"Fazza ngidam ngelukis"
"Lah hubungannya sama gue?"
"Ya itu masalahnya, dia ngidam ngelukis di perut Lo"
Ey sontak terperanjat kaget. Yang benar saja, dia di suruh datang hanya untuk membiarkan perutnya di lukis oleh adik iparnya sendiri? Apakah dia kurang kerjaan dan Fazza yang sepertinya kurang healing? Kalau sudah adik ipar yang meminta dan tentu permintaan ini juga dari calon ponakannya, mau gak mau dirinya harus memberi izin Fazza.
Tak Tak Tak
Suara langkah kaki Fazza menuruni tangga terdengar jelas, wanita itu berjalan santai ke arah dua kakak beradik itu.
"Za, ngidam Lo gak ada yang lain?" Tanya Ey yang langsung di jawab gelengan kepala oleh Fazza sembari wanita itu duduk di sofa tunggal. "Boleh ya." Izinnya dengan memasang wajah baby face.
Ey menghela napas gusar. "Demi ipar dan calon ponakan, gue izinin. Tapi nih anak?" Ey menunjuk ke arah Arrasya.
"Arrasya mah pasti boleh, ya kan sayang?"
Arrasya bernapas gusar. Jujur, sebenarnya Arrasya tak rela melihat sang istri membiarkan dekat dengan kakaknya sekalipun kakak kandung, tetap saja dia cemburu. "Hmmm iya, demi anak kita biar gak ngences juga ntar kalo dah lahir" Tutur Arrasya.
"Yeay thank you sayang"
"Muach!" Fazza mencium pipi kanan Arrasya sekilas. "Yaelah ada gue disini juga" Ujar Ey memutarkan bola matanya malas.
Tak perlu membuang waktu, Fazza ternyata sudah membawa beberapa alat lukis dengan pensil warna yang untuk itu langsung dia lakukan melukis di atas perut Ey. Ey yang sudah bertelanjang dada pun hanya bisa pasrah duduk lemas di sofa, membiarkan Fazza melukis di perutnya. Wajah ceria bersinar tampak sekali pada wanita itu.
"Ya Allah mimpi apa gue semalem, punya ipar ngidam beginian?" Ucap Ey dalam hati.
"Kenapa gak perut aku aja sih by, kenapa harus bang Ey?" Decak Arrasya, mulai panas melihat Fazza begitu sangat dekat dengan Ey. Posisi Fazza sekarang sudah berada di samping Ey, sedangkan dia berada di sofa tunggal.
"Bosen liat perut kamu terus" Jawab Fazza dengan tangan yang masih lihai melukis dengan kuas di atas perut Ey.
"Dah lah keliatan banget Lo berdua rajin" Ujar Ey tiba-tiba.
"Bebas bro, dah nikah" Sombong Arrasya.
"Halah! Liat aja bentar lagi gue nikah sama Chelia"
"Ciahhh masih mau nikah, gue dong dah mau punya anak"
"Bac*t! Lo kebelet kawin"
Arrasya tersenyum seringai. "Emang. Kan gue mau ena-ena" Katanya.
Ey hanya diam dan bergeleng kepala. Sudah pasti kalah kalau dia terus meladeni Arrasya. Ey yang masih mau menjadi calon suami akan kalah dengan Arrasya yang akan menjadi calon Papa. Umur hanyalah angka, kenekatan membuat Arrasya berada di titik ini sekarang.
Satu jam berlalu, namun Fazza masih belum selesai melukis. Ey dan Arrasya telah menutup mata dengan rapat, begitu ngantuknya kedua kakak beradik itu.
"SELESAI!!!!" Ucap Fazza keras.
Ey dan Arrasya langsung bangun saat mendengar suara keras dari Fazza. Keduanya langsung melihat ke arah Fazza.
"Dah kelar?" Tanya Ey yang di angguki oleh Fazza.
"Cantik kan?!" Tanya Fazza saat Ey dan Arrasya mengarahkan mata pada perut Ey. Wajah girang terpasang jelas pada wanita cantik itu.
"Bbffttt ahahahahahahah"
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESSIVE BAD BOY (END)
Teen FictionNikah dini karena perjodohan memang lah sudah biasa, tapi ini adalah kisah dua remaja yang melakukan pernikahan hanya karena di ambil first kiss? Bagaimana mungkin, sedangkan keduanya tidak saling mencintai. Akankah keduanya bisa menjalankan kehidu...