrinya itu. Ia bagai mendengar lagu pengantar tidur.

Sesekali ia mengecup tangan Keandra dan menggigitnya gemas, dan pipinya akan dicubit Kea dan Damian menerimanya dengan senang hati. Ia ulangi lagi dan Keandra mencubit hidungnya, Damian terkekeh.

Damian berharap mama masih ingin bercerita banyak dengan Keandra, ia masih ingin menikmati bermanja dipangkuan istrinya, sambil mencoba merasa apakah sikap Kea padanya hanya sekedar kewajibannya sebagai istri  atau sudah adakah sedikit rasa sayang yang sama dengan yang ia rasakan?. Ia akan sabar menanti hari dimana Kea bisa mencintainya. Ia tak keberatan menunggu belasan tahun lagi.

Dari posisinya ia bisa menikmati wajah indah milik istrinya itu. Dagu lancip yang sangat manis jika ia tersenyum, pipi tirus yang membuat Kea terlihat cantik bagai dewi, lentik bulu mata itu sering membuatnya melayang saat mereka tak sengaja saling adu tatap.

Kini tangan mungil Kea menangkup pipinya, membelai pelipisnya dengan ibu jari sempurna itu. Jika begini ia akan mudah terlelap. Tapi Damian berusaha terus terjaga.

Damian berharap malam ini ia bisa menjelaskan pada Keandra tentang kejadian tadi siang. Bukan ia tak mau mengejar Keandra, karena ia yakin Clara akan nekat melakukan sesuatu yang lebih konyol dan melukai Kea.

Ia tahu sikapnya tak bisa dibenarkan, bahkan semesta tak merestuinya dengan membuat dirinya ketahuan melakukan pertemuan dengan Clara dibelakang Keandra.

Ia tahu Keandra pasti kecewa. Ia juga kecewa dengan dirinya. Bagaimana jika ia bertemu dengan  Keandra dengan pria lain dibelakangnya?.

Sungguh ia tadi hanya ingin menyelesaikan masalah Clara, memastikan Clara menjauh dari hidupnya. Ia pikir wanita itu berubah, tapi ternyata hanya tipu daya belaka.

Tak ada yang tahu betapa ia tadi sangat takut, takut Keandra membenci, karena ia tidak akan sanggup.

Keandra boleh tak cinta padanya, asal jangan membenci, ia bisa mati.

Damian semakin erat memeluk pinggang Kea, ia tak mau kehilangan Kea, apa pun yang terjadi.

Aroma Kea pekat memasuki indera penghidunya, ah bagai candu, bagai candu, Keandra selalu membuatnya sakau.

INGKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang