"Aku ngidam lagi" Ujar Fazza manja.
Belakangan ini Fazza sering ngidam seusai dua minggu ulang tahun Mama Reni. Kalian tahu, ngidam Fazza bukan lah ngidam sebuah buah mangga muda seperti ibu hamil pada umumnya tetapi, ngidam Fazza adalah ngidam yang sulit untuk di lakukan tanpa keikhlasan seorang Arrasya.
Beberapa hari lalu, Fazza ngidam meminta Arrasya untuk mengambil pisang tetangga, padahal Arrasya sudah mengatakan bahwa dia bisa membelikannya di minimarket, namun Fazza degil dan mengharuskannya mengambil pisang itu di jam sebelas malam. Kemudian empat hari lalu Fazza mengidam untuk melihat perut ABS Natan, awalnya Arrasya menolak tetapi karena desakan dari Fazza akhirnya cowo itu turuti. Dan kalian tahu, Natan mendapat tampolan keras dari Fazza karena ternyata perut cowo itu tidak ABS! Sebenarnya masih proses pembentukan. Dari situ Natan sedikit trauma dengan Fazza, saat bertemu pasti cowo itu Always sedikit menjaga jarak dari Fazza takut jika wanita itu akan menampol keras dirinya lagi.
"Ngidam boleh, tapi jangan aneh-aneh" Tukas Arrasya was-was.
Fazza memanyunkan bibirnya. "Is orang ini yang mau dedenya kok, bukan aku" Gerutunya.
"Hmmm yaudah-yaudah, kamu ngidam apa lagi sayang?" Tanya Arrasya lembut.
Fazza sontak tersenyum antusias, berharap ngidamnya kali ini akan di turuti lagi. "Ngidam kali ini gak susah dan aneh kok" Jawabnya.
"Iya, apa ngidamnya hmm?"
"Aku pengen ngelukis"
"Ngelukis? Itu aja?" Fazza mengangguk. Arrasya tampak girang, benar kata Fazza kalau wanita itu tidak mengidam aneh-aneh lagi.
"Oke, gampang itu. Kita pergi ke rumah lukis di samping bakery aja, deket. Mau kapan, sekarang? Ayo" Ucap Arrasya berantusias.
"Iya aku mau ngelukis, tapi bukan di sana"
"Lah terus?"
"Aku pengen ngelukis di perut bang Ey" Cemberut Fazza.
Arrasya sontak terbelalak, yang benar saja istrinya ingin melukis di perut Ey?. Apa tidak ada yang lain selain perut abangnya? Oh Fazza yang benar saja, ngidam mu ini sungguh aneh dan menyusahkan. Tetapi kalau sudah mengatakan ngidam tak mungkin Arrasya menolak permintaannya, takut kalau calon anaknya lahir dengan terus ngences.
"Ayy, yang bener aja masa di perut bang Ey? Kayak gak ada kertas buat lukis aja"
"Tapi aku pengen di perut bang Ey, kayak lucu gimana gitu"
"Apanya yang lucu astaga. Kalo begini mah lebih dari aneh dan au ah gak ngerti aku sama ngidam kamu"
"Oh jadi kamu gak suka aku ngidam? Kalau gitu guguri aja bayi ini, biar gak usah lahir. Suruh siapa kamu naruh dia di perut aku" Fazza dengan suara sedikit tinggi, berhasil membuat Arrasya syok. Untuk kali pertama Fazza berani berupa seperti itu padanya.
Arrasya yang tadinya duduk sangat berjarak dengan Fazza sontak langsung mendekat dan memegang kedua tangan Fazza. Oh ya mereka saat ini sedang berada di ruang tengah, duduk manis di sofa dengan di temani siaran televisi.
"Sayang, ngomong apa sih kamu?! Aku gak suka ya kamu ngomong gitu!" Sentak Arrasya.
"Aku juga gak suka kalo kamu gak nurutin permintaan aku"
"Aku bukan gak nuruti, tapi ngidam kamu itu aneh-aneh. Biasanya tuh ibu hamil selalu ngidam mangga muda, lah kamu ngidamnya yang nyolong pisang lah, liat ABS Natan lah, sekarang minta lukis di perut bang Ey lah. Besok apa lagi, makan nasi pake paku?" Jelas Arrasya kesal.
Fazza memutarkan bola matanya malas. "Kalo gak ikhlas buat nuruti aku yaudah gak usah. Gak jadi aku ngidam ngelukisnya."
"Oh ya satu lagi, aku bukan cewe yang harus ngidam mangga muda kalo hamil. Lagian ngidam orang beda-beda, gak harus semuanya ngidam mangga muda" Lanjutnya kemudian pergi beranjak dari sofa dengan perasaan kesal dan kecewa pada Arrasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESSIVE BAD BOY (END)
Teen FictionNikah dini karena perjodohan memang lah sudah biasa, tapi ini adalah kisah dua remaja yang melakukan pernikahan hanya karena di ambil first kiss? Bagaimana mungkin, sedangkan keduanya tidak saling mencintai. Akankah keduanya bisa menjalankan kehidu...