13. Di terima?

1.3K 108 4
                                    

Hari ini hari Sabtu, dimana hari yang besoknya akan kedatangan weekend. Di hari terakhir sekolah dalam pekan ini, sekolah Hight School Grantacia tampak terlihat ramai dengan para murid yang berhamburan masuk ke dalam area sekolah.

Di kelas XII IPA 2, Natan, Saskira dan Laura terluhat berbincang ria di meja milik Saskira. Mereka begitu sangat antusias membahas sebuah topik yang dibawa awal oleh Natan. Bahas apa lagi kalau tidak membahas dua pasang teman mereka yang berbeda jenis, yakni Arrasya dan Fazza. Feeling Natan mengatakan bahwa keduanya tidak datang ke sekolah sebab mereka benar-benar melakukan pernikahan konyol itu.

"Tuh kan, udah hampir setengah delapan. Arrasya belum datang juga, berarti fiks dia beneran nekat" Natan menatap jam tangan miliknya.

"Jangan negatif thinking dulu. Siapa tahu Arrasya telat masuk" Laura menimpali.

"Gak mungkin Lau. Arrasya walaupun sering bolos, tapi dia gak pernah yang namanya telat"

"Udah-udah gak usah debat. Mending sekarang kita ke kelas Fazza aja, kita pastiin kalau Fazza udah datang" Ucap Saskira melerai. Pernyataannya di setujui oleh Natan dan Laura.

Ketiga bersahabat itu berjalan keluar kelas menuju kelas XII IPA 1, sebuah kelas tempat dimana Fazza menuntut ilmu.

Langkah kaki mereka berhenti saat mereka telah sampai di depan pintu kelas itu. Laura celingak-celinguk melihat ke arah bagian dalam kelas itu, melihat ada atau tidaknya keberadaan Fazza di sana.

"Gak ada" Ucapnya dengan kepala yang masih terus celingukan mencari Fazza.

"Eh maaf mau nanya. Fazzanya udah dateng belum?" Saskira memberhentikan seorang perempuan yang berjalan ingin keluar kelas. "Fazza? Belum ada datang tuh" Jawabnya.

"Oh belum ya. Yaudah makasih ya" Perempuan berambut sebahu itu tersenyum dan mengangguk sebelum akhirnya kembali melanjutkan langkah kakinya keluar kelas.

"Tuh kan beneran belum dateng" Tukas Laura.

Saskira tampak menghembuskan nafasnya kasar. Tangan kirinya ia letak di pinggang dan tangan kanannya letak di depan mulut dengan mulutnya yang menggigiti jari jempol tangannya.

"Kita ke rumah Arrasya?" Tanya Natan namun dengan secepat kilat Saskira dan Laura mencegahnya.

"Jangan! Pulang sekolah aja nanti. Sekarang kita sekolah dulu" Ujar Laura.

"Bener tuh" Ucap Saskira menimpali.

"Kelamaan!"

"Bilang aja Lo mau bolos!" Seru Laura yang malah mendapat balasan cengiran dari Natan.

"Suruh tobat deh cowo Lo Sas" Ucap Laura seraya pergi kembali ke kelas meninggalkan sepasang kekasih itu di sana.

Saskira hanya diam dan bergeleng kepala melihat tingkah kekasihnya itu.

"Udah ayo ah masuk" Saskira menarik tangan kanan Natan, berjalan masuk ke dalam kelas. Natan hanya diam dan pasrah, tubuhnya benar-benar di geret masuk oleh gadisnya.

Sedangkan di sisi lain...

"Assalamu'alaikum"

Suara ucapan salam terdengar secara tiba-tiba di tengah-tengah suasana tegang antara keluarga Arrasya dan Fazza. Mendengar ucapan salam itu sontak mereka semua melihat ke sumber suara.

"Papa?!"

GREP!

Secepat kilat gadis dengan nama lengkap Fazza Graliend Calista itu berlari menghampiri kemudian memeluk seseorang yang di panggilnya dengan sebutan Papa. Dengan sangat senang hati, sang Papa menerima pelukan hangat gadis semata wayangnya itu.

POSESSIVE BAD BOY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang