34. MENGAPA? (1)

1.8K 329 87
                                    

Hai teman-teman yang baik hati, yang mau meninggalkan komentarnya di bagian yang kalian suka.💃💜

Aku seneng banget🥰🥰🥰😘😘😘

Terima kasih yaaa...

Moodbooster banget buat aku 🥰🥰

Tetap dukung aku terus yaaaa...
.
.
.


Selamat membaca
Luv💜Octoimmee







.
.
.

_______________

Sangka terkejut ketika membuka pintu. Clara di papah oleh seorang wanita dan terlihat sedikit kesulitan saat menjaga agara Clara tidak terjatuh.

"Ara...?". Sangka segera membantu membawa Clara adiknya itu masuk.

Sangka mengarah kan langkahnya menuju sofa dan wanita yang bersama adiknya itu segera mengikutinya.

"Wahoooo.. " Clara bersorak ketika pantatnya mendarat di sofa empuk ruang tamunya. Lalu ia pun bersandar dan kepalanya terkulai.

Sangka menghela nafasnya. Ini bukan kali pertama Clara berulah.

Ia tadi memang menyempatkan diri untuk mengunjungi adik nya ini. Mereka harus bicara serius mengenai langkah Clara ke dapan.  Clara harus mulai bertanggung jawab dengan hidupnya.

Meskipun Clara sudah pernah bekerja di perusahaan Damian, tapi Sangka bisa menduga jika Clara tidak lah cemerlang dalam melakukan pekrjaannya. Clara  terbiasa dimanja dirinya dan Damian secara materi. Dan kini Clara Shock dengan perubahan yang tiba-tiba.

"Ehm..."

Sangka terkejut. Ia baru teringat jika ada seseorang dihadapannya.

"Eh, maaf...maaf. maaf kan adik saya jadi merepotkan.."

Wanita cantik itu tersenyum. "Tidak apa-apa, saya pamit kalau  begitu.."

"Wah, tidak minum dulu? Saya bisa siap kan.."

"Oh, tidak usah, saya juga buru-buru. Saya permisi saja."

"Oh, baik, sekali lagi maaf, dan terima kasih sudah membantu adik saya. Mbak....."

"Loli, Lolita" Wanita cantik itu mengulurkan tangannya.

"Sangka, saya kakak nya Clara. Sepertinya saya belum pernah bertemu mbak Loli.."

Wanita itu tersenyum."Ah, ya..kedepannya mungkin kita bisa bertemu lagi..."

Sangka tertawa menikmati keluwesan Loli yang terlihat sangat ramah.

"Saya permisi, Mas Sangka..."

Sangka segera mengikuti Lolita. "Saya antar sampai Lobby.."

"Oh tidak usah, saya bisa sendiri. Oh ya, tadi yang mengantar supir nya Mas Damian, Pak Kus?. Tadi saya suruh langsung pulang karena lebih pas kalau saya yang membawa Clara ke  sini.."

Sangka menghela nafasnya, kesal dengan keadaan. Bagaimana bisa mereka melibatkan Damian lagi?. Padahal ia sudah berjanji.

"Mbak Loli pulang dengan apa, apa saya antar saja?"

"Oh, tidak usah. Saya sudah telepon teman untuk menjemput saya disini.."

"Sekali lagi terima kasih, Mbak.."

"Loli saja, Mas. Nggak udah pake mbak. Saya seumur dengan Clara"

"Oh, ya Loli, terima kasih"

"Banyak banget terima kasihnya Mas..". Seru Lolita.

INGKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang