chapter 34

19.3K 1.9K 33
                                    

Typo bertebaran ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Typo bertebaran ⚠️


"Tak ada tempat untuk pengecut di sini."

---------------------------------------------------

Ryu turun dari motor Shion dan menyerahkan helm pada sang pemilik.
"Thanks Yon, lo balik juga sana" Ujar Ryu berterimakasih tapi langsung ngusir

"Nggak ditawarin mampir dulu gitu? kan masih kangen" Gumam Shion pelan"

"Udah sana mampirnya lain kali, gue mau nanam bunga" Ucap Ryu

"Yaudah aku pulang dulu" Ujar Shion tapi sebelum itu dia menyuruh Ryu mendekat. Ryu pun mengerutkan alis bingung tapi dia tetap mendekatkan diri pada Shion

Cup

Satu ciuman ditempatkan di kening Ryu yang dibalut plester.
"Cepat sembuh" Ujar Shion dan mulai menjalankan motornya meninggalkan Ryu yang masih mematung ditempat dengan hatinya yang berbunga-bunga

Ryu langsung berbalik badan dan mendapatkan Airin yang sedang terkekeh didepan pintu masuk.
"Eh bunda ngapain disitu? ngintip ya" Ujar Ryu dan mendekati Airin.

"Enak aja, bunda juga ada a-eh! kenapa jidat kamu?" Tanya Airin merubah raut wajahnya jadi khawatir. la pegang kening Ryu yang dibalut plester.

"Oh ini, tadi nggak sengaja aku jatuh disekolah terus kepalanya sedikit kebentur batu, tapi tenang kok cuman sedikit" Alibi nya.

Terdengar helaan napas dari Airin
"Lain kali hati-hati sayang. Walaupun itu luka kecil, bunda tetap nggak suka kamu luka gini" Ryu mengangguk dan tersenyum manis

"Nggak lagi, suer" Ujarnya sambil mengangkat dua jari membentuk hurup V.

"Yaudah sana masuk, ganti baju terus makan"

"Yaudah Ryu ke atas dulu ya" Sahutnya dan pergi dari sana.

***

Ryu mengelap keringat di keningnya. Ternyata menanam bunga di siang hari adalah pilihan yang tidak tepat. Panas dari cahaya matahari terasa menembus sampai ke dalam tulang-tulangnya.

Pemuda itu berkali-kali mengipaskan tangannya mencoba menghilangkan rasa panas.
"Hah gila-gila panas banget!" Keluhnya sambil menanam kembali bunga itu.

"Nggak boleh ngeluh, masa bolang kena panas gini langsung ngeluh sih" Gumam Ryu menyemangati diri sendiri.

Ryu bangkit dari jongkoknya, ia mengelap keringat yang berjatuhan. Pemuda itu menepuk-nepuk tangan agar tanah yang menempel di sana hilang.

"Oke tinggal kasih pupuk" Ujarnya semangat. la melangkah mendekati ruangan yang sengaja disediakan untuk berbagai peralatan untuk menanam. Ruangan itu terpisah dari rumah.

ARYUGA [BL] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang