41. Masa lalu

1K 69 7
                                    

CEKLEK

Arrasya membuka pintu kamar kemudian dia tutup kembali saat kakinya sudah melangkah masuk ke dalam kamar. Natan, Clay, Saskira dan Laura baru saja pulang setelah beberapa jam ke empatnya bertahan di rumah mereka.

Waktu masih menunjukkan pukul delapan malam tetapi Arrasya merasa bahwa dirinya sangat lah lelah, hendak pergi tidur lebih awal. Kaki panjangnya mulai melangkah naik ke atas kasur dengan Fazza yang telah terbaring di atas. Saat sepenuhnya tubuh Arrasya berada di atas kasur, dia langsung menidurkan dirinya dengan posisi memeluk tubuh Fazza. Fazza yang asik dalam sosmednya pun mendadak melupakan sosmed itu dan memilih memanjakan suami tercintanya. Dengan lihai tangan kanannya mengelus lembut rambut Arrasya.

"Kenapa, capek?" Tanya Fazza.

"Hmm iya"

"Yaudah bobo gih" Titah Fazza.

"Kamu gak bobo?"

"Belum ngantuk"

"Kenapa belum ngantuk?"

"Gak tau"

"Yaudah kalo gitu aku gak jadi bobo"

"Kenapa gitu ih?"

"Masa kamu aku tinggal bobo"

"Gak papa Arrasya. Kamu tidur aja duluan, aku tau hari ini kamu capek banget"

Arrasya tetap kekeh, ia sama sekali tak ingin tidur duluan. Arrasya bangun dari tiduran dan pelukan Fazza, ia mendudukkan dirinya di ranjang dengan menyenderkan punggungnya sebelum akhirnya ia membawa Fazza bangun dari rebahannya untuk bersandar di pundak kanannya.

"Kenapa kamu ih?" Fazza terheran dengan sikap aneh Arrasya yang tiba-tiba saja membawanya pada pundak kanan.

"Gak papa lagi pengen aja" Jawab Arrasya sembari mengelus-elus punggung tangan Fazza.

Kediaman secara tiba-tiba terjadi di antara keduanya. Arrasya dan Fazza tenggelam dalam tatapan mata kosong mereka yang memandang ke arah depan. Meski berdiam diri namun, tangan Arrasya tak henti-hentinya mengelus punggung tangan Fazza sedangkam Fazza masih stay dalam pundak Arrasya.

"Za" Panggil Arrasya. Fazza pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah Arrasya, tak bangun dari sandaran Arrasya tetapi hanya memutarkan kepalanya sedikit dengan dahinya yang menempel pada ceruk leher Arrasya. "Iya?" Jawabnya.

"Aku mau tanya boleh?"

"Tanya aja"

"Cowo tadi yang di rooftop siapa?"

Deg!

Fazza kaget dengan pertanyaan Arraysa. Benar-benar tak berpikir Samapi di sana, dia tak berpikir kalau Arrasya akan bertanya soal Dheyon secepat ini. Lalu harus dengan ucapan apa dirinya menjawab Arrasya? Haruskan dirinya jujur? Atau berbohong saja? Tetapi kalau berbohong pasti lambat laun akan terbongkar juga. Huh ya tuhan, harus apa Fazza sekarang?.

"Cowo?"

"Iya yang udah buat kamu luka gini"

Fazza kembali diam. Wanita itu sama sekali tak berani untuk membuka suara sehingga membuat Arrasya berkerut dahi terheran dengan Fazza yang sepertinya ragu untuk menjawab.

"Kok malah diam. Jawab dong"

"Kamu pasti kenal dia kan, gak mungkin kalau gak kenal kamu mau di ajak ke rooftop sama dia. Jujur sama aku, dia siapa?" Lanjut Arrasya.

Fazza tampak menarik napasnya dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan kemudian dia bangun dari pundak Arrasya dan duduk tegak tepat di depan Arrasya. Manik mata Arrasya tak bisa berbohong, cowo itu benar-benar sangat ingin tahu siapa cowo yang telah berani membawa Fazza ke rooftop.

POSESSIVE BAD BOY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang