ARYUGA [BL] ✓

chapter 45

Typo bertebaran ⚠

"Sahabat sebenarnya itu seperti bintang, kau hanya akan mengenali mereka saat kegelapan mendekatimu"

__________________________________

"S-Shion.." Gumam Ryu gugup

la berjalan sambil menunduk. sungguh, tatapan mata Shion membuatnya berasa di intimidasi. Pemuda itu benar-benar ber aura menyeramkan. Ryu merasa dirinya seperti seseorang yang kepergok selingkuh

Ryu jadi gugup sendiri, ia tidak berani mengangkat kepalanya. Dirinya menghindari tatapan Shion yang kini sedang melihatnya didepan sana.

"H-hai" Sapa Ryu kikuk, kini dirinya sudah berdiri di depan Shion. Bahkan ia masih tidak berani menatap mata pemuda itu.

Ia yakin, Shion sedang marah. Senggol dikit bacok, candaa..

Tapi Ryu yakin pemuda itu sedang marah, terlihat dari auranya pun berbeda jadi aura mistis gelap

Shion mencengkram tangan Ryu, pemuda itu langsung menarik tangan Ryu sedikit kasar dan buru-buru. Ryu hanya menurut, ia tidak tau apa yang akan di lakukan pemuda didepannya.

Brak

Dengan kasar Shion menendang pintu gudang, pemuda itu lalu memojokkan Ryu pada tembok dan mengurung dengan tubuhnya sehingga ia bisa melihat Ryu yang hanya sebatas dadanya.

"Jelasin" Tekan Shion sambil memegang dagu Ryu agar menatapnya.

Ryu menatap Shion takut. Sungguh, auranya benar-benar berbeda. la baru pertama melihatnya.

"Y-Yon, kan tadi motor gu-aku mogok, nah terus mau hubungin kamu malahan handphonenya lupa dibawa" Jelas Ryu cepat. la tidak ingin melihat Shion menjadi iblis didepannya.

Terdengar geraman marah dari pemuda itu. la menghela napas pelan dan melepaskan cengkramannya pada dagu Ryu

"Kata aku juga apa, biar aku yang jemput. Malah ngeyel" Kata Shion. Intonasi suaranya pun berubah lembut, pemuda itu bahkan langsung memeluk Ryu erat.

"Maaf, kan nggak tau kalau motornya bakalan mogok" Kata Ryu membalas pelukan itu tak kalah erat.

Entahlah, tapi dirinya merasa sudah jatuh hati pada Shion. Meskipun awal hubungan keduanya karena paksaan Shion, tapi lelaki itu berhasil membuat Ryu merasa dilindungin, di inginkan, bahkan seperti dianggap segalanya untuknya.