BAB 67 THIS IS THE TIME?

2.4K 417 44
                                    

Dua atau tiga bab lagi Tamat Yaa....


Terima kasih sudah mengikuti cerita ini sampai sejauh ini😘

Sudah mau sabar dengan semua yang aku tuliskan.😁😁😁

Jangan lupa Voment yang banyak😘😘

Selamat membaca
Luv💜Octoimmee

.
.

.
.

Keandra menyandarkan tubuh nya ke headboard tempat tidur, sebelum nya ia sudah menumpuk bantal hingga ia bersandar lebih nyaman.

Ia lalu memejamkan mata, mencoba menenangkan seluruh bagian tubuhnya dengan cara berdiam diri.

Punggungnya sejak beberapa saat yang lalu terasa tidak nyaman, demikian juga dengan kakinya yang terasa seperti kesemutan.

Ia mengira karena dari tadi kelamaan membaca, dengan posisi setengah berbaring  dan sambil melipat kakinya. Lama-kelamaan merasa tubuhnya tidak nyaman.

Kepalanya kini juga terasa sedikit pusing, dan rasa mual membuat Kea merasa tubuhnya sedikit melayang.

Keandra mencoba menenangkan dirinya,mensugesti jika dirinya tidak apa-apa. Mungkin karena tadi ia kelamaan membaca sambil tiduran, hingga  pusing dan mual menyerangnya.

Keandra melirik jam kecil yang ada di nakas, jam sembilan tiga puluh, ia membaca sejak  Damian berangkat. Dan itu sudah dua setengah jam yang lalu

Ia menghirup udara dalam-dalam melalui hidungnya, lalu menghembuskan nya melalui mulutnya. Ia lakukan berulang kali untuk mengurangi pusing dan mual.

Mungkin sebentar lagi Damian pulang. Ia tidak apa-apa menunggu, ini hanya sekedar pusing biasa.

Apakah ia harus memanggil bibi?

Tadi bibi memaksa untuk menunggui  Keandra sampai Damian pulang. Hanya saja Keandra kasihan melihat Bibi yang sejak tadi terkantuk-kantuk , hingga Kea menyuruh bibi untuk tidur saja.

Awalnya bibi tidak mau, karena Damian menyuruhnya untuk menemani Keandra. Tapi Keandra bersikeras menyuruh Bibi untuk tidur saja.

Akhirnya bibi mengalah dan mengatakan jika ia akan meletakkan ponselnya dekat-dekat, jika terjadi apa-apa Keandra bisa segera menghubungi nya.

Keandra tersenyum mengingat pengabdian bibi yang menyayangi nya dan Damian dengan begitu tulus.

Keandra mulai tenang, rasa pusing dan mual tak terlalu mendominasi lagi. Tapi debar jantungnya masih terasa lebih cepat dari biasanya.

Ia menggerak-gerakkan kakinya yang masih terasa kebas, berharap gerakan ini dapat membuat kakinya lebih rileks.

Keandra mencoba tenang, berharap sebentar lagi Damian pulang. Jika saja acara malam ini tidak penting, mungkin ia tidak akan terlalu memaksa Damian untuk hadir.

Tapi mama Ratna sendiri yang meneleponnya, dan Keandra tidak mungkin menahan Damian walau tadi ia juga berat melepas suaminya pergi.

Mama Ratna juga tidak akan meneleponnya jika acara itu memang tidak penting.

Keandra mengusap perutnya, meski belum terlihat perubahan apa-apa, tapi seolah ada getaran yang menyapa telapak tangannya saat bersentuhan dengan perutnya.

Sebab disana sedang terjadi proses ajaib, proses istimewa yang diidamkan nya sejak lama.

Keandra tersenyum saat melihat perutnya.

Rasanya memang luar biasa. Kini ia menjadi akan menjadi seorang ibu. Baginya ini adalah anugerah. Ia mengalami sesuatu yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

INGKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang