19. Adakah...

2K 305 59
                                    


Here we go...

Apakah hari ini Damian dan Kea akan baik-baik saja?

Jangan lupa vote dan Komentar ya teman-teman 🥰🙏.

Selamat membaca
Luv💜octoimmee









.
.

"Lo sudah cek progress terkhir,  proyek Pelabuhan ?"

"Huummm...."

"Mau sampai kapan lo bikin dia begitu?"

"Sampai dia bangkrut..."

Suga mengangkat alisnya.

Damian juga membalas mengangkat alisnya, seolah ia tak peduli dengan apa pun pendapat Suga.

Suga terkekeh. "Gue pikir Lo bercanda dengan rencana itu". Pria pendiam itu mengambil gelas dan menyesap lagi minumannya.

"Gue nggak bercanda dengan apa pun yang menyangkut Keandra. Dia bajingan yang bikin gue harus begini". Damian mengambil botol air mineral di meja, lalu meneguknya, berharap ia tak tergoda untuk minum yang lain.

"Bukannnya lo dari dulu memang begini?". Sahut Suga dengan senyum mengejek.

"Ck! Itu hanya kamuflase,kakak ipar.."

"Jijik!". Sembur Suga.

Damian terbahak-bahak, ia suka jika Suga masih kesal karena harus mengakui jika kini mereka telah menjadi keluarga.

Dulu mereka saling bersaing satu sama lain untuk memenangkan tender. Tak jarang mereka harus saling tikung untuk mengejar proyek-proyek besar.

Dan Kini mereka harus bisa saling bekerja sama. Hidup memang kadang sebercanda itu.

"Lo, tahu Keandra akan membuat jarak kalau gue jadi suami idaman. Padahal gue memang cinta mati sama Kea".

Suga menyalakan rokoknya. Ia mengangkat tangannya diudara saat seorang wanita hendak membantunya menyalakan rokoknya. Wanita penghibur itu mencebik, kesempatan untuk bersama salah satu anak Mahawira lepas begitu saja. Suga memang sangat pemilih jika ingin ditemani wanita.

"She was afraid...". Sahut Suga.

"Dan gue cuma bisa nunggu sampai dia siap.." Keluh Damian hampir putus asa.

"Kasih dia waktu..". Suga mengerti apa yang menimpa Keandra. Dan ia juga merasa bersalah.

Suga menyesali dulu ia tak mengerti bagaimana menjaga Keandra. Dulu ia masih sangat muda ketika mama pergi begitu saja.

Harusnya dia melindungi  Keandra. Adiknya yang sangat perasa dan masih sangat percaya jika dongeng bahagia itu ada.

Esa melarang mereka memanjakan Keandra. Kadang ia tak tega, tanpa ragu ia datang membantu Kea. Tapi  Papa segera menegurnya dan mengatakan jika ia datang membantu, artinya ia menarik Kea mundur kebelakang, bukan mendorongnya maju.

Dan Suga hanya anak kecil dan selalu mengira jika ucapan papanya adalah kebenaran.

Hingga ia sering memandang kea dari jauh, saat adiknya itu mengerutkan keningnya ketika adiknya itu kesulitan mengerjakan tugas, tapi pada akhirnya Kea menjadi mudah memahami soal dengan baik.

INGKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang