18. Masak bareng

1.7K 93 11
                                    

Pagi menjelang siang, dua anak muda yang sudah resmi menjadi pasangan suami istri itu kini berada di sebuah rumah minimalis, tak besar namun mewah. Dengan terdapat ruang tamu yang di lengkapi dengan televisi android, sofa, dan beberapa guci serta bunga hias terletak di setiap sudut ruangan. Kamar tidur terletak di lantai dua. Yah, rumah itu berlantai dua. Lantai satu di isi dengan ruang tamu dan dapur serta di belakang ada tersedia taman mini. Sedangkan di lantai dua terdapat dua kamar tidur dengan ukuran yang lumayan lebar, serta adanya balkon khusus mereka untuk bersantai.

"Letak dimana Sya?" Tanya seorang gadis yang terlihat sangat kesusahan membawa tas ransel serta kooper besar itu.

"Kamar lah"

"Kamarnya dimana?" Tanyanya lagi.

"Lantai dua"

Gadis itu melihat ke arah lantai dua. Matanya langsung menangkap dua buah pintu kayu berwarna cokelat pekat.

Huffttt. Ia menarik napasnya dalam-dalam kemudian ia buang secara kasar. Dengan susah payah ia berjalan menaiki tangga menuju sebuah kamar di atas sana, sedangkan sang suami sibuk bersantai di sofa dengan handphonenyabyang sudah dalam keadaan miring di tangan.

"Arrasya, kamar yang mana?" Tanya gadis itu lagi dengan suara sedikit keras. Gadis itu sudah berada di lantai dua, berdiri tepat di pinggiran pagar pembatas.

Arrasya yang tengah asik memainkan game pun langsung berdecak kesal. Dengan berat hati ia bangun dari duduknya dan menghampiri Fazza ke atas sana.

"Sini!" Serunya mengambil paksa kooper dan tas itu dari Fazza kemudian ia bawa masuk ke dalam sebuah kamar di sebelah kiri dekat dengan pintu balkon.

Fazza mengekori Arrasya dari belakang. Gadis itu berjalan masuk ke dalam kamar yang saat di masuki sudah di sambut dengan dinding yang berwarna putih bersih, kasur king size berseprai putih polos, sebuah televisi, lemari baju, meja rias, sebuah kamar mandi yang terletak di sebelah kanan serta adanya sofa dan meja.

Arrasya meletakkan barang-barang itu di dekat lemari yang cukup besar, kemudian ia menjatuhkan dirinya di atas kasur.

"Lo beresin dah tu baju" Katanya santai. Fazza menurut. Gadis itu meraih kooper hitam dan membukanya lalu mengambil satu per satu baju mereka untuk di masukkan ke dalam lemari.

"Ini beneran aku tinggal berdua sama Arrasya?" Gumam gadis itu sembari melihat rapi pakaiannya dengan mata yang sesekali melirik ke arah Arrasya yang sibuk dengan game onlinenya.

Dua puluh lima menit telah berlalu. Fazza telah selesai berberes, semua barang mereka telah tersusun dari di tempatnya. Kini jam telah menunjukkan pukul 12.00 wib. Waktu makan siang telah tiba, namun Fazza bingung harus makan apa dirinya dan Arrasya siang ini. Dengan keberanian dan tekad yang kuat, ia berjalan menghampiri Arrasya yang masih stay di atas kasur.

"Sya" Panggilnya, namun sayangnya Arrasya tak menyaut.

"Arrasya" Panggilan kedua dari Fazza sambil menggoyang kaki kanan Arrasya. "Ck! Paan?" Tanya Arrasya dengan mata yang masih fokus pada layar handphone.

"Udah waktunya makan siang. Mau makan apa, kita belum punya sayur" Katanya.

"Go food aja"

"Gak masak aja?" Tawar Fazza.

"Emang Lo bisa masak?" Tanya Arrasya sembari bangun dari rebahan kasurnya dan mematikan handphone.

Fazza memutar bola matanya malas. Ia sebal dengan Arrasya yang mengganggapnya remeh tak bisa memasak. Belum tahu saja Arrasya kalau dirinya pernah memasak daging steak dan itu di puji enak oleh kedua orang tuanya. "Kamu ngeremehin aku?"

POSESSIVE BAD BOY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang