BAB 59. WAKTUNYA

1.9K 358 42
                                    

Yeaayyy.....

Terima kasiiihhhh 💃💃💃💃
Sesuai janji kalau vote dan komentarnya sesuai...
Otor upload yaaa
🥰🥰

.
.
.

Jangan kasih kendor voment nya 💪😎😎😎

Selamat membaca
Luv💜Octoimmee



===============
"Saya tidak mengetahui ibu ada dimana Pak. Setahu saya, Ibu Emma pulang ke rumah orang tuanya. Ibu Emma menurunkan saya dijalan,dan hanya memberi uang untuk saya pulang ke rumah".

Akhirnya Nadia terpaksa mengaku, hanya itu yang bisa ia lakukan setelah Arghi berkata jika ia melihat Nadia di sebuah mini market, dan ia ingat. Bahkan Arghi menyebut jam dan tanggalnya. Nadia tidak bisa mengelak lagi.

Ah, seharusnya dari awal ia tidak ikut permainan ini. Tapi ia sangat membutuhkan uang yang diberikan Emma.

"Kapan Emma memberitahu kamu kalau kamu nggak ikut?"

"Saat sudah jalan, Pak. Ibu tidak memberitahukan apa pun sebelumnya.."

"Kamu tidak bertanya kenapa kamu nggak ikut?"

"Tanya Pak, ibu bilang kalau di rumah sudah disiapkan perawat sama orang tua nya.."

"Tidak ada petunjuk apa pun, yang kamu lihat?".

Nadia semakin erat memegang ponselnya. Sayang nya ia tidak terlalu memperhatikan apa pun.

"Tidak ada pak, eum saya tidak terlalu memperhatikan..". Cicit nya, ia merasa bersalah tidak dapat membantu.

"Plat nomor mobil, kamu ingat ?".

Nadia kembali menggigit bibirnya.

"Tidak pak, saya tidak perhatikan.."

"Supir?"

"Maaf, sekali lagi maaf pak, saya tidak memperhatikan, saya pikir itu mobil dan supir milik orang tua Ibu, jadi saya tidak waspada, saya pikir perjalanan ini akan aman-aman saja.".

Ya, itu yang ada dalam pikirannnya saat itu.

"Tapi akan saya coba ingat-ingat sesuatu, jika ada, saya akan informasi kan ke bapak". Nadia benar-benar berjanji dalam hatinya jika ia akan berusaha sebisanya mengingat-ingat kejadian hari itu.

Nadia bisa mendengar helaan nafas berat dari seberang sana. Menambah rasa bersalah dalam hatinya.

"Oke Nad, jika ibu Emma telepon, jangan katakan kalau saya tahu tentang hal ini, bersikap seperti biasa saja."

"Baik, Pak." Kini Nadia merasa serba salah. Tapi hati kecilnya yakin jika ia lebih mempercayai
pak Arghi. Entah apa yang direncanakan Emma, Nadia sunguuh tidak mengerti.

Selama ia bekerja menjadi perawat Ibu Emma, ia bisa melihat ketulusan Pak Arghi.

Mungkin Pak Arghi tidak bisa sepenuhnya menemani Ibu Emma, karena tuntutan pekerjaan, tapi Pak Arghi selalu sabar pada ibu Emma. Selalu menanyakan keadaan Emma saat pria itu harus lembur.

INGKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang