"Kenal Fazza gak?"
"Kenal"
"Dimana kelasnya?"
"Di ujung dekat toilet. Dia kelas dua belas IPA 1"
"Oke thank you"
Dengan langkah kaki yang cepat seseorang berjalan menuju kelas Fazza setelah bertanya pada salah satu murid perempuan berambut pendek di koridor.
Matanya terus fokus pada depan pintu setiap kelas untuk melihat dimana kelas dua belas IPA 1. Setelah beberapa menit lelah mencari, akhirnya seseorang tersebut berhasil mendapat keberadaan kelas Fazza, ia pun berhenti tepat di depan ambang pintu.
"Ada Fazza gak?" Tanyanya pada salah seorang teman kelas Fazza saat orang itu berjalan keluar.
"Za ada yang nyariin" Ucap orang tersebut kemudian langsung pergi meninggalkan kelas dan seseorang tersebut.
Fazza yang tengah asik mengobrol dengan Naifa pun dengan berat hati harus memutuskan obrolannya dahulu untuk pergi menemui seseorang yang mencarinya. Untungnya Naifa dengan baik hati mengizinkan Fazza untuk menemui someone tersebut. Saat Fazza berada di depan pintu kelasnya seketika senyumannya memudar dalam hitungan detik ketika matanya menangkap sosok someone yang sempat ia kenal.
"D-Dheyon?" Kaget Fazza sedangkan seseorang yang nyatanya Dheyon itu tersenyum ke arahnya.
"Hai"
"Mau apa kamu cari aku?"
"Gue mau ngobrol empat mata sama Lo"
"Ikut gue" Tanpa aba-aba tangan kanan Fazza di tarik paksa oleh cowo itu hingga membuat si empunya kaget. Hendak melepas tetapi cekalan itu begitu sangat kuat sehingga membuatnya tak bisa berontak.
Terpaksa Fazza mengekori Dheyon menelusuri koridor hingga akhirnya mereka sampai di rooftop. Fazza yang merasa cekalan Dheyon sedikit memiliki napas sontak ia langsung melepaskannya kasar.
"Santai, gue gak bakal ngapa-ngapain Lo" Ujar cowo itu saat melihat raut wajah cemas Fazza.
"Kamu mau ngomong apa?" Tanya Fazza sedikit gemetar.
Lagi dan lagi Dheyon meraih tangan Fazza bahkan sekarang kedua tangan Fazza telah di genggamannya.
"Za, gue tau Lo pasti kaget kenapa gue bisa ada di sini bahkan sekolah di sini"
"Itu semua karena Lo Za, karena Lo" Lanjutnya.
Fazza berkerut dahi mendengar itu dan melepas paksa tangannya dari genggaman Dheyon kemudian mundur sedikit dari hadapan cowo itu.
"Karena aku?" Tanyanya bingung.
"Yeah karena Lo. Lo mau tau apa alasannya?" Fazza mengangguk mantap.
"Gue mau Lo jadi milik gue lagi. Gue kangen Lo Za. Gue rela pindah kota demi ketemu Lo dan bawa Lo ke kehidupan gue lagi"
Fazza tak percaya atas apa yang Dheyon katakan. Bagaimana mungkin cowo itu menginginkannya kembali, memiliki hubungan spesial dengannya lagi? Oh no! Itu tidak akan pernah terjadi untuk kedua kalinya, Fazza bertekad. Satu hal terbodoh yang pernah Fazza lakukan adalah mencintai sosok Dheyon pemilik hati kejam dan mementingkan kebahagiaan diri sendiri. Sudah cukup untuk Fazza mencintai cowo itu, sekarang dirinya telah di miliki oleh Arrasya yang tentunya jelas sangat jauh berbeda dari Dheyon. Meski Arrasya terkadang bertingkah sesuka hatinya, tetapi tak pernah sekali pun cowo itu membuat hati seseorang yang di cintainya terluka.
"Enggak. Aku gak mau balik sama kamu"
"Why Za?" Kaget Dheyon.
"Kamu gak kasian sama Zia? Dia masih butuh kamu" Tuturnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESSIVE BAD BOY (END)
Подростковая литератураNikah dini karena perjodohan memang lah sudah biasa, tapi ini adalah kisah dua remaja yang melakukan pernikahan hanya karena di ambil first kiss? Bagaimana mungkin, sedangkan keduanya tidak saling mencintai. Akankah keduanya bisa menjalankan kehidu...