21. Cinta?

1.8K 100 13
                                    

Di UKS, Arrasya langsung meletakkan istrinya di atas kasur. Cowo itu tak langsung mengambil minyak angin untuk membangunkan sang istri, melainkan menatap wajah sang istri dengan dalam kemudian meraup wajah kasar.

"Udah di kasih tau juga buat gak jadi petugas, kalo gini kan gue yang ribet anying!" Sungutnya kesal.

Arrasya benar-benar kesal terhadap istrinya yang tak ingin mendengarkan ucapannya. Fazza terus saja tetap kekeh pada pendiriannya agar bisa menjadi petugas meski kesehatan tubuhnya sedang tidak fit.

Arrasya berjalan mengambil minyak angin di dalam kotak P3K, kemudian ia berikan minyak angin itu tepat di hidung Fazza berharap bisa membangunkan gadis itu dari pingsannya. Selama beberapa menit Arrasya lakukan itu pada Fazza, hampir sempat putus asa sebab Fazza sama sekali tak memberikan tanda-tanda bahwa dirinya akan sadar.

Eughhh

Suara lenguhan itu terdengar secara tiba-tiba, Fazza membuka matanya dengan pelan untuk menyesuaikan cahaya lampu dalam ruangan. Arrasya sedikit menjauhkan dirinya dari Fazza dan menutup minyak angin itu.

"Pingsan kan Lo! Bandel banget di bilangin!" Seru Arrasya ketus pada Fazza yang baru saja sadar.

Fazza tak mengubrisnya, gadis itu terus mengerjabkan matanya, maybe masih belum pas dengan pencahayaan ruangan. Beberapa detik kemudian dengan pelan Fazza bangun dari tidurnya, hendak duduk di atas kasur. Arrasya peka akan Fazza yang ingin duduk, namun ia enggan untuk membantunya.

"Aku pingsan?" Tanya Fazza polos.

"Gobl*k! Pake di tanya lagi!" Sungut Arrasya. Berkat ucapan Arrasya yang sangat nyelekit di hatinya, Fazza hanya diam dan menundukkan dirinya. Kedua bahunya sempat naik secara bersamaan, kaget dengan suara lantang Arrasya.

"Mau kemana?" Tanya Fazza kaget saat tubuhnya di angkat oleh Arrasya keluar dari dalam UKS.

Arrasya sama sekali tak mengubris Fazza. Cowo itu dengan santai membawa Fazza keluar UKS dengan menggendong Fazza ala bridal style. Mereka berjalan menelusuri koridor, sempat melewati lapangan dimana upacara masih berlangsung, namun Arrasya tak acuh meski Fazza menutup wajahnya malu dengan apa yang Arrasya lakukan. Sedangkan guru serta murid yang melaksanakan upacara hanya diam dan bergeleng kepala, meski sebagian murid ada yang kaget dan tak terima dengan Fazza yang di gendong Arrasya.

"Turunin Sya, aku malu di liatin mereka" Ucap Fazza dengan wajahnya yang ia sembunyikan di dada bidang Arrasya.

"Lo gak telanjang, jadi gak usah malu" Balas Arrasya seadanya.

Dengan jalan yang santai Arrasya terus berjalan hingga akhirnya sampai di sebuah ruangan besar, yakni ruang pribadinya. Arrasya membuka pintu ruangan pribadinya dengan menggunakan kaki kanannya, ia tendang pintu itu hingga akhirnya terbuka lebar. Sengaja tak menggunakan tangan di karenakan tangannya masih dalam keadaan menggendong sang istri.

Arrasya membawa Fazza masuk ke dalam ruangan itu tak lupa pintu ruangan Arrasya tutup kembali. Fazza menelan salivanya kasar saat dirinya kembali masuk lagi ke dalam ruangan dimana dirinya sempat pingsan lama dan first kenal Arrasya.

Arrasya menjatuhkan Fazza di atas sofa. Seusai meletakkan Fazza di sofa, ia berjalan menuju lemari es untuk mengambil Fanta yang baru saja di beli oleh Natan beberapa hari lalu saat dirinya melakukan pernikahan dengan Fazza atas permintaan dirinya sendiri, sebab fanta di dalam lemari es benar-benar sudah habis stok.

Fazza hanya diam dan menyandarkan punggungnya di sofa seraya melihat lekat Arrasya yang santai meneguk minuman fanta itu, dengan jakun yang sangat menonjol naik turun membuat Fazza terus saja menelan salivanya susah payah.

Fazza gelagapan saat Arrasya sadar dirinya menatap, Arrasya berjalan ke arah sofa dan duduk tepat di sampingnya dengan kaki kanan ia naikkan ke atas kaki kiri.

"Apa, mau?" Tawar Arrasya menunjukkan Fanta. Fazza menggeleng cepat.

"Kalo susu mau?" Dengan cepat Fazza mengangguk cepat, karena bagaimana pun juga ia sangat menyukai susu, apalagi susu bendera.

"Susu putih apa coklat?"

"Coklat"

"Adanya putih"

Fazza cemberut. "Yaudah deh susu putih" Balasnya.

"Bentar" Ucap Arrasya kemudian meletakkan fantanya di atas meja lalu berjalan menuju lemari es.

"Nih." Arrasya memberikan sebuah susu kental manis.

"Apa ini?"

"Susu lah. Masa telur."

"Ambil." Lanjut Arrasya.

Fazza menggelengkan kepala. "Gimana minumnya, belum di sedih ih." Ucapnya.

"Minum aja gini."

"Gak enak. Kemanisan Arrasya."

"Ribet amat. Tinggal minum juga!"

"Tapi itu susu yang harus di buat pake air panas."

"Udah lah males. Gak jadi ngasih gue." Arrasya kembali berjalan menuju lemari es, dia mengembalikan susu kental manis dalam kaleng itu.

"Aku mau keluar" Fazza beranjak dari duduk sofanya dan hendak pergi keluar, namun dengan cepat Arrasya menarik paksa tangannya hingga membuat Fazza berhenti melangkah dan...

BRUK!

Fazza jatuh di atas tubuh Arrasya. Mata keduanya saling lempar pandangan dengan lekat tanpa berkedip sekali pun. Napas keduanya saling bertautan, sangat terasa hembusannya juga terdengar dari mereka suara saliva yang di telan kasar.

Beberapa menit kemudian keduanya tersadar dan langsung menyesuaikan posisi tubuh mereka, Fazza segera bangun dari tubuh Arrasya dan Arrasya segera memposisikan duduknya seperti semula.

"Jangan keluar" Ucap Arrasya seketika berubah menjadi cool.

"Kenapa?" Tanya Fazza.

"Kalo gue bilang jangan ya jangan. Sini duduk"

Fazza menurut. Gadis itu duduk di samping Arrasya namun enggan menatap Arrasya, sebab wajah Arrasya benar-benar sangat terlihat datar dan dingin.

"Gue mau nanya" Ujar Arrasya.

"Nanya apa?" Tanya Fazza lagi.

"Lo cinta gak sama gue?"

Arrasya mengernyitkan dahinya bingung. Ada apa dengan Arrasya, mengapa cowo ini tiba-tiba saja menanyakan itu pada dirinya? Apa benar cowo ini telah mencintainya? Oh tidak, itu tidak mungkin. Sangat MUSTAHIL!.

"Jawab!" Ucap Arrasya lagi dengan mata melihat ke depan, tak memandang Fazza.

"Kenapa kamu nanya itu?"

"Coba jangan balik nanya?!" Sungutnya menatap Fazza tajam.

"K-kalo cinta kenapa? Dan kalo gak cinta juga kenapa?"

Arrasya menarik napasnya dalam-dalam sebelum akhirnya ia buang secara kasar. "Gue bilang jawab! Gak usah balik nanya Fazza Graliend Calista!" Sungutnya lagi benar-benar kesal terhadap gadis di depannya.

Fazza tersentak kaget dengan penuturan Arrasya yang sedikit keras. Dengan enteng dan tanpa rasa bersalah cowo itu secara tak langsung telah mengketusnya.

"M-maaf" Fazza menundukkan kepalanya.

"Gue tanya sekali lagi, Lo cinta gak sama gue?" Tanya Arrasya untuk kedua kalinya.

•••

Hayooo kira-kira Fazza cinta gak ya sama Arrasya?🧐🥴

Kalau gak cinta gimana tuh?
Waduhhhhh😱

Kuy lah TUNGGUIN next chapter nya. Tapi sebelum itu ramein dulu lah, paling nggak komen lah minimal 5 komen hmmm.

POSESSIVE BAD BOY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang