59. Bayangin nikah?

832 46 10
                                    

"Gak ada niatan mau nikah Lo ngab?"

Cowo pemilik rambut lurus belah tengah itu tampak ragu menjawab. Ingin menggeleng namun sisi lain ingin mengangguk.

"Apaan, ngangguk apa geleng?" Ujar temannya lagi.

"Gak tau gue. Bimbang coy."

"Kenapa pula?"

"Ntah lah."

"Lo gak takut Laura di ambil orang?" Tanyanya.

"Pernyataan Lo gak gue jawab juga pasti Lo udah tau."

"Yaudah makannya nikah."

"Nikah gak segampang itu Nat."

"Harus ada persiapan yang matang." Lanjutnya.

Clay mengusap wajahnya pasrah. Saat ini dia bersama dengan Natan, duduk berdua di sebuah cafe di temani dengan remang-remang lampu hias cafe. Langit yang gelap dan sebuah bulan membuat malam hampir dini hari terasa sangat dingin dan hening. Clay dan Natan mengambil meja di pojok kanan, jauh dari tempat utama cafe.

"Lo kenapa jadi nanyain gue kapan nikah sih? Gak sadar Lo sendiri juga masih bujang?" Ujar Clay sadar akan pembahasan yang dibawa Natan.

"Ck! Iya gue sadar kali masih bujang." Natan berdecak.

"Tapi jujur gue juga pengen nikah. Malu gue sama Arrasya, sekolah satu angkatan tapi dia duluan yang nikah. Mana udah mau anak dua lagi." Lanjut Natan.

"Yaelah Nat. Arrasya kan nikah muda, dia nikah, jauh sebelum tamat sekolah."

"Ya gue tau. Tapi gue manusia normal Clay, juga pengen punya istri punya anak."

"Oh jadi Lo kira gue gak manusia normal?"

"Lah anjir gak gitu!"

"Yaudah kalau gitu caranya, besok lusa tunggu undangan pernikahan dari gue." Clay berucap dengan nada tinggi sebelum akhirnya beranjak dari duduknya dan meninggalkan Natan sendiri.

Natan menyapa kepergian Clay dengan perasaan heran dan berkerut dahi. Dia bingung mengapa Clay berubah menjadi cowok baperan? Dan apakah benar yang di katakannya kalau dia akan memberikan undangan besok lusa?

"Jingan. Tu anak beneran mau nikah secepat ini? Cuma gara-gara gue bilang manusia normal?"

"Gila. Baperan amat." Lanjutnya bergeleng kepala.

•••

"Sayang."

"Iya?"

"Kamu tu kok mau sih jadi istri aku?"

"Bukannya udah pernah aku jawab ya?"

"Aku mau jawaban yang lain."

Wanita cantik itu berkerut dahi. Tak mengerti dengan apa yang suaminya katakan.

"Iya, jawaban lain. Kenapa kamu mau jadi istri aku? Kenapa gak milih sama yang lebih ganteng dari aku?" Lanjut sang suami bertanya.

Saat ini pasangan pasutri itu berada di kamar tidur duduk manis di sandaran kasur. Beberapa menit yang lalu mereka baru saja sampai di rumah saat selesai memakan sate kerang. Sedangkan anak laki-laki mereka sudah tertidur dengan lelap di ranjangnya.

Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam namun, rasanya pasangan suami istri itu belum merasakan ngantuk.

"Iya karena aku suka sama yang jelek." Jawab sang istri dan berhasil membuat papa calon dua anak itu membelalakkan matanya. Arrasya bangun dari sandaran dan melihat lekat ke manik mata Fazza.

POSESSIVE BAD BOY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang