54. Mertua idaman

944 58 3
                                    

Gedung putih bercampur cream dengan ruangan luas persegi, di penuhi dengan banyaknya barang perabotan seperti sofa, meja dan berbagai jenis vas dan bunga. Beberapa orang tampak duduk cemas di atas sofa dengan salah seorang dari mereka terus melihat ke arah lantai dua, lebih tepatnya sebuah pintu kamar di sana.

"Mah ini gimana?."

"Dari jam berapa Chelia begini?." Tanya wanita paruh baya itu.

"Jam tiga tadi."

"Kenapa kamu baru kabari mama jam segini Ey?." Tanyanya lagi dengan sedikit kesal, pasalnya anak pertamanya itu baru memberi kabar soal menantunya di pukul 6 sore.

"Awalnya Chelia gak gini mah, makannya Ey kira gak apa-apa."

"Assalamu'alaikum."

Suara berat datang dari arah luar rumah dan menampakkan sepasang kekasih dengan seorang wanita menggendong seorang bayi mungil dalam kain gendongan. Pasangan itu berjalan tergesa-gesa menghampiri Ey dan Reni di ruang tamu.

"Wa'alaikumsalam."

"Gimana ceritanya bisa sampe gini bang?." Tanya Arrasya.

Selagi paniknya Arrasya, Reni menghampiri Fazza dan hendak mengambil Gala dari Gendongan Fazza.

"Baru tidur Za?." Tanya Reni mengambil alih Gala yang masih lelap tertidur.

"Enggak mah, udah dari jam empat."

"Bang, gimana kak Cheli?." Tanya Fazza mendekat pada kakak ipar.

"Chelia di kamar."

"Gue tanya, gimana ceritanya bisa sampe begini?."

Cowo dengan nama lengkap Reyza Arkana Arfalienzo itu terlihat menarik napas dalam sebelum akhirnya menceritakan semuanya dari awal.

"Awalnya Chelia bilang ke gue kalo dia waktu pipis ada keluar lendir putih gitu, yaudah karena gue takut dia kenapa-kenapa langsung gue bawa ke rumah sakit. Sampe rumah sakit di periksa dan kata dokter Chelia keguguran."

Mulut sepasang kekasih itu seketika membentuk huruf O, tak percaya dengan apa yang di jelaskan oleh sang kakak.

"Sekarang kak Chelia dimana?." Tanya Fazza.

"Ada di kamar. Tapi pintu kamar di kunci dari dalam." Jawab Ey.

Fazza tak bersuara lagi, ibu dari Gala Vincent Arfalienzo itu bergegas pergi menaiki tangga menuju kamar untuk menemui Chelia, sedangkan Arrasya, Ey dan Mama Reni menunggu di ruang tamu.

•••

"Kak, ini aku Fazza. Kak Chel." Fazza mengetuk pintu kamar beberapa kali namun tak ada sahutan dari dalam.

"Kak Chel, buka pintunya bentar kak." Lanjutnya.

"PERGI! PERGI ZA PERGI!."

Suara teriakan keras keluar dari mulut Chelia si Salma kamar dan sempat membuat Fazza tersentak kaget. Suara Chelia benar-benar berteriak dengan keras dan serak. Fazza merasakan sekali betapa hancurnya Chelia hari ini.

"Kak Chel, please buka. Kak, jangan kayak gini dong, kita semua khawatir sama kakak."

Terhitung lima belas menit sudah Fazza mengetuk pintu namun tak kunjung di buka oleh istri dari Reyza Arkana Arfalienzo itu. Wanita itu benar-benar mengurung diri di dalam kamar dengan sesekali istri Arrasya mendengar adanya suara pecahan kaca dari dalam sehingga membuat Mama Gala panik gak karuan.

"KAK CHEL PLEASE BUKA!." Ucap Fazza sedikit keras.

CEKLEK

Salam hitungan detik setelah Faza bersikeras sedikit menyentak, pintu terbuka lebar dengan menampakkan Chelia yang memasang wajah kusut, rambut berantakan dan mata yang sayup, bengkak akibat air mata yang keluar tanpa henti.

POSESSIVE BAD BOY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang