40. Perkara mimpi

1.2K 75 7
                                    

"Assalamualaikum"

Seorang cewe berucap salam dengan berdiri manis di depan sebuah pintu rumah minimalis milik seseorang. Cewe itu tidak sendirian, melainkan dengan beberapa teman dan satu pacarnya. Mereka semua terlihat masih mengenakan pakaian seragam sekolah dengan salah satu di antara mereka memegang tiga buah tas sekaligus, satu tas miliknya dan dua lagi tas milik si pemilik rumah.

Yah, mereka adalah Laura, Saskira, Natan dan Clay. Ke empatnya cekatan menuju rumah Arrasya dan Fazza ketika jam pulang sekolah tiba serta Arrasya yang telah mengirimkan alamat rumahnya.

"Wa'alaikumsalam" Jawab sang pemilik rumah dari dalam dan membukakan pintu untuk mereka.

"Masuk" Titah seorang cowo berparas tampan.

Ketika sang pemilik rumah telah mempersilahkan mereka untuk masuk, bergegas ke empatnya berjalan masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu.

"Fazza mana?" Tanya Saskira saat tak melihat keberadaan Fazza di ruang tengah.

"Ada di kamar. Gue suruh istirahat" Jawab Arrasya sembari duduk di sofa tunggal.

"Gimana ceritanya kok bisa masuk rumah sakit Fazza?" Tanya Natan.

Arrasya tampak menarik napasnya dalam-dalam dan membuangnya secara kasar. "Huffttt. Ini salah gue" Ujar cowo itu.

"Salah Lo? Maksudnya?"

"Gak salah gue sepenuhnya sih. Lebih banyak kan salah tu cowo kampret!" Sungutnya masih dendam terhadap Dheyon. Bagaimana pun juga ia tak ingin menyalahkan diri sepenuhnya, selagi ada Dheyon yang bisa di salahkan kenapa tidak? Pikirnya.

"Hah? Siapa?" Sahut Clay.

"Dheyon"

"Dheyon?" Tanya Natan menyipitkan mata dan langsung di angguki oleh Arrasya.

"Tu cowo bawa Fazza ke rooftop tadi di sekolah terus pas mau gue ajak Fazza pergi malah di tahan. Alhasil gue geram dan pukul tu anak, sekalinya tu anak bales eh malah kena Fazza" Jelas Arrasya.

"Gila. Beraninya dia bawa Fazza"

"Kok bisa ya Fazza mau di ajak sama cowok asing?" Tanya Laura bingung.

Mendengar itu tak ada balasan dari siapapun di antara mereka. Wajah Clay seketika gugup dan gelagapan saat matanya menangkap Arrasya menyorot tajam ke dalam manik mata hitamnya. Susah payah cowo itu menelan salivanya.

"Lo! Ini semua juga gara-gara Lo!"

"Udah gue bilang gue titip Fazza LOL!" Lanjut Arrasya murka. Wajah suami dari Fazza itu dengan sekejab berubah menjadi merah padam.

"S-sorry Sya gue lalai. Tadi gue ke toilet bentar, tapi tiba sampe kelas Fazza gak ada"

"Emang gak bisa di kasih amanah Lo!"

"Untung gue punya firasat kalo Fazza gak ada di kelas. Gue liat ke dalam kelasnya ternyata emang gak ada, gue tanya sama temen kelasnya katanya pergi sama cowo. Sialan lu Clay!" Sungut Arrasya.

"Ray udah jangan emosi. Clay juga pasti gak sengaja, dia juga butuh toilet kali. Gak lucu kalo dia keluar di celana" Tutur Natan.

"Tumben bijak" Cibir Laura yang langsung mendapatkan tatapan sinis Natan.

Arrasya tak menjawab. Cowo itu menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa dan menutup matanya rapat dengan tangan kanannya memijat pelipis hidungnya.

"Sekarang gimana keadaan Fazza?" Tanya Saskira.

"Udah mendingan. Cuma ya masih ada memar di mukanya" Balas Arrasya.

"Gak rawat inap?" Tanya Laura yang langsung di balas gelengan oleh Arraysa. "Lukanya gak terlalu parah, jadi gak harus rawat inap. Lagian kita baru aja sampe rumah sepuluh menit yang lalu" Jelas Arrasya.

POSESSIVE BAD BOY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang