"Non, bangun non. Non di tunggui sama nyonya di bawah"
Bibi sejak tadi membangunkan Fazza namun gadis itu masih terlelap dalam tidurnya. Tak ada pergerakan untuk bangun sedikit pun dari gadis itu. Kini jam telah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Entah mengapa Fazza hari ini sangat susah sekali untuk bangun, padahal ini bukalah hati weekend.
"Non bangun non" Kesekian Kalinya Bibi membangunkan Fazza.
Eughh...
Suara lenguhan itu tiba-tiba terdengar yang berasal dari Fazza. Gadis itu meregangkan otot-otot nya sebelum akhirnya mengerjakan mata yang langsung di sambut oleh sinar matahari pagi dari arah jendela kamar. Bibi tersenyum melihat Fazza yang akhirnya terbangun dari tidur lelapnya.
"Non di tunggui sama nyonya dibawah" Ucap bibi.
"Ngapain?"
"Bibi juga gak tau non. Tapi tadi bibi liat ada tamu yang lumayan rame"
"Tamu? Rame? Siapa?" Tanya Fazza terbelalak.
"Aduh bibi kurang tau non. Tamunya juga ada satu yang masih muda, seumuran non. Kayaknya itu saudara non ya?"
"Saudara?" Fazza masih belum paham dengan alur yang bibi ucapakan.
"Tamunya serame apa bi? Eee maksudnya berapa orang gitu, bibi tau gak?"
"Kalau bibi gak salah liat ada sekitar lima orang sih non"
"Lima orang kok rame sih bi" Fazza bergeleng kepala dengan terkekeh pelan. Bibi hanya diam dan menyengir kuda.
"Kalau gitu bibi pamit keluar ya non" Fazza mengangguk dan membiarkan bibi keluar dari dalam kamarnya.
Saat bibi telah keluar, Fazza bangun dari duduk ranjangnya dan berjalan keluar kamar, ingin melihat siapa tamu itu dari atas lantai dua.
"Siapa sih tamunya, masih pagi juga udah bertamu aja" Gumamnya.
Langkah kaki Fazza terhenti saat dirinya telah sampai pada pinggiran lantai dua yang di depannya adanya pagar pembatas. Matanya terbelalak lebar saat melihat adanya Arrasya di bawah sana bersama dengan satu orang lelaki muda yang sepertinya sang kakak dari Arrasya, kedua orang tuanya serta seorang perempuan cantik bak gadis Korea.
"ARRASYA?!" Ucapnya sedikit kencang hingga suaranya terdengar hingga lantai bawah, membuat orang yang di bawah sontak melihat ke arahnya.
Fazza spontan menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan melirik sekilas ke arah bawah. Salivanya ia telan secara kasar saat matanya menangkap banyak pasang mata dari mereka yang di lantai bawah. "Aduh denger lagi mereka" Rutuknya dalam hati.
"Fazza? Sini nak turun" Ucap sang Mama dari arah bawah.
"I-iya ma bentar" Jawabnya kemudian mengacir lari masuk ke dalam kamar dengan begitu sangat panik.
Arrasya yang melihat itu hanya diam namun menunjukkan senyuman evilnya kemudian di akhiri dengan kekehan.
"Itu calon Lo?" Ey berbisik pada Arrasya. "Yoii" Balas Arrasya santai.
Di kamar, Fazza begitu sangat panik. Gadis itu sejak tadi hanya bermondar-mandir ke sana kemari di dalam kamarnya dengan jari telunjuk kanannya yang ia gigitin.
"Aduh gimana ini. Dia beneran dateng lagi" Risaunya.
Huffttt....
Fazza membuang nafasnya kasar sebelum akhirnya bertekad masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
15 menit kemudian...
Fazza telah selesai melakukan ritual bersih-bersihnya juga telah mengenakan pakaian dress terbaiknya dengan warna putih polos. Fazza, gadis pemilik wajah baby face itu berdiri di depan kaca meja riasnya. Seberusaha mungkin ia membuat penampilannya serapi dan seelegan mungkin. Fazza tak ingin jika penampilannya akan di komentar lagi dengan cowo sialan itu, Arrasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESSIVE BAD BOY (END)
Teen FictionNikah dini karena perjodohan memang lah sudah biasa, tapi ini adalah kisah dua remaja yang melakukan pernikahan hanya karena di ambil first kiss? Bagaimana mungkin, sedangkan keduanya tidak saling mencintai. Akankah keduanya bisa menjalankan kehidu...