CEKLEK
Pintu ruangan di buka dan menampakkan seseorang di sana yang berhasil mengundang senyuman di bibir mungil Fazza.
"Masih lemes?" Someone itu bertanya saat sudah berada di samping kasur rumah sakit Fazza, sedangkan Saskira memilih mundur ke belakang membiarkan keduanya berinteraksi sejenak.
Fazza menjawab pertanyaan someone itu dengan menggelengkan kepala sekali. Someone tersebut meraih sebuah kursi di samping kasur Fazza lalu dia dudukkan bokongnya di sana dengan tangan kanannya yang sudah memegang tangan Fazza yang tak di infus.
"Anak kita dimana?" Tanya Fazza.
"Masih di ruangan. Sebentar lagi di antar ke sini kok" Jawab Arrasya mengelus dahi Fazza.
"Kamu masih ngerasa sakit?"
"Sakit tapi gak terlalu."
"Makasih ya udah berjuang buat anak kita. Aku tau kamu bisa." Tuturnya.
Fazza mengangguk tersenyum. "Sama-sama sayang."
"Sya, Za. Anak-anak katanya mau ke sini" Tukas Saskira yang sudah duduk di sofa ruangan Fazza.
Arrasya mengalihkan pandangannya ke arah Saskira. "Yaudah datang aja." Jawabnya yang langsung mendapatkan anggukan dari Saskira.
"Mama sama Papa udah kamu kabari?" Tanya Fazza.
"Udah. Bang Ey juga udah."
"Kak Chelia ikut kan?."
"Ikut. Gak mungkin dia gak ikut." Fazza tersenyum sumringah.
"Assalamu'alaikum." Suara ucapan salam terdengar dari arah pintu ruangan, Arrasya, Fazza juga Saskira langsung melihat ke arah ambang pintu.
Di sana terlihat dua orang wanita baya, dua orang pria baya dan sepasang kekasih muda berdiri di ambang pintu sebelum akhirnya mereka berjalan masuk ke dalam ruangan dengan langkah kaki yang santai dan tersenyum bahagia.
Arrasya yang melihat kedatangan kedua orang tua dan mertuanya lantas langsung bangun dari duduknya untuk menghampiri mereka dan bersalaman.
"Ma, Pa" Sapanya. Tak lupa dengan Saskira yang ikut menyambut kedatangan mereka.
Seusai bersalaman, semuanya menghampiri Fazza di kasur.
"Sayang, Masha Allah Alhamdulillah. Gimana keadaan kamu sekarang Za?" Tanya Mama Reni.
"Alhamdulillah mah udah punya tenaga eheh" Cengirnya.
"Selamat sayang, anak kamu udah lahir" Sahut Mama Dian mencium dahi anak semata wayangnya.
"Makasih mah."
"Fazza! Avvv congrats dek, aku turut seneng dengan kelahiran anak pertama kamu" Chelia menyelusup di antara Mama Dian dan Mama Reni. Istri dari Ey itu memeluk erat tubuh Fazza yang terbaring di kasur.
"Thank you kak."
"Ahahaha anak kecil udah punya bayi sekarang." Ujar Papa Adim meledek yang di sahut tawaan oleh Papa Arry. Seisi ruangan sontak ikut tertawa mendengar ucapan Papa Adim. Ada benarnya juga Papa Adim mengatakan itu, sebab Fazza masih terbilang sangat muda. Harusnya dia masih menikmati masa mudanya dengan baru lulus SMA, tetapi ini dirinya sudah harus menjalankan hidup menjadi seorang istri dari pria tampan mantan bad boy sekolah dan sudah di karuniai seorang anak laki-laki yang tentunya dia dapat dari suaminya.
"Di mana baby nya Sya?." Tanya Papa Arry.
"Masih di ruangan pah."
"Ini ada Saskira di sini, yang lain mana?." Tanya Mama Dian yang teringat akan kehadiran Saskira di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESSIVE BAD BOY (END)
Teen FictionNikah dini karena perjodohan memang lah sudah biasa, tapi ini adalah kisah dua remaja yang melakukan pernikahan hanya karena di ambil first kiss? Bagaimana mungkin, sedangkan keduanya tidak saling mencintai. Akankah keduanya bisa menjalankan kehidu...