58. Ngidam sate kerang

939 54 5
                                    

"Nih."

Wanita calon dari dua anak itu menyerahkan sebuah kertas undangan pada suaminya saat mereka sampai di rumah dan berada di dalam kamar. Sang suami yang tengah membuka pintu lemari hendak mengambil celana pendek boxer pun langsung mengurungkan niat, memilih melihat ke arah istri tercintanya.

Cowo kepala rumah tangga itu meraih kertas undangan dari tangan istrinya. "Apa ini?" Tanyanya.

"Undangan." Jawab wanita cantik yang tengah hamil itu.

Cowo dengan nama Arrasya itu langsung melihat ke arah undangan dengan membukanya dan membaca isi kertas tebal tersebut.

"Valine, Dheyon?" Lirih Arrasya kaget.

Arrasya sangat tidak percaya dengan apa yang dia baca di dalam undangan tersebut. Nama mantan pacar dirinya dan mantan pacar istrinya terpampang jelas di dalam undangan berwarna hijau tosca itu.

Arrasya dalam sekejab langsung melihat ke arah Fazza tanpa berkedip.

"Dheyon sama Valine? Mereka nikah?" Tanyanya yang langsung di angguki oleh Fazza.

"Ini beneran?" Arrasya memastikan.

"Beneran lah, ada undangannya masa boongan." Ujar Fazza terkekeh.

"Kok bisa?!"

Fazza menaikkan kedua bahunya. "Nggak tau. Udah ah aku mau mandi, ngapain juga mikirin alur cinta mereka." Katanya sembari masuk ke dalam toilet.

"Heh anak mu kids!" Ujar Arrasya.

"Jagain dulu bentar." Fazza menjawab dari dalam toilet dengan suara sedikit keras.

Arrasya tak bersuara. Cowo itu bergeleng kepala dan menghampiri anak laki-lakinya di atas kasur mungil milik anaknya, tengah bermain riang dengan sebuah mainan bunyi baby.

"Gala, kamu main apa nak?"

"Oh Gala main kerincingan. Gak papa lah, asal jangan mainin cewe ya nak." Lanjut Arrasya mengusap puncak kepala sang anak.

•••

CEKLEK

Setelah beberapa saat melakukan bersih-bersih di dalam toilet, wanita berumur 18 tahun itu berjalan keluar dengan mengenakan piyama merah. Tangannya dengan lihai mengeringkan rambut dengan handuk putih.

Langkah kaki wanita itu terhenti saat matanya tidak menangkap adanya sosok suami dan anak laki-lakinya. Dia mengernyitkan dahi hingga membuat kedua alisnya saling menyatu.

"Lah dimana mereka?" Gumamnya.

Bergegas dia menjemur handuk dan mengacir keluar kamar, berharap mereka ada di ruang tengah.

"Sayang, Gala..."

"Kalian dimana?"

Fazza sedikit berteriak di dalam rumah sambil menuruni satu per satu anak tangga.

"Sayang..." Panggil Fazza.

Kaki Fazza telah mendarat di lantai dasar, baru beberapa langkah berjalan di lantai bawah, dia kembali memberhentikannya saat matanya melihat Arrasya dan Gala tengah asik tiduran santai di karpet bulu lembut dengan sebuah handphone Arrasya pegang, memperlihatkan adanya sebuah kartun di layar handphone. Gala tampak tenang melihat kartun yang di perlihatkan oleh sang Papa untuknya dari dalam handphone.

Fazza bergeleng kepala dan tersenyum. Merasa lega karena kedua orang yang sangat dia sayangi sudah dia temukan.

"Ya ampun di panggilin dari tadi kok gak di jawab."

"Gak tau apa Mama khawatir." Lanjut Fazza dengan berkacak pinggang.

Arrasya sadar akan suara Fazza, lantas dia langsung bangun dari rebahan karpetnya dan melihat ke arah sang istri. Jejeran gigi putih Arrasya terlihat sangat jelas di mata Fazza, cowo itu menyengir bak kuda balap ke arah istrinya. Sedangkan Gala hanya diam dan tetap tertidur di atas karpet.

POSESSIVE BAD BOY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang