26. Terluka

1.9K 100 10
                                    

Arrasya dan Fazza telah kembali ke dalam kelas masing-masing. Masalah tadi dengan kepala dingin mereka selesaikan.

Tampak di dalam kelas Arrasya, seorang guru perempuan tengah berdiri di depan papan tulis , menerangkan sebuah pelajaran Matematika.

"Percuma di jelasin, gue gak bakal ngerti anying!" Sungut Natan dalam hati. Sejak tadi dirinya memang menatap ke arah papan tulis, namun hati dan pikirannya melayang kemana-mana.

Natan memang sangat tidak suka sekali pelajaran Matematika. Menurutnya matematika itu sangatlah rumit, lebih rumit dari mencari jarum dalam jerami. Sebenarnya ia tadi ingin sekali bolos dari pelajaran matematika ini, tetapi tidak ada pilihan lain, Arrasya tidak mengizinkannya untuk ke ruang pribadi sebab hari ini cowo itu ingin merasakan full belajar dalam kelas.

Sempat kesal terhadap sifat Arraysa yang mendadak berubah, namun mau tidak mau ia harus menurutinya lagi pula itu bukan ruangan miliknya melainkan Arrasya.

"Oke sampai di sini kalian paham?" Tanya guru tersebut.

"Paham pak"

"Natan paham?"

"P-paham pak" Bohongnya.

"Bagus. Sekarang kerjakan tugas halaman 93 nomor satu sampai empat, mengerti?"

"Mengerti pak" Balas seluruh murid bersamaan kecuali Natan dan Arrasya.

Bergegas seluruh murid membuka buku paket dan mulai mengerjakan soal yang di berikan oleh guru perempuan itu. Natan yang ikut membuka buku pun lantas langsung menulis soalnya ke dalam buku latihan, selesai menulis soal cowo itu tak mengisi jawaban. Beda dengan Arrasya, hari ini cowo itu begitu sangat rajin. Ia telah selesai mengerjakan tugas itu dalam beberapa menit, Laura dan Saskira di buat heran dengannya.

"Yakin bener tuh jawaban?" Tanya Natan curiga pada suami dari Fazza itu.

"Ya bener lah!"

"Masa?"

"Hmmm"

"Mana coba gue liat?" Natan merebut buku milik Arrasya dan ia letak di atas meja miliknya.

"Sialan, bilang aja mau nyontek Lo!" Sungut cowo itu memutar bola matanya malas, sedangkan Natan hanya diam dan terus menyalin jawaban milik Arrasya ke dalam buku latihannya.

"Tumben rajin?" Tanya Saskira yang duduk tepat di belakangnya.

"Keturunan bini namanya"

"Dih sok bucin Lo jamet!" Gerutu Saskira.

Sedangkan di kelas Fazza, hari ini kelasnya free. Jam kosong terjadi di kelas istri dari Arrasya itu. Seluruh murid di dalam kelas begitu sibuk dengan diri sendiri dan sebagian ada yang pergi ke kantin. Fazza begitu kalem di dalam kelas, gadis itu memilih menulis abstrak di dalam buku tulisnya dengan Naifa yang sejak tadi terus memperhatikan tulisan yang Fazza buat.

"Kamu pasti gabut banget, Za" Ujar Naifa yang di balas cengiran oleh Fazza.

"Oh iya aku lupa nanya sama kamu" Sambung Naifa.

"Nanya apa?" Fazza memberhentikan menulis dalam bukunya.

"Kamu pacaran ya sama Arrasya?"

"Iya. Kenapa?" Balasnya santai.

Fazza sangat santai menjawab sebab ia ingat dengan ucapan Arrasya bahwa ketika di sekolah dirinya telah berpacaran dengan Arrasya, namun ketika di rumah sebagai suami istri.

"Hebat banget kamu bisa dapeti Arrasya"

"Kenapa gitu?" Tanya Fazza heran.

"Ya karena kan Arrasya itu famous, terus banyak cewe-cewe yang suka sama dia. Dan yang terpenting dia itu bad boy"

POSESSIVE BAD BOY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang