BAB 49. Menamai Rasa yang Ragu

1.9K 332 73
                                    

Haloooo...
Selamat hari selasa...

Kita lanjut kan yaaaa...☺☺

Mari beri bintang dan silahkan memberi komentar.
Yang kurang setuju dengan jalan ceritanya, boleh skip cerita ini ya...
☺👍.

Yang masih semangat ayoooo,150 vote 60 komentar per hari ini (11 April 2023).
Aku double up malam ini juga.
💃💃💃

Jika tembus besok (tgl 12 april) maka double up besok. Tapi jadi nambah 175 vote dan 70 komentar.

Jika lewat dari tgl tsb, berarti nunggu hari jumat sesuai jadwal ya...😄✌

Buat teman-teman yang setia mendukung aku di Karya karsa Terima.kasih banyak ya 🥰🙏







Selamat membaca
Luv💜Octoimmee








****


Keandra baru saja menelepon perawat Esa. Papa nya itu baru saja tidur setelah minum obat. Keadaannya sudah lebih baik.

Esa juga bersikeras melarang Keandra untuk berada di rumah menjaganya.

Akhirnya Keandra setuju berangkat jika Papa nya mau di Jaga oleh seorang perawat.

Esa pun dengan berat hati menyetujui nya.

Keandra kembali larut dalam pekerjaan nya.

Keandra mengangkat wajahnya, saat pintu ruangannnya membuka.

Tiga orang OB membawa dua kursi dan satu meja. Mereka tidak berkata apa-apa hanya mengangguk kan kepala.

Keandra pun tak membuka mulutnya,  masih sibuk mencerna apa yang terjadi.

Mereka menyusun kursi dan memasang taplak meja dengan rapi.

Setelahnya mereka kembali menganggukan kepala dan serentak keluar, lalu menutup kembali pintu itu.

Keandra memandangi pintu yang sudah tertutup. Lalu pada sepasang kursi yang baru saja diletakkan disana. Mencoba mengurai apa maksud keberadaan benda itu disana.

Tak lama pintu kembali terbuka,
Seorang petugas berseragam sebuah hotel ternama masuk sambil mendorong trolley yang Keandra yakin berisi makanan.

Nina menahan pintu agar petugas itu bisa melewati pintu dengan mudah.

Keandra bisa melihat jika Nina sedang menahan senyumnya. Keandra menatap ke arah sekretarisnya itu, dan Nina terlihat tidak berani melihat ke arahnya.

Bahkan ketika menutup pintu Nina tidak mengatakan apa pun.

Keandra menatap petugas itu dengan curiga, ia melipat tangannya di dada memperhatikan pemuda itu menata meja dengan cara yang sangat profesional.

Aroma makanan langsung memenuhi ruangan.

Keandra tahu dengan pasti jika ini adalah kerjaan Damian, siapa lagi?.

Setelah selesai petugas itu, membungkuk dengan sebelah tangannya di belakang pinggang dan tangan kanannya ia tempelkan di dada, lalu  dia pun undur diri.

Keandra yakin masih ada lagi yang akan muncul.

Benar saja.

Pintu kembali terbuka, kini seorang pria pemain biola dengan anggun masuk ke dalam ruangannya.

Pantas saja Nina senyum-senyum seperti tadi.

Lalu suara biola mengalun memainkan lagu yang lembut.

Keandra pun menikmati permainan biola yang membuat dirinya merasa lebih relaks.

INGKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang