"Kenapa Dheyon bisa ada di sekolah?" Gumam Fazza.
Sejak lima menit yang lalu Fazza terus melamun dengan memikirkan adanya sosok cowo yang sempat ia kenali secara tiba-tiba kembali masuk ke dalam kehidupannya. Waktu yang telah larut malam membuat Arrasya geram terhadap istrinya yang susah untuk di ajak tidur. Saat Fazza terus berdiam diri di kamar, cowo itu memilih menonton televisi ruangan tengah.
CEKLEK
"Belum tidur juga by?" Arrasya bertanya saat dirinya masuk ke dalam kamar dan melihat Fazza masih belum menidurkan dirinya di kasur.
Fazza yang tengah duduk di ujung kasur pun sontak melihat ke ambang pintu di mana Arrasya masih berdiri menutup pintu kamar dengan mengenakan kaos polos merah maroon dan celana panjang hitam.
"Belum" Jawab Fazza menggelengkan kepalanya.
Arrasya berjalan menghampiri Fazza dan memegang pundak kanan Fazza. "Kenapa belum? Bobo yuk, udah larut ini" Tukas Arrasya.
"Bobo ya, oke?" Ajak Arrasya lagi yang langsung di angguki oleh Fazza.
Bergegas Fazza menaikkan seluruh tubuhnya di atas kasur, meletakkan kepalanya pada bantal dan menarik selimut tebal berwarna putih bercorak bunga. Arrasya tersenyum simpul melihat itu dan dia pun juga turut naik ke atas kasur untuk ikut tidur tepat di samping Fazza.
"Kok langsung bobo sih" Gerutu Arrasya saat Fazza telah menutup matanya rapat.
"Tadi katanya suruh bobo, gimana sih kamu" Ujar Fazza memanyunkan bibirnya dengan mata yang kembali terbuka lebar.
"Iya emang. Tapi kan belum kiss night" Tak mau kalah dengan Fazza, sekarang Arrasya memanyunkan bibirnya bahkan wajahnya ia ubah cosplay menjadi bayi yang gemas.
Fazza tersenyum dengan hal itu, lantas ia langsung sedikit mengangkat tubuhnya untuk meraih dahi Arrasya.
Cup!
Cup!
Fazza mengecup dahi Arrasya dengan di akhiri kecupan di bibir. Begitu sangat senang Arrasya karena sang istri sudah tidak seperti dulu, yang masih ragu dan malu saat dirinya meminta cium.
Cup!
Arrasya pun tutur mencium Fazza, tetapi beda dari Fazza, ia menciumi seluruh wajah Fazza.
"Good night my wife" Ucap Arrasya tersenyum tak lupa mengacak-acak rambut Fazza.
"Night to my husband"
"I'm sorry buat hari ini" Lanjutnya menatap Arrasya.
Arrasya tersenyum dan mencubit pipinya pelan. "Iya sayang aku maafin kok. Aku juga ya" Tutur Arrasya yang langsung di balas anggukan mantap dari Fazza. Setelah itu keduanya langsung menutup mata untuk pergi tidur dengan Arrasya yang menjepit Fazza dalam pelukannya, sekarang kepala Fazza tersembunyi di dada bidang Arrasya dan tangannya yang melingkar di pinggang Arrasya.
•••
Kembali ke pagi hari. Matahari telah terbit dan bersinar dengan indah menyinari bumi dan seisinya. Di sebuah rumah minimalis milik pasangan suami istri Arrasya dan Fazza, keduanya tampak tengah melakukan sarapan pagi di meja makan dengan lauk ayam goreng yang telah Fazza siapkan.
"Nasinya tambah Sya?" Tanya Fazza.
"Enggak, udah kenyang aku" Jawab sang suami.
Selesai makan Arrasya tak lupa meminum susu buatan sang istri, dengan beberapa glekkan susu dalam gelas bening itu telah ludes habis.
Hueekk
Arrasya terkejut saat melihat Fazza yang tiba-tiba mual. "Sayang, kamu kenapa?" Tanyanya khawatir.
"Gak tau, tiba-tiba aku mual"
Huekkk
Fazza berlari mengacir ke dalam toilet dapur. Arrasya yang melihat itu pun langsung mengekori sang istri ke dalam toilet.
Sesampainya di toilet Fazza langsung berdiri di depan wastafel toilet, ia buang dengan susah payah muaknya di sana tak lupa keran yang ia hidupkan, sedangkan Arrasya terus memijat tengkuk leher Fazza dengan pelan.
Hueekkk
Hueekkk
Fazza terus mengeluarkan semua isi perutnya, berharap setelah ini rasa mualnya akan hilang. Saat di rasa sudah lebih lega, Fazza mencuci mulutnya dengan air dan langsung berdiri menghadap Arrasya saat cowo itu menarik bahunya.
"Kita ke dokter ya" Pinta Arrasya namun dengan secepat kilat Fazza menggeleng untuk menolak.
"Kalau kamu kenapa-kenapa gimana? Kita ke dokter sekarang" Arrasya menarik tangan Fazza namun kembali dengan secepat kilat Fazza menahan diri.
"Gak usah. Aku gak apa-apa Arrasya, gak usah khawatir gitu"
"Tapi tadi kamu muntah baby" Begitu terlihat wajah khawatir pada Arrasya.
"Aku gak apa-apa. Kamu tenang oke?"
"Bener gak apa-apa?" Fazza mengangguk.
"Yaudah hari ini kamu gak usah sekolah dulu"
"Ih jangan gitu. Dua hari yang lalu aku udah gak masuk, masa ini mau gak masuk lagi"
"Daripada kamu kenapa-kenapa? Udah kamu gak usah sekolah"
"Arrasyaaaa" Mohon Fazza memasang wajah baby face nya hingga membuat Arrasya tak tega. "Tapi kamu sakit loh sayang" Ujar Arrasya.
"Aku enggak sakit sayanggg" Geram Fazza.
Arrasya menarik napasnya dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan. "Oke kamu sekolah. Tapi kalau terjadi apa-apa sama kamu, kamu secepatnya kasih tau aku oke?" Dengan cepat Fazza mengangguk setuju.
Mengingat waktu yang terus berputar dan sebentar lagi jam belajar sekolah akan segera di mulai, keduanya bergegas menuju depan rumah untuk masuk ke dalam mobil tak lupa dengan sisa sarapan yang mereka bereskan terlebih dahulu.
•••
"Gue titip Fazza" Ucap Arrasya pada Clay di ambang pintu kelas Fazza. Sedangkan Fazza telah masuk ke dalam kelasnya menemui Naifa yang telah stay duduk di bangkunya. Untung saja saat mereka sampaindi depan kelas dan Fazza yang sudah masuk secara tiba-tiba Clay keluar kelas dan Arrasya langsung mencegatnya.
"Aman Ray"
"Jangan sampe Fazza kenapa-kenapa! Kalau sempat dia luka, Lo yang gue salahi!"
"Astaga Sya tega amat Lo. Iya-iya, gue jamin Fazza gak kenapa-kenapa"
"Possessive amat dah Lo" Lanjutnya.
"Ssstt berisik Lo beban ortu!" Rutuk Arrasya berjalan masuk ke dalam kelasnya.
"Siap si anak bungsu, minta apa-apa always di kasih. Gue yang harus nabung dulu baru beli cuma bisa diam" Tutur Clay saat mendengar penuturan Arrasya tadi. Kemudian ia langsung kembali melanjutkan jalannya keluar kelas untuk menuju toilet.
•••
"Kenapa Fazza bisa secantik itu sekarang?"
"Andai Lo tau Za kalau gue balik itu buat Lo" Lanjutnya.
Seseorang tengah bergumam sendiri di atas roof top sekolah di pagi-pagi begini. Duduk nyantai di bangku bekas hanya dengan di temani angin sejuk pagi.
•••
Siapa cowo itu?
Apakah kalian ada yang tahu?
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESSIVE BAD BOY (END)
Teen FictionNikah dini karena perjodohan memang lah sudah biasa, tapi ini adalah kisah dua remaja yang melakukan pernikahan hanya karena di ambil first kiss? Bagaimana mungkin, sedangkan keduanya tidak saling mencintai. Akankah keduanya bisa menjalankan kehidu...