27. Yang terjadi

1.6K 99 5
                                    

"Sayang? Bilang sama aku, siapa yang udah berani giniin kamu?"

"Jujur sama aku Fazza" Lanjut Arrasya dengan suara lembut, ia sadar akan istrinya yang sebenarnya tidak bisa di kasari.

GREP!!!

Tanpa aba-aba Fazza memeluk Arrasya erat, air matanya keluar begitu deras saat telah berada dalam dekapan Arrasya. Arrasya semakin di buat syok melihat Fazza yang sepertinya sangat down.

"Tenang, kamu tenang ada aku disini" Tutur Arrasya sembari mengelus puncak kepala dan punggung Fazza.

"Aku takut Sya, hiks"

"Kamu gak perlu takut baby, kamu udah aman sama aku okey?" Arrasya menangkup wajah Fazza, terlihat jelas wajah trauma tampak di wajah gadis itu.

"V-valine"

"Valine yang ngelakuin ini ke aku" Lanjutnya secara tiba-tiba.

Dalam sekejab mata Arraysa terbelalak keluar, sungguh tak percaya dengan apa yang ia dengar dari Fazza. Valine yang melakukannya pada Fazza? Keterlaluan sekali gadis itu!.

"VALINE?!" Kaget Arrasya yang langsung di angguki oleh Fazza.

"Anj*ng!" Sungutnya dalam hati.

"Cerita sama aku sekarang, gimana awalnya dia bisa giniin kamu?" Geram Arrasya.

"Awalnya tuh aku ke toilet kan, terus-

Flashback On

Fazza yang berjalan santai baru saja keluar dari kelasnya, ia hendak menuju toilet karena dirinya merasa ingin buang air kecil. Lima belas kecil selesai membuang, gadis itu berjalan menuju wastafel, hendak mencuci tangan namun, tiba-tiba sebuah tangan muncul dan menjambak rambutnya dari belakang.

"Oh jadi ini PACAR-nya cowo bad boy" Ucap gadis dengan nama Valine dengan tangannya yang masih menjambak rambut Fazza dan menakan katan pacar.

"Awww, s-sakit" Ringis Fazza.

"Apa, sakit? Masa sih?"

"AWWW!" Ringis Fazza semakin kuat saat tangan Valine yang satunya mencekik leher Fazza. Valine tersenyum seringai melihat istri dari Arrasya itu kesakitan.

"Gimana, enak kan gak sakit?"

"Lepasin tolong"

"Oh mau lepas? Bisa aja"

BUG!

Valine memang melepaskan rambut Fazza dari tangannya dan leher, namun ia melepaskannya dengan cara menerantukkan kepala Fazza ke dinding, dahi Fazza dalam sekejab membiru sebab hantaman dinding yang kuat.

Fazza tergeletak tak berdaya di lantai toilet, namun sepertinya Valine belum puas untuk mengerjain gadis itu.

Ia menarik kerah baju Fazza hingga membuat si empunya tercekik. "Lo denger ya, rasa sakit Lo ini belum seberapa sama sakit hati gue karena Lo udah berani rebut Arrasya dari gue, PAHAM?!" Sentaknya sebelum akhirnya menyeret Fazza masuk ke dalam toilet kemudian ia siram Fazza menggunakan shower kecil yang terdapat pada toilet.

Baju Fazza basah. Dengan tawaan yang hebat Valine terus menyiram Fazza, sedangkan Fazza tak bisa berontak. Tubuhnya sangat lemah, di tambah lagi kepalanya terasa pusing akibat terantuk dinding dengan keras tadi.

"Bangun Lo, gak usah sok lemah!" Ketus Valine menampar Fazza saat dirinya melihat Fazza menutup mata.

"Hiks cukup" Rengek Fazza.

"DIEM LO! Gak usah nangis Lo cupu!"

PLAK!

PLAK!

PLETAK!

DUG!!

Tiga kali tamparan dari Valine untuk Fazza dengan tamparan terakhir begitu sangat keras di tambah lagi kepala Fazza yang di pukul dengan gayung toilet.

"Hiks sakit"

"Heh! Lo denger ya, Lo tuh gak pantes buat Arraysa karena yang pantes sama Arrasya itu GUE!!!"

"Gue gak akan buat hidup Lo bahagia,  GUE GAK AKAN RELA LO BAHAGIA SAMA ARRASYA!!!" Lanjutnya.

PLETAK!!!

Kesekian kalinya gadis itu menampar Fazza hingga pingsan dan berakhir mengeluarkan darah segar dari sudut bibirnya.

Valine tersenyum seringai melihat Fazza yang pingsan dan darah yang keluar mengalir. "Lo mati, gue party Coy!" Seru Valine sebelum akhirnya pergi keluar toilet.

Flashback Off

"Gitu ceritanya. Hiks aku takut" Fazza kembali memeluk erat Arrasya.

"Sialan tu cewe!"

"Kamu mau kemana?" Tanya Fazza kaget saat Arrasya melepaskan pelukannya.

"Ketemu Valine"

"Jangan"

"Why baby?"

"Di sini aja, aku takut" Arraysa menurut. Ia memilih untuk menetap bersama dengan sang istri, daripada menemui Valine untuk balas dendam. Ia sangat tahu bahwa Fazza sekarang sangat membutuhkan dirinya.

Arrasya mendudukkan dirinya di atas sofa dan meminta Fazza untuk menidurkan kepala di atas pahanya. Fazza menurut, gadis itu langsung mengambil posisi tidur di atas paha Arrasya.

"Sya?" Panggil Fazza.

"Iya, kenapa sayang?" Tanya Arrasya menunduk menatap Fazza yang tidur di atas pahanya.

"Dingin." Alibinya.

Arrasya yang khawatir langsung memeluk Fazza dengan erat. Gadis itu bersembunyi di balik perut dan baju Arrasya dengan kedua tangannya yang melingkar pada perut cowo itu.

"Masih dingin?" Fazza mengangguk pelan.

"Kita pulang, ya."

"Tapi masih jam pelajaran." Jawab Fazza.

"Kesehatan kamu lebih penting."

"Kita pulang sekarang, biar kamu bisa ganti baju." Lanjut Arrasya langsung membawa Fazza dalam gendongan bridal style nya.

Kaki cowo tampan itu mulai melangkah keluar ruangan menuju parkiran.

"Maafin aku ya, Sya" Ucap Fazza di tengah-tengah perjalanan menuju parkiran.

Arrasya menunduk sedikit, melihat ke arah wajah simetris sang istri "Buat apa? Kamu gak perlu minta maaf, ini bukan salah kamu" Arrasya mengelus pelan pipi Fazza.

"Mulai sekarang kamu harus aku temenin kemana pun kamu pergi, sekalipun itu jam belajar, oke?" Fazza mengangguk dan tersenyum.

"Makasih ya"

"Gak perlu bilang makasih baby, ini memang udah kewajiban aku buat ngejaga dan melindungi kamu" Tutur Arrasya dewasa.

•••

Next?

POSESSIVE BAD BOY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang