chapter 17

24.2K 2.2K 297
                                    

Typo bertebaran ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Typo bertebaran ⚠️

"Kalau kamu jadi senar gitar, aku nggak mau jadi gitarisnya. Karena aku nggak mau mutusin kamu"

---------------------------------------------------

P

onsel Ryu berdering berkali-kali namun tidak di gubris oleh pemuda itu, ia masih sibuk berkutat dengan beberapa berkas dipangkuannya.

Setelah dari apartemen, Ryu langsung diantar pulang oleh Shion. Pemuda itu bersikeras agar Ryu diantar olehnya.
Mau tidak mau Ryu pun menurut dan motor kesayangannya di ambil oleh orang suruhan Shion.

Ryu melirik ke arah handphonenya yang  berdering sejak tadi namun ia hiraukan, bahkan dia tidak melihat nama si penelpon. Mata Ryu menyipit pelan saat melihat nama yang tertera di sana.

"Shionnya Ryu?" Gumam Ryu membaca nama yang sedari tadi mengganggu waktunya. Ryu berdecak pelan, sepertinya pemuda tengil itu yang memasukan nomor telponnya di handphone Ryu.

"Alay banget namanya" Gumam Ryu dan menggeser ikon hijau.

"Apa?!" Tanya Ryu ketus

"Biasa aja babe jawabnya, lagi apa hm?" Sahut Shion membuat Ryu ingin sekali mencakar muka pemuda itu.

"Nggak penting gue matiin nih" Tekan Ryu membuat Shion berdecak kesal

"Oke oke besok aku jemput, nggak ada penolakan!"

Tut Tut

Setelah mengatakan itu Shion mematikan sambungan telepon sepihak, Ryu mendecak perlahan
"Yang nelpon siapa yang matiin siapa. Dasar Shiontai tengil" Gerutu Ryu sambil mengembalikan fokus pada file yang ada di pangkuannya.

Tok tok tok

Ryu menengok ke arah pintu kamar yang diketuk berkali-kali. la bingung

"Biasanya bunda langsung masuk nggak pake ketuk berkali-kali" Gumam Ryu dan bangkit dari sana.

"Lo?" Ryu menaikan sebelah alis, saat melihat orang yang tadi mengetuk pintu kamarnya, dia menatap Kenzo yang heran pemuda itu masih setia menampilkan raut datar.

"Lo di suruh turun, bunda mau ngomong" Setelah mengatakan itu Kenzo pergi dari sana tanpa mendengar jawaban Ryu

Ryu hanya mengangkat bahu acuh tak acuh. Dia berjalan menuruni tangga dan melihat kedua orang tuanya sedang duduk tenang di ruang tv.

"Kapan kalian pulang?" Tanya Ryu sambil duduk dihadapan kedua orang tuanya.

"Tadi malam sayang. Maaf ya, kami tidak mengabarimu kalo bunda sama ayah mau pulang" Ujar Airin

"lya sayang tadinya ayah sama bunda mau ngasih kejutan sama kamu tapi kami datengnya malem, jadi nggak jadi" cicit Alex
Ryu tersenyum paksa.

Airin dan Alex menatap Ryu khawatir, mereka takut Ryu marah. Karena mereka tau bagaimana sifat anaknya yang satu ini pasti marah jika kepulangan mereka tidak memberitahunya terlebih dahulu.

ARYUGA [BL] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang